🍁 BAB 18 🍁

3.3K 426 78
                                    

"Aku akan mencoba menjadi kakak yang baik untukmu."

*****

Andrea belum juga tidur. Jam sudah menunjukkan pakul dua belas malam, tapi matanya tidak ingin tertutup.

Andrea memandangi jalanan yang lumayan sepi. Hanya ada beberapa mobil yang berlalu lalang. Andrea hanya duduk dan diam tanpa mengeluarkan ekspresi apapun.

Andrea memilih untuk keluar kamar saat dirinya merasa haus. Dia turun ke bawah bertepatan dengan pulangnya keluarga yang tak dianggapnya itu.

Andrea dapat melihat Amira yang tersenyum sinis padanya. Dia tahu kalau kakaknya itu sangat senang melihat dirinya ketika diabaikan. Matanya beralih ke Andre. Laki-laki itu memasang raut wajah bersalah.

"Andrea," panggil Jackson.

Andrea menaikkan alis kanannya.

"Kami minta maaf karena tidak mengajakmu makan malam," ujar Jackson.

Andrea tak memberi respon apapun. Dia hanya memasang wajah datasnya saja.

"Kami tidak bermaksud untuk tidak mengajak kakak. Hanya saja, kami...lupa." ujar Azzura.

"Tak masalah. Tanpa kalian, umurku tetap bertambah," ujar Andrea.

Adrian mendekat ke arah putrinya itu. Dia memegang kedua tangan Andrea dan memandang gadis itu dengan lembut.

"Mama minta maaf. Besok, mama akan meluangkan waktu untuk makan malam denganmu sebagai ganti hari ini," ujar Adrina.

Andrea melepaskan genggaman Adrina. Dia menatap enam manusia yang ada dihadapannya dengan tatapan kecewa.

Kenapa mereka harus melupakan dia disaat hari penting ini datang? Kenapa salah satu dari mereka tidak menyinggung dirinya? Kenapa mereka terus melupajannya, mengabaikannya, mengasingkannya?

*****

Andrea menutup pintu kamarnya dengan kasar. Dia melempar semua buku pelajarannya ke sembarang arah.

Andrea mengacak-acak rambutnya. Dia menangis dengan keras sambil memukul dadanya.

Kenapa di sini dia harus selalu merasakan sakit? Apakah gadis pemilik tubuh ini dulunya selalu disakiti?

Ceklek

Pintu kamarnya dibuka oleh seseorang. Andrea tidak mempeduliakan h itu. Dia hanya diam dengan air mata yang mengalir.

"I am sorry."

Andrea tahu siapa pemilik suara itu. Orang yang juga bertambah umur hari ini.

"Harusnya aku menghubungimu tadi," ujar Andre.

Andrea tak memberi respon apapun. Andrea mengambil sebuah gantungan kunci berbentuk bintang dari saku celananya.

"Ini hadiah dariku. Selamat bertambah umur juga kembaran ku. Wish you all the best," ujar Andre.

Andrea hanya menoleh sekilas. Andre tersenyum. Dia mendekat ke arah gadis itu dan memeluknya dari depan.

Who is the real Antagonist?[END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang