N : chapter ini agak pendek karena aku nggak ada ide sama sekali
꒲🍩֥֙﹟ esok paginya
"Nah, Flora. Sekarang kami akan kembali ke alam sarpa. Istirahat yang cukup, kau masih terluka. Jangan keluyuran. Jaga dirimu baik-baik ya," kata Petra.
Mereka semua berada didepan gedung perbatasan, berpamitan dengan Flora sebelum pergi.
"Aku sehat-sehat saja kok, justru aku yang khawatir dengan keselamatan kalian semua," balas Flora.
"Haha, nggak ada orang yang berani macam-macam di perbatasan kok," sahut [name] sambil tersenyum mengacungkan jempol.
"Dia benar. Flora, aku tegaskan sekali lagi. Jauhi segala macam urusan dunia lain, kamu fokus saja pada sekolahmu," tegur Petra.
Flora cemberut. "Oke... Akan kucoba..."
"Bukan coba, tapi harus kau lakukan!" Tegas Petra.
"Benar apa yang Petra katakan, Flora." Surya datang, membuat mereka semua bingung.
"Surya?" Beo [name].
Petra menyilang tangannya di dada. "Surya, apa yang kau lakukan disini? Katanya mau cari Lemon?"
"Kita diserang lagi loh kemarin," timpal [name] tapi tidak dihiraukan oleh mereka.
"Aku memutuskan untuk ikut dengan kalian saja," ungkap Surya.
"Kenapa tiba-tiba berubah pikiran?" Tanya Flora.
"Anu... Yaa... Soalnya itu..." Dia terbata-bata.
"Ana anu... Ngomong yang jelas!" Bentak Petra.
"A-aku bingung mau cari dimana, jadi setelah dipikir lagi, menunggu kabar adalah langkah yabg terbaik untuk sekarang," kata Surya seperti anak kecil.
"Kok aku kesal ya? Padahal aku belum tahu apa yang terjadi kemarin, tapi sepertinya aku sudah bisa menebak," ucap [name] sambil facepalm.
Surya melirik Gecko. "Em... Yang aku herankan adalah... Kenapa kriminal itu masih bersama kalian?!"
"Kriminal? Mana? Nggak ada tuh," kata Gecko dengan wajah tidak berdosa.
"Ya kau itu!" Kata Surya dan [name] secara bersamaan.
[Name] mengusap tengkuknya dengan canggung. "Eee... Maaf Surya, aku yang memperbolehkannya ikut. Kemarin dia membantu kami kok, walau nggak banyak."
"[Name], membawa orang yang pernah mencoba membunuhmu adalah keputusan paling bodoh yang pernah kudengar," kata Surya.
"Berani bilang aku bodoh? Aku tau dia pernah mencoba membunuhku. Aku nggak sebodoh itu," balas [name] dengan wajah datar.
"Oke oke... Aku paham. Ya sudah kalian pergi duluan sana. Aku masih ada urusan disini, mungkin aku baru menyeberang nanti siang. Jadinya kita gak bareng, itu kan maumu, tuan matahari?" Tanya Gecko.
"Siapa tuan matahari?! Lihat apa yang kau lakukan pada tanganku!" Surya mengepalkan tangan kirinya.
[Name] melirik Gecko. "Hei, terima kasih karena sudah membantu kami."
Gecko terdiam sejenak, lalu menjitak kepala [name].
"Bodoh."
"Ow... Kenapa sih?" Tanya [name] penuh emosi sambil memegangi bagian yang dijitak.
Nirmala menepuk pundah [name]. "Ahaha... Kak [name], sabar dulu..."
"Yang benar saja. Kau ini bego apa gimana sih? Aku membuatmu sekarat kemarin. Jangan semudah itu bilang terima kasih padaku. Aku nggak ada maksud membantu kalian kok, aku cuma menggunakan kalian untuk bertahan hidup," ungkap Gecko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born From Death | Gecko x Fem!reader [Revisi]
Fanfiction[Name] adalah gadis berusia 23 tahun, dia selalu dibully oleh alumni anak-anak di SMA-nya dikarenakan dia belum kuliah, sementara semua 'teman-teman'nya sudah. Dia belum diterima di universitas manapun. Orang tuanya juga selalu keras padanya, membua...