Sekarang Milka berada di lorong rumah sakit dengan berpakaian penuh hitam. Ia dan Miko baru saja menyelesaikan upacara pemakaman Ayah Emilio. Miko berada di dalam ruangan ICU untuk menemani Bunda Emilio yang terbaring koma.
Alasan kenapa Miko tidak menghubunginya selama dua hari penuh adalah karena kedua orangtuanya kecelakaan dan berada di kondisi sangat kritis.
Miko sangat terpukul dengan kepergian ayahnya dan kondisi bundanya meski mereka tidak mengalirkan darah yang sama. Miko diadopsi oleh Pasangan Emilio yang tidak bisa mempunyai keturunan. Meski begitu, Miko sudah menganggap Ayah maupun Bunda sebagai orangtua sesungguhnya. Ikatan keluarga tidak selalu dilihat dari darah, bukan?
Saat itu Miko yang masih berusia 4 tahun dibawa oleh ibu kandungnya ke panti asuhan. Miko polos yang tidak mengerti apa-apa hanya mengikuti kemauan ibu kandungnya. Sekarang Miko sudah lupa wajah ibu kandungnya dan memang tidak ingin tahu lagi, tapi yang Miko ingat adalah ucapan 'Terima kasih' dari ibunya.
Karenanya Miko tidak suka kata 'terima kasih' datang dari orang-orang terdekatnya. Ia hanya takut di tinggal, lagi.
Pintu ICU dibuka oleh Miko yang masih terlihat lemas. Milka menuntun Miko ke kursi panjang.
"Bagaimana keadaan Bunda?" tanya Milka.
"Masih sama," jawab Miko dengan suara serak. Milka mengangguk paham. Keadaan hening menimpa keduanya. Baik Miko maupun Milka tenggelam dalam pikiran dimana mereka ingin mengelak dari kenyataan ini.
"Milka, Miko harus ke hotel sekarang. Miko harus melanjutkan pekerjaan ayah dan mimpin hotel seperti yang ayah minta."
Tangan besar Miko di cekal oleh Milka. Miko menatap Milka dengan sedih ketika Milka menggelengkan kepalanya. Milka tahu, alam sadar Miko membuatnya melarikan diri dengan pekerjaan. Namun, Milka tidak akan membiarkannya karena nanti Miko bisa semakin hancur karena tidak dapat menerima kenyataan.
"Miko harus fokus dengan keadaan bunda serta menenangkan hati dan pikiran Miko terlebih dahulu. Urusan pekerjaan masih bisa diselesaikan pelan-pelan," ujar Milka lembut, membuat Miko menatap kaitan tangannya yang besar dengan tangan kecil Milka.
"Miko takut bunda ninggalin Miko juga," ucapnya gemetar menahan tangis.
"Milka yakin bunda nggak akan ninggalin Miko. Bunda pasti masih ingin melihat Miko bahagia dan sukses dimasa depan." Miko membenamkan wajahnya di bahu Milka dan menangis disana.
Milka mengelus-elus rambut Miko pelan, sementara bahu Miko sudah bergetar hebat. Tidak banyak yang bisa Milka lakukan, tapi Milka akan selalu menemani Miko.
Author note:
Double update yuhu!Rabu, 4 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Vex
Short Storyvex /veks/ (v.) make (someone) feel annoyed, frustrated, or worried, especially with trivial matters. [Book Two of #ChessyCringeSeries] 2021 © teenymeow