🍁 BAB 32 🍁

2.4K 302 43
                                    

"Aku berharap, di sana kalian bisa menjadi lebih baik lagi. Ingatlah, kalian akan tetap aku berada di hatiku."

*****

Andrea sama sekali tidak bisa tidur. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, tapi, matanya tidak ingin tertutup.

Andrea memilih untuk ke balkon kamarnya. Malam ini langit tampak indah. Bulan purnama bersinar terang ditemani oleh bintang-bintang.

"Kau belum tidur?"

Andrea menoleh ke belakang. Dia tersenyum tipis saat Andre datang menemuinya.

"Aku tidak bisa tidur," jawab Andrea.

Andre berdiri di samping kembarannya itu. Keduanya sama-sama menutup mulut. Tidak ada yang ingin memulai percakapan.

"Kupikir kau marah padaku." Andrea membuka suara.

Andre terkekeh, "untuk apa aku marah?"

Andrea menghela napas. Walaupun tidak marah, Andre pasti kecewa padanya.

"Sejak awal aku sudah merasa aneh denganmu. Sikapmu dengan dia bertolak belakang. Aku mencoba menyingkirkan pikiran negatif yang selalu muncul. Tapi, semua dugaanku benar. Aku ingin marah sebenarnya. Tapi untuk apa? Semuanya sudah terjadi. Aku juga berterima kasih padamu karena telah menyelesaikan perselisihan diantara kami."

Andrea terdiam. Jadi selama ini Andre sudah tahu. Tapi, laki-laki itu berusaha untuk menyangkal.

"Jadi .... kau akan kembali?" tanya Andre.

"Entahlah. Aku tidak tahu caranya kembali ke ragaku yang asli," jawab Andrea.

"Apapun keputusanmu, aku akan mendukungnya. Lagipula, ini memang bukanlah tempatmu. Keluargamu pasti merindukanmu."

*****

Andrea merasa bingung sekarang. Saat ini dia berada di sebuah ruangan kosong yang luas dengan dinding bercat putih.

Seingatnya, dia tadi tidur di kasur. Kenapa dia bisa ada di sini? Apa seseorang mencurinya?

"Hai, Andrea."

Andrea terkejut melihat seorang wanita bergaun emas di depannya.

Wajahnya berbeda dengan wanita yang terakhir kali dia lihat di apartemen.

"Kau pasti bingung. Wanita yang kau lihat sebelumnya adalah kakakku," ujar wanita itu.

What?

"Aku minta maaf. Kakakku itu memang suka sekali melakukan eksperimen pada manusia."

Andrea memegang kepalanya yang tampak mulai pusing.

"Apa kau sudah membuat keputusan?" tanya wanita itu.

"Keputusan apa?" tanya Andrea balik.

"Apa kau ingin kembali atau ingin tinggal disini?"

Andrea diam. Dia sebenarnya bingung. Ini bukanlah tempatnya. Tapi, dia tidak tega meninggalkan Andre.

Andrea menghela napas, "aku akan kembali setelah menyelesaikan pekerjaanku."

Who is the real Antagonist?[END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang