[Name] menonaktifkan paramayanya. Dia tidak menyangka akan jatuh setelah paramayanya hilang. Gadis itu reflek melindungi kepalanya, bersiap-siap menghantam tanah. Tapi...
Hup! [Name] tidak menghantam tanah yang keras. Ada seseorang yang menangkapnya, siapa lagi kalau bukan Gecko?
[Name] membuka matanya perlahan. Netranya beradu dengan netra Gecko yang gelap bagai gerhana, membuat gadis itu terpana dan diam beberapa detik. Tapi, setelah itu dia tersadar dan merona.
"Turunkan aku, cepat!" Dia menggoyangkan kakinya, memberontak. "Cih, bukannya bilang makasih," gerutu Gecko.
***
Mereka berdua kembali ke tempat semula. Petra bersungut-sungut setelah Gecko kembali, masih kesal karena dia disuruh melawan tiga undead itu sendirian sambil berusaha menjaga Nirmala dan Kayla. Karena [Name] dan Gecko sudah kembali sekarang, tiga undead itu bisa dipukul mundur sekarang. Tetapi tidak semudah itu tentunya. Mereka lumayan kuat dalam adu jotos.
BAK! BUK! Dua serangan beruntun diterima oleh [Name]. Satu di perut, satu di kepala. [Name] berhasil melindungi kepalanya, tapi tidak dengan perutnya. Mungkin saja di perutnya sudah muncul memar-memar sekarang.
"[Name]!" Gecko menoleh, khawatir. Kekhawatirannya itu justru membawa sedikit kesialan padanya.
"Gecko, pertahananmu terbuka!" [Name] berteriak lantang. Di depan Gecko, undead laki-laki berbaju cokelat itu bersiap menghantamkan tinju mematikan. Beruntung Gecko sempat menahannya, berkat peringatan dari [Name].
"Aku baik-baik saja, kau fokus saja pada lawanmu!"
"...Baiklah!"
Dua puluh menit berlalu, tetapi terasa seperti berjam-jam lamanya. Tubuh Nirmala, [Name], Petra dan Gecko dipenuhi lebam dan lecet. Belasan kilometer di depan sana, mendadak muncul sebuah suar berwarna pink disertai gemeretuk petir pink.
"Apa itu?!" Pekik Petra. Gecko dan yang lain ikut melihatnya. Suar itu tiba-tiba menembakkan tombak es ke kepala wanita undead yang mengenakan gaun hijau. Wanita undead itu mematung, badannya bergetar.
"Em... Kau nggak apa-apa bu?" Tanya Gecko.
"Nggak apa-apa gimana? Matamu buta ya?!" Timpal Petra. Kepala wanita undead itu mulai membeku, ditutupi es. Tiba-tiba...PRANG! CPRAT! Es itu pecah, dan kepalanya juga ikut pecah. Darah muncrat dari dalam es. Petra, Gecko, Nirmala dan [Name] yang menyaksikan kejadian itu di belakang langsung termangu.
"KABUUUUR!!!" Mereka berteriak bersamaan—kecuali Nirmala.
Mereka berlari entah ke mana, yang penting menjauh dari suar menyeramkan itu. Sambil berlari, sesekali mereka berteriak dan berdebat.
"Apa ini? Maya siapa yang sebesar ini?!"
"Kalau mau tau balik aja sendiri sana!"
"Hentikan, hei! Dasar dua curut sialan, malah berdebat tidak penting!"
"Hush, [Name]! Cewek kok ngomongnya kasar?!"
"JANGAN MENCERAMAHIKU, LEBIH BAIK FOKUS LARI!"
Nirmala menggumam, mulai menyadari maya siapa yang sebenarnya sedang menyerang saat ini. "Ini... ini Lemon dan Jayden."
Petir dan tombak es lainnya menyusul, menembaki musuh sampai habis tak bersisa. Nirmala, Gecko, [Name], Kayla, Mega dan Petra berkumpul kembali—menyaksikan pemandangan suar yang terus membombardir musuh.
"Jadi, ini ulah... Tiang listrik dan buah melon?" Tanya Petra.
"Subsero dan Reiden," Gecko ikut menimpali. Ingin rasanya [Name] menjitak kepala mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born From Death | Gecko x Fem!reader [Revisi]
Fanfic[Name] adalah gadis berusia 23 tahun, dia selalu dibully oleh alumni anak-anak di SMA-nya dikarenakan dia belum kuliah, sementara semua 'teman-teman'nya sudah. Dia belum diterima di universitas manapun. Orang tuanya juga selalu keras padanya, membua...