🍁 BAB 5 🍁

4.2K 518 20
                                    

"Are they my family?"

*****

Andrea membuka matanya ketika berasa ada suara dari bawah. Sepertinya ortu dan dua saudaranya sudah pulang.

Pukul 12 malam. Lama sekali mereka pulang. Lebih bagus jika tidak pulang.

Andrea keluar dari kamarnya. Dia memilih untuk menggunakan tangga. Dia turun dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara.

Dia baru saja di pertengahan tangga, tapi matanya dapat melihat sebuah keluarga yang sedang bercanda.

Sepertinya Azzura menunggu kepulangan mereka di ruang tamu. Dia dapan melihat selimut yang tergeletak di lantai.

Ahhh sepertinya mereka sedang membuka hadiah yang diberikan Azzura.

"Andrea."

Suara itu menghentikan langkah kakinya yang hendak kembali ke kamar.

"Ayo kemari. Apa kau tidak rindu pada mama? Sudah seharian penuh mama di luar rumah loh," ujar Adrina.

Andrea turun ke bawah dengan malas. Dia duduk sedikit lebih jauh dari keluarganya.

"Kau tidak memiliki hadiah untuk mama?" tanya Adrina.

"Tidak," jawab Andrea.

"Ckckck aku heran padamu. Uangmu sangat banyak tapi tak pernah membelikan sesuatu pada kami. Padahal aku sudah cukup baik menerimamu disini," sinis Amira.

"Karena itu aku tidak ingin mengeluarkan uangku untuk kalian yang hanga dengan TERPAKSA menerimaku disini. Aku juga heran padamu. Kenapa kau suka sekali mengejekku? Lebih baik kau tutup mulutmu itu," ujar Andrea.

"Andrea jangan ucapanmu. Amira adalah kakakmu." ujar Jackson.

Andrea bangkit dari duduknya. "Jika kalian bisa menerimaku setelah kuberi hadiah, besok akan kuberi kalian semua emas batangan."

*****

Pagi ini Andrea memilih sarapan di kamarnya sambil memandang jalan raya yang ramai. Kejadian tadi malam membuatnya tidak mood untuk keluar dari kamar.

Ceklek

Suara pintu yang terbuka mengalihkan perhatiannya. Adrius. Wahh sebuah keajaiban kakak tertuanya itu menginjakkan kaki di ruangan ini.

"Kau sudah selesai sarapan?" tanya Adrius.

"Ada apa memangnya? Kau ingin membawa piringku ke dapur? Oh betapa baiknya dirimu," ujar Andrea sambil menyerahkan piring bekas sarapannya.

"Aku kesini bukan untuk hal itu Andrea," ujar Adrius.

"Ahh sayang sekali. Tapi tunggu, kau mengatakan namaku. Wahhh apakah ini dirimu yang asli kak?" tanya Andrea dengan posisi berdiri.

"Andrea, jangan memancing emosiku," ujar Adrius.

Andrea terkekeh. Dia berjalan ke arah tempat tidurnya.

"Jadi apa tujuanmu kesini?"

"Mama ingin ke pantai bersama kita semua. Jadi bersiaplah," jawab Adrius.

Cuaca hari ini memang panas. Cocok sekali untuk berjemur di pantai. Namun sayangnya Andrea tak suka akan hal itu. Dia tidak suka terpapar sinar matahari.

"Aku tidak ingin pergi," ujar Andrea.

"Kenapa? Dulu kau sangat suka ke pantai. Bahkan kau memiliki banyak koleksi bikini yang cocok untuk ke pantai. Apakah tubuhmu tak seindah dulu?" cemoh Adrius.

Who is the real Antagonist?[END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang