O8. Penyerangan

1K 191 29
                                    

Petra, Bisma, Tari, Ghost dan [name] berdiri diatas gedung untuk melacak lokasi musuh.

"Apa kau yakin mereka belum menyakiti Nirmala?! Kau bilang mereka ingin membunuhnya?!" Petra bertanya dengan suara keras.

"Sssst... Pet..." [Name] meletakkan telunjuknya didepan mulut.

"Mereka tidak akan membunuhnya sebelum tujuan mereka tercapai," jawab Bisma.

"TUJUAN?!"

[Name] ber-facepalm. Ampun dah. Emang gabisa nyantuy.

"Kami sudah melawan mereka selama bertahun-tahun, selama itu pula banyak empath yang berhasil mereka bunuh. Kami berusaha melindungi sebanyak yang kami bisa, dan kelihatannya itu membuat mereka kesal. Aku yakin kali ini mereka berniat memancing kami keluar dan sudah menyiapkan jebakan untuk kami," ujar Bisma.

"...Kalian tahu ini jebakan, tapi kenapa tetap membantu kami? Hanya untuk satu orang?" Petra bertanya lagi.

"Hei nak..."

"Kalau tidak bisa melindungi satu nyawa, bagaimana kami bisa menyelesaikan misi kami, yaitu menyelamatkan hidup semua orang?" Jawab Bisma dengan pertanyaan di akhir kalimatnya.

Petra mendadak dapat kilas balik.

"Ayah akan menyelamatkan semua orang."

"Bukankah lebih baik kita selidiki kenapa bisa ada jinn di alam fana?"

Petra mengerutkan alisnya. Bodoh... Kalian semua melibatkan diri kalian dalam hal-hal yang diluar kemampuan kalian dan tidak mempedulikan diri kalian sendiri...

Tunggu dulu...!

Misi dan tujuan mereka sama seperti ayah, pikir Petra.

Apa jangan-jangan ayah pergi untuk menjadi undead dan mendirikan kelompok seperti ini? Dia berasumsi.

"Hei, bocah," panggil Bisma. "Mengenai yang di hutan bakau waktu itu, maaf ya. Aku tidak tahu waktumu tinggal sedikit. Kami harus jaga image di depan umum, agar terlihat seperti undead pada umumnya. Kejam dan tak berperasaan."

"Haha... Itu benar juga sih. Supaya nggak ketahuan," gumam [name].

"Hei om, aku mau tanya." Petra menghadap Bisma. "Apa ada anggota kelompok kalian yang bernama Pradana Effendy?" Dia bertanya.

[Name] sedikit terkejut. Pradana Effendy? Siapa itu? Marganya sama seperti dia...

"Diana Efendi siapa? Aku nggak pernah dengar nama Efendi. Tantemu kah?" Bisma pura-pura bodoh.

"Pradana Effendy, paman. bukan Diana. Jauh amat," ucap [name] yang sudah lelah dengan kebodohan om-om ini.

"Hei! Aku sudah dapat lokasi Nirmala. Ada satu maya yang lemah dan maya para undead yang kuat mengelilinginya," kata Tari yang sedang berdiri di pinggir gedung.

"Dimana?" Tanya [name].

"Tidak salah lagi."

"Desa tanpa nama, dekat kota ini."

꒲🍩֥֙﹟ desa tanpa nama

"Dahulu sebelum ada undead, desa ini dihancurkan oleh jinn gila dan hampir seluruh penduduknya tewas karena insiden itu. Desa hancur dan terlupakan seperti ini banyak di seluruh pelosok negeri ini. Namanya pun telah dilupakan. Pemerintah lebih memilih membangun kota besar yang rusak daripada desa kecil seperti ini," jelas Bisma sembari mereka berjalan didepan desa tanpa nama tersebut.

"Jangan buru-buru masuk dulu. Ghost akan melihat-lihat kedalam dan mengabari kita situasinya." Bisma berhenti, yang lainnya pun ikut berhenti.

"Nggak buru-buru gimana?! Teman kami ada di tangan orang-orang gila!" Sahut Petra.

Born From Death | Gecko x Fem!reader [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang