🍁 BAB 10 🍁

3.5K 437 5
                                    

"Andrea yang dulu sudah tidak ada."

*****

Andrea bangun dari tidurnya. Dia menatap wajah kusamnya di cermin. Matanya bengkak karena menangis.

Andrea mencuci mukanya sebentar. Dia memandang wajahnya yang basah karena air di depan cermin kamar mandi.

"Menjadi antagonis tidak terlalu buruk."

"Andrea, dimana dirimu?"

"Aku di kamar mandi. Tunggu sebentar."

Andrea keluar dari kamar mandi. Dirinya disambut dengan senyum Andre. Laki-laki itu mendekatinya dan mengacak rambut pirangnya.

"Rambutku sudah berantakan dan kau semakin membuatnya berantakan," dengus Andrea.

"Kau terlihat menggemaskan," ujar Andre.

Andrea salah tingkah karena senyuman manis kembarannya itu.

"Berhenti tersenyum. Kau terlihat jelek," ujar Andrea.

"Benarkah?" goda Andre.

Andre memajukan badannya. Dia semakin memperlebar senyumannya hingga gigi rapinya terlihat.

Andrea meninju pipi kanan Andre. Dia kesal karena lelaki itu tak menurutinya.

"Kenapa kau memukulku?" tanya Andre sambil memegang pipinya.

"Sudah kukatakan agar tidak tersenyum," jawab Andrea.

"Ya ya ya. Ah aku tadi datang kesini ingin mengajakmu jalan-jalan," ujar Andre.

Andrea berjalan ke meja belajarnya, "aku tak bisa. Tugasku sangat banyak."

Andrea berpura-pura membaca buku dan menulis. Dia sangat malas untuk keluar rumah saat ini.

Andre berjalan mendekati gadis itu. Tangannya bergerak menutup buku tebal tentang psikologi itu. Andrea menatap tajam yang dibalas senyuman konyolnya.

"Aku tak ingin pergi bersama atau tidak tanpamu saat ini," ujar Andrea.

"Oh ayolah Andrea. Cuaca hari ini sangat bagus untuk hug out. Bagaimana jika kita pergi ke taman kota? Kau dulu sangat senang pergi ke tempat itu," ajak Andre.

"Tidak," ujar Andrea singkat.

"Ayolah, sebentar saja. Aku sangat bosan disini," bujuk Andre.

Andrea tak menghiraukan kembarannya itu. Dia memasang earphone kesayangannya.

Tiba-tiba dia merasa tubuhnya melayang. Andre menggendong tubuhnya ala bridal style. Andrea memandang Andre dengan tajam.

"Turunkan aku sekarang juga," perintah Andrea.

"Tidak akan. Kau tak bisa kuajak dengan cara lembut. Jadi, aku terpaksa menggunakan cara ini," ujar Andre.

"ANDRE, LEPASKAN AKU SEKARANG," Teriak Andrea.

Andre tak mendengar teriakan gadis yang ada di dalam gendongannya ini. Andre berjalan keluar kamar itu.

Mereka turun menggunakan lift. Jika boleh jujur, tubuh Andrea lumayan berat.

"Kalian ingin kemana?"

Andre berhenti ketika mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Jackson.

"Kami ingin pergi keluar," jawab Andre.

"Lalu kenapa kau menggendong Andrea? Dia tak lumpuh kan?" tanya Adrius.

"Kau juga pernah menggendong Azzura. Dia tak lumpuh kan?" tanya Andre balik.

"Turunkan aku sekarang juga, atau kau akan kubunuh," bisik Andrea.

Who is the real Antagonist?[END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang