⚠️ WARNING 17+ ⚠️YANG TAKUT DARAH ATAU SEMACAMNYA BISA DI SKIP AJA SCENE AWAL‼️‼️
Hai bestie!! Apa kabar😻
Capek banget part kemarin readers sama votesnya beda jauh🥲 Vote dulu jangan lupaaaa!!!
Yang jadi siders nanti disamperin Nayya🙏🏻
"APA?!"Terdengar bentakan dari seberang. Alex menghembuskan nafasnya kasar, ini salahnya. "Chat gue kenapa ga dibales?"
"Ga penting," ketus lawan bicaranya.
"Ra..." rengeknya. "Au ah, gue mau tidur. Awas ya, kalau lo ganggu lagi. Gue block nomer lo!" Selesai berkata demikian, sambungan telepon diputus sepihak.
Alex melemparkan ponselnya ke atas kasur dan mengusap mukanya kasar. Ia akhirnya ikut melemparkan diri ke atas kasur, merenungkan bagaimana cara meminta maaf kepada singa lapar.
***
"Any last request?"
"M-maaf kak, g-gue nggak bermaksud." Sebilah pisau melayang tepat di samping kanan kepalanya dan menancap di dinding belakangnya. Ketakutan menguasainya.
"Nggak bermaksud?" Si pelempar pisau tertawa meremehkan. "Nggak usah tegang gitu, lo udah tahu kan konsekuensinya?" Jari lentiknya terulur mengelus dagu korban pelan, dan kemudian menyusuri seluruh wajah orang di depannya yang babak belur. "Ada request bagian mana yang mau di sumbangin?" Senyum manis tercetak jelas di wajahnya.
Walaupun pencahayaan ruangan minim, ia dapat melihat jelas wajah orang yang sedang duduk di depannya pucat pasi. "Hey, kalau ditanya itu jawab." Ia melangkah maju mendekati sasarannya yang bergerak mundur sambil duduk.
Skakmat! Punggungnya menabrak tembok, itu artinya jalan keluar hanya ada di depan, kanan, dan kirinya. Dan mungkin jika ia nekat kabur, hanya namanya yang masih tersisa.
Seolah-olah membaca pikirannya, si pelempar pisau berucap demikian. "Tenang, gue nggak sekejam itu. Mungkin, cuma anggota tubuh lo yang hilang, bukan nyawa lo."
"Oke! Kesempatan terakhir mata atau hidung? Atau telinga lo boleh juga." Tangannya kembali terjulur mengusap wajah orang di depannya. Senyumnya semakin lebar, tampak seperti suasana hatinya sedang sangat bahagia.
Jengah, karena tak ada jawaban, akhirnya ia mengambil keputusan sendiri. "Oke! Say good bye to your ear." Dengan cepat ia mencabut pisau yang masih bertengger di tembok dari tadi, dan mengarahkannya ke samping kiri kepala sanderaannya. Lalu menebas telinga cantiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Ini bukan cerita dimana seorang gadis polos, cantik, lemah lembut yang menyukai seorang most wanted yang menjabat sebagai ketua geng motor. Bukan juga seorang gadis biasa yang mengejar seorang ketua OSIS yang terkenal dingin. C...