🍁 BAB 9 🍁

3.5K 431 24
                                    

"Kenapa selalu aku yang disalahkan?"

*****

Andrea merebahkan badannya. Otak dan tubuhnya benar-benar lelah hari ini. Bayangkan saja, dia yang suka fisika harus belajar mengenai psikologi.

Tok tok tok

"Kak, bisakah aku masuk?"

"Ada apa?" tanya Andrea sambil membuka pintu.

Azzura menggigit bibir bawahnya. Keberaniannya menghilang saat melihat tatapan tajam Andrea.

"Kau bisu? Mulutmu masih berfungsi kan?" tanya Andrea.

"Mmm tadi aku ingin menanyakan sesuatu, tapi .... lupakan sajalah," ujar Azzura.

Azzura segera pergi dari hadapan Andrea.

"Gadis aneh."

*****

Andrea menuruni anak tangga dengan ponsel di tagannya. Sore ini hanya ada dirinya dan Azzura di rumah.

Andre pergi bersama temannya. Ortunya yang menghadiri acara perusahaan. Adrius dan Amira masih belum pulang kerja.

Andrea yang tadinya fokus pada ponselnya, menjadi teralih ke Azzura.

"AZZURA."

Andrea bergegas mendekati Azzura. Gadis itu sangat ceroboh sekali. Tangannya melepuh karena ulahnya yang ingin menuangkan air panas.

"Kau sudah gila ha?!" sentak Andrea.

Tiba-tiba badan Andrea didorong kebelakang saat dirinya ingin mengobati Azzura.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA ADIKKU?"

Amira yang baru pulang bekerja, menjadi emosi ketika melihat adiknya terluka.

Andrea bangkit dari posisinya. Wajahnya berubah menjadi suram hanya dalam hitungan detik.

"Aku tidak melukai Azzura," ujar Andrea.

"Kau pikir aku akan percaya? Ini bukan pertama kalinya kau melukai Azzura, dan kau masih ingin menyangkalnya," ujar Amira.

"Ada apa ini?"

Jackson, Adrina, Adrius, dan Andre datang dalam waktu yang bersamaan.

"Amira apa yang terjadi?" tanya Jackson.

"Perempuan gila ini telah melukai Azzura," jawab Amira sambil menunjuk wajah Andrea.

"Ya ampun Azzura. Kenapa tanganmu bisa menjadi seperti ini sayang?" tanya Adrina khawatir.

Amira berdiri di hadapan Andrea. Keduanya sekarang menjelma menjadi singa yang siap menyerang satu sama lain.

"Kau memang anak yang tak tau diuntung. Kau harusnya berterima kasih karena kami sudah menerimamu disini. Tapi sekarang kau malah melukai Azzura. Ck kau memang tetap akan menjadi antagonis," ujar Amira.

Andrea berusaha tenang. Jika dia lepas kendali, maka Amira akan kehilangan nyawa sekarang.

"Sudah kukatakan padamu. Aku tidak menyakiti Azzura," ujar Andrea sambil menekan setiap kata yang dia ucapkan.

"Kau itu anak tak tahu malu, tidak punya etika, selalu mengemis pada semua orang agar memperhatikanmu. Ck aku sangat kasihan padamu," sinis Amira.

Amira menjauhkan tubuhnya.

"Andrea, kau akan dihukum karena tindakanmu ini. Kau tidak akan mendapatkan uang jajan dan kau tidak boleh keluar rumah. Mulai besok kau daring. Tidak boleh membantah,"

Who is the real Antagonist?[END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang