GU - 24

82 10 0
                                    

2 hari lagi acara pentas seni tingkat universitas diadakan. Sejak senin Eunwoo jarang menghubunginya. Berarti sudah 4 hari komunikasi Eunbi dan Eunwoo semakin jarang. Tapi tebak siapa yang gencar menghubungi Eunbi sejak malam itu.

Jawabannya satu

Dan itu Cho Seungyou.

Dari mulai basa basi nanyain kabar sampai ajak ketemuan dan telpon random cuma untuk nanya 'kamu apa kabar Bi?'

Chat dan telpon sangat amat jarang Eunbi balas karena Eunbi tau ini adalah salah satu cara Seungyoun untuk kembali lagi ke Eunbi. Jurus terakhir yang dilancarkan Seunguyoun adalah menemui Eunbi di perpustakan. Seungyoun tau mantannya ini gampang ditebak, jika tidak bisa menemuinya dikelas carilah di kubik belajar di ujung perpustaka. Eunbi pernah sampai tertidur karena kelelahan belajar.

"Eunbi..."

Eunbi menoleh mendengar suara lembut dan familiar itu. Eunbi tampak bingung sekaligus kaget.

"Ngapain kamu?"

"Mau ketemu kamu lah.."

Seungyoun menarik bangku dan duduk di samping Eunbi. "Kamu gak bales wa aku."

"Untuk apa, kita udah selesai. Gak kapok ya kamu setelah ditampar Ye Won." Jawab Eunbi dengan kesal.

"Aku tau aku salah Bi, Aku mau minta maaf aku sadar aku salah."

Eunbi menarik nafasnya, mencoba tenang. "Aku udah maafin kamu Youn, karena gak gunanya untuk diri aku sendiri terlalu lama membenci seseorang."

Seungyoun mencoba meraih telapak tangan Eunbi yang tentu saja Eunbi Tolak.

"Ayo kita kaya dulu lagi Bi, kita sama-sama kaya dulu lagi." 

"Lo gila ya." Ucap Eunbi Pelan tapi tajam. Ia masih sadar ini diperpustaakaan walaupun suasanya cukup sepi.

Eunbi segera membereskan buku dan laptopnya. 

"Bi tunggu, aku tau kamu masih sendiri. Jadi tolong kasih aku kesempatan ke 2." 

Seungyoun tidak menyerah untuk memohon kepada Eunbi untuk memperbaiki semuanya. Eunbi mendengar hal itu tentu saja marah, tidak menjawab dan segera pergi dari hadapan Seungyoun.

Ayo Bi lo pasti bisa, jangan tergoda. Rapal Eunbi dalam hati.

                                                                                           *****

"Kris ada?" Tanya Kyulkyung kepada seseorang di meja informasi Rumah Sakit.

"Kris?"

Kyulkyung lupa, jika Kris adalah nama lain dari Yifan. Seperti dirinya yang punya nama lain yaitu Kyulkyung.

"Maksud saya Yifan."

"Maaf dengan siapa? Apakah sudah membuat janji dengan dokter K
Yifan?" Tanya wanita tersebut.

Kyulyung lupa jika calon suaminya ini seorang pejabat dan tidak mudah untuk menemuinya. 

"Belum. Bilang aja sama Yifan, Kyulkyung mau ketemu." Pinta Kyulkyung.

"Kyulkyung siapa?"

Kyulkyung mulai kesal dan memutar bola matanya kesal. Sungguh ia tidak ingin mengatakan bahwa Kris adalah tunangannya, tapi ia harus segera mengatakannya agar urusannya cepat selesai. 

"Tunangannya." Ucap Kyulkyung pelan.

Mendengar itu wanita itu tampak kaget dan segera menelpon ke sekretaris Kris untuk menanyakan apakah atasannya tersebut ada ditempat. Setelah beberapa saat wanita itu menyuruh Kyulkyung ke lantai 12, dimana kantor Kris berada. 

Mengenakan pakaian sangat casual yaitu celana jeans, kaos pas badan serta jaket flanel biru Kyulkyung dengan cueknya masuk ke kantor Kris setelah dipersilahkan masuk oleh seorang wanita yang Kyulkyung tahu adalah sekretaris tunangannya. 

Huekk tunangan. Rasanya Kyulkyung ingin memuntahkan istilah itu.

Saat masuk Kyulkyung melihat Kris dengan setelan serba hitam sedang membelakanginya. Tanpa permisi Kyulyung duduk di sofa khusus tamu karena hari ini ia sangat lelah dan kelaparan setelah mengerjakan tugas dari 2 dosen sekaligus. Jam menunjukan pukul 15.35 dan ia belum makan siang.

"Tumben kesini, ada apa?" Tanya Kris dari kursi kebesarannya.

Ada jarak diantara tempat duduk Kris dan Kyulkyung saat ini. "Mau kasih undangan, gue ada acara pentas seni sabtu besok." Kata Eunbi sambil menaruh 1 tiket masuk di meja.

Kris bangun dari tempat duduknya untuk melihat lebih dekat tiket yang dimaksud Kyulkyung. Mengambilnya dan membacanya dengan seksama kemudian melihat Kyulkyung yang sedang menengadahkan matanya keatas. "Kamu kenapa gak telpon saya, biar saya yang ambil."

"Gak punya nomornya."

"Waktu itu bukannya kita tukeran nomor."

"Gue apus."

Kris tertawa. "Karena kebodohan kamu sendiri akhirnya malah susah payah kesini, atau jangan-jangan kamu mau pamer kalau kamu tunangan saya?"

Kyulkyung menatap Kris dengan sinis. "Ogah banget..gue aja males waktu ngomong ke orang resepsionis kalau gue tunangan lo. Kalau bukan karena kepaksa gue pengen ini tetap rahasia."

"Kenapa harus dirahasiakan, cepat atau lambat kita akan menikah."

"Ya gue gamau ajalah ketauan nikah sama om-om."

"Bukan sekarang lagi hits ya pacaran sama sugar daddy."

"Dih, gue mah udah kaya gak butuh sugar daddy."

"Tapi jika dihitung kekayaan saya lebih banyak dari kamu." Jawab Kris dengan Pedenya.

"Terserahlah." Balas Kyulkyung. "Gue balik dulu ya, jangan lupa dateng gue tampil jam 19.00."

Kris memegang tangan Kecil Kyulkyung, "Ayo saya antar kamu pulang."

"Gue bawa mobil."

"Taro aja disini, atau suruh orang untuk ambil mobil kamu. Saya laper dan gak suka makan sendiri."

Kyulkyung terdiam, menimbang bahwa sebenernya ia juga lapar dan tidak suka makan sendiri. "Yaudah gue temenin, tapi kali ini aja"

"Oke, tunggu sebentar saya rapi-rapi dulu ya."

*****

Gak tau kenapa jadi tertarik sama kisahnya Kyulkyung dan kris

Glowing Up ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang