21. Ibukota

759 131 46
                                    

"Bodoh, kau pikir aku nggak ada persiapan kalau markasku diserang?!" Ejek bos kadal itu.

"B4jingan!" Umpat Surya.

"Nirmala, hati-hati! Aku merasa, sesuatu yang buruk akan terjadi!" Pekik [name]. Nirmala lalu ingat bahwa markas kadal ini penuh dengan bom, dan akhirnya dia segera menggunakan paramaya, tepat 3 detik sebelum ledakan terjadi. Mereka semua ini berada di bagian kepala paramaya Nirmala.

"Waduh sesak," gumam [name] yang berada ditengah-tengah keributan itu.

Di dalam pesawat, Jayden mengancam pilot pesawat itu untuk menerbangkan pesawatnya menjauh dari ledakan di markas kadal itu, dan Nirmala menerbangkan paramayanya mengikuti pesawat berwarna merah tersebut.

.
.
.
.
.
.

Petra dan kawan-kawan akhirnya sudah agak menjauh dari sarang kadal yang terlalap api barusan. Kini, pagi hari, mereka semua berhenti sebentar untuk sekedar beristirahat dan mengobati diri, terutama untuk Surya yang tubuhnya seperti bolong-bolong karena ditembaki. Peluru yang ada di kulit Surya pun hendak dikerok oleh Petra nanti, tapi Surya harus menyiapkan mental dan fisiknya dulu karena pengobatan ini pasti rasanya seperti siksa kubur.

Meski aku nggak terlalu terluka, tangan dan kakiku pegal sekali karena memukul dan menendang motor keras kadal-kadal itu, batin [name] sambil meringis pelan dan menunduk. //Set dah, banyak kata "dan"//

[Name] lalu duduk di tanah dan menyandarkan diri di batu besar yang ada di belakangnya. Kepalanya ia sandarkan juga, dan dia memejamkan mata untuk menenangkan diri. Sesaat kemudian, ada seseorang yang ikut duduk di samping kirinya. Dari maya yang dirasakan olehnya, itu adalah Gecko, si titisan cicak.

"Kau nggak apa-apa? Apa ada luka? Kalau iya, sini, biar aku yang obati."

Mendengar itu, [name] langsung melting. Jarang-jarang dia melihat sisi Gecko yang seperti ini. Authornya baper juga waktu nulis nih :((

[Name] memalingkan muka ke arah kanan. "Nggak ada sih, cuma kerasa pegal-pegal sakit saja di tangan dan kaki. Mungkin akibat menghantam motor milik kadal-kadal itu. Motornya kan keras."

"Kalau bukan luka fisik yang berdarah, bisa jadi kau terkilir. Sini sini, aku periksa dulu!" Gecko mengulurkan tangannya untuk menggapai tangan [name]. [Name] yang kaget hanya bisa membeku di tempat, selagi Gecko menggenggam tangannya.

[Name] agak kagum, Gecko menggenggam tangannya dengan sangat hati-hati dan lembut. Padahal, kalai dilihat dari luar, dia itu tidak bisa diam alias petakilan dan main senggol-senggol (sukanya nyenggol Petra doang sih, kasian ya Pepet).

Baru saja [name] berpikir begitu...

Krak!

Reflek, [name] menampar Gecko. Ga keras-keras, tapi cukup membekas terutama di hati /apaan si.

Apa yang baru saja terjadi? Pertanyaan bagus. Lengan kiri [name] terkilir, dan Gecko membetulkannya, tapi dengan cara kasar begitu. Di... Putar? Apasih, kayak oreo aja.

"Ouch, sakitnya hati ini," ucap Gecko dengan lebay setelah ditampar oleh gadis itu.

"Btw, aku empath, tapi bukan berarti aku gak bisa emosi atau kesal ya," balas [name].

"Oke kanjeng."




"Jangan ngomong sembarangan kau, penjahat!" Seruan Andre terdengar sampai ke telinga [name] dan yang lain.

"Apa alasannya kerajaan melengkapi perampok berbahaya macam kalian dengan persenjataan? Kau mau bilang kalau raja bertujuan membahayakan rakyatnya sendiri? Raja Agni adalah raja yang bijaksana dan melindungi rakyat," sanggah Andre.

Born From Death | Gecko x Fem!reader [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang