Ini aneh. Sudah dua hari Miko tidak mengabari Milka. Semua pesan dan panggilan Milka tidak dibalas.
Milka berusaha untuk berpikir positif. Mungkin Miko sedang sibuk dengan pekerjaannya. Namun, biasanya Miko selalu menghubunginya minimal sehari sekali meskipun jadwalnya sedang padat.
Dan biasanya, Miko tidak akan menghubungi Milka ketika sedang terjadi sesuatu. Seperti saat Miko sakit sehabis pulang dari Bali.
Hal itu lah yang membuat Milka khawatir kalau Miko tidak mengabarinya.
Milka coba menghubungi Miko lagi melalui panggilan telepon. Sampai dering terakhir masih tidak dijawab.
"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi."
Setelah melamun beberapa saat, Milka memutuskan akan mengunjungi apartemen Miko setelah pekerjaannya selesai.
Milka kembali terfokus pada dokumen-dokumen mengenai biaya produksi dan distribusi brand apparel miliknya.
Ketukan di pintunya membuat Milka menoleh, menampilkan Miko yang terlihat sangat berantakan. Kelopak matanya yang berwarna hitam, tatapannya yang sayu serta rambut yang acak-acakan membuat Milka langsung menghampiri kekasihnya itu.
Begitu Milka mendekat, Miko mendekap gadis itu dengan erat, sangat erat sampai Milka tidak bisa bergerak. Milka berniat untuk melepas pelukan Miko, tapi ia urungkan niatnya saat dia merasakan pundaknya basah.
"Miko?"
"Milka nggak akan ninggalin Miko, kan?" tanyanya dengan suara yang lemah.
Milka memang bingung dan tidak tahu apa yang terjadi, tapi Milka akan berusaha untuk selalu berada di samping Miko. Tangan kecil Milka menepuk-nepuk bahu balakang Miko.
"Iya, Milka nggak akan ninggalin Miko."
Rabu, 4 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Vex
Short Storyvex /veks/ (v.) make (someone) feel annoyed, frustrated, or worried, especially with trivial matters. [Book Two of #ChessyCringeSeries] 2021 © teenymeow