Maaf ya kalau typo bertebaran dan tanda baca yang nggak sesuai. Kalau mau ngasih saran bisa di kolom komentar yaaawww😉
~Happy Reading~
Suasana kelas 11 IPA 2 kembali tenang ketika guru pengajar memasuki kelas. Belum lima menit pelajaran berlangsung, Nayya sudah tak betah duduk diam di kursinya. "Psstt" Bisiknya memanggil Lovly dan Caroll yang duduk didepannya. Yang dipanggil hanya menoleh kebelakang.
"Mau ikut bolos ga?" Tanya Nayya
"Nggak ah Nay, kemarin gue barusan dihukum. Kan gak lucu kalau nanti kepergok guru terus dihukum lagi." Ucap Caroll
"Gue ikut!" Seru Lovly bersemangat. Jika soal presensi jangan ditanya lagi, pasti Ia yang presensinya paling bersih, hampir semuanya kosong. Ia lebih parah daripada Nayya jika soal bolos membolos, bahkan Ia pernah terancam tak naik kelas jika presensi terus seperti itu.
"Lo ikut gak, Bel?" Kini Nayya memutar badan menghadap kebelakang untuk bertanya kepada temannya itu.
"Mmmmm.... nggak deh Nay." Jawab Bella, Ia memang yang paling rajin diantara teman-temannya.
"Lo kaga ikut kan, Rey?" Tanya Nayya kepada gadis yang duduk disebelahnya
Pertanyaannya hanya dibalas gelengan oleh Reyna."Bu, Lovly pusing. Saya izin nganterin ke UKS ya bu?" Pinta Nayya, menjalankan rencananya.
Guru yang sedang mengajar pun menoleh "Ya sudah sana antarkan ke UKS. Tapi ingat setelah itu langsung kembali ke kelas."
Mendengar hal itu Nayya dengan sigap langsung memapapah Lovly yang sedang berakting layaknya orang pusing. Gadis itu memang harus diancungi jempol, karena aktingnya sangat meyakinkan.
Sesampainya di UKS mereka segera masuk ke salah satu bilik yang kosong. Sebenarnya mereka bisa langsung pergi ke gerbang sekolah, tetapi mereka ingin berlagak semeyankinkan mungkin. Siapa tau ada orang yang melihat aksi mereka dan melaporkannya kepada guru, bisa gawat kalau gitu.
"Lo kenapa malah rebahan disini anjir," seru Nayya melihat Lovly yang sudah rebahan diatas kasur UKS.
"Gue ngantuk, Nay. Lo bolos sendiri aja ya?" Balas Lovly sambil menguap
"Tau gitu kagak gue ajak bolos lo." Kata Nayya sambil menimpuk temannya dengan guling, lalu berjalan keluar UKS. Meninggalkan temannya yang sedang meringgis kesakitan akibat timpukannya, sendirian.
Cewek itu berjalan mengendap-endap menuju gerbang sekolah agar tidak ketahuan oleh guru piket. Sayangnya aksinya itu terlihat oleh sosok pemilik mata elang yang sedang mengamatinya dari depan ruang OSIS.
"Mau apa dia berjalan menuju gerbang?" Gumam sosok itu "tunggu dulu, bukannya itu Silhoutte." Lanjutnya ketika melihat segerombolan orang diluar gerbang sekolah.
"Shit, gue harus panggil Alex," ucapnya sambil mengambil benda berbentuk pipih dari sakunya.
"Hm, kenapa, Ngga?" Ucap seseorang disebrang, ketika telepon telah tersambung
"Silhoutte ada di depan gerbang sekolah," kata Rangga melanjutkan "dan Nayya baru berjalan ke arah sana."
Panggilan langsung dimatikan sepihak.
"Huft, capek. Mau bolos aja susah banget," ucap Nayya mengatur napas, karena sedari tadi Ia berlari menuju pos satpam, dikejar oleh guru piket. "Untung pak satpamnya gak ada, jadi gue bisa dengan gampang ambil kunci gerbang, deh." Gumam Nayya, lalu Ia segera bergegas membuka pintu gerbang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Ini bukan cerita dimana seorang gadis polos, cantik, lemah lembut yang menyukai seorang most wanted yang menjabat sebagai ketua geng motor. Bukan juga seorang gadis biasa yang mengejar seorang ketua OSIS yang terkenal dingin. C...