N : aku lupa beberapa nama karakter sampingan, maap
"Karena itu kuharap kalian dapat mengikuti pelatihan singkat ini dengan sungguh-sungguh, karena bila tidak, kalian tidak akan bisa lulus ujian. Dan bila kalian tidak lulus ujian..."
Dwi tersenyum dengan puas. "Dengan terpaksa, nyawa yang kalian dapatkan akan diambil kembali."
"APA?!" Semua undead di ruangan itu terkejut. Kecuali... (Y/n) yang memang terkesan santai. Mungkin... terlalu santai.
Oalah, bermuka dua si kambing ini. Btw dia kijang apa kambing? Apa domba? —(y/n)
"Maksudmu kami akan mati lagi?! Mana bisa begitu!" Teriak salah satu dari undead.
"Kalian mempermainkan kami ya?!"
"Maaf, itu sudah ketentuan dari pihak atas. Tidak ada yang bisa kulakukan. Aku turut menyesal," ucap Dwi.
(Y/n) menatap Dwi dengan sinis.
Hei hei, aku mungkin bodoh kalau soal pelajaran sekolah, tapi kalau soal hal lain, tentu saja tidak.
.
.
.
.
.
.
.
.Para calon undead pun akhirnya dibawa ke lapangan tempat mereka akan berlatih.
Udaranya sangat segar.
"Inilah tempat latihan kalian," kata Dwi.
Yang lain sibuk melihat pemandangan dan ada juga yang ribut, tapi (y/n) malah melamun terus.
Ujiannya kaya gimana ya?
Aku bakal mati ga ya?
Habis jadi undead, aku ngapain ya? Pengangguran?
Aku kesepian ga ya nanti?
Dan puluhan pertanyaan lainnya muncul di kepalanya. Dia tidak mendengarkan orang-orang yang berbicara di sekelilingnya. Tanpa sadar, pelatih mereka sudah datang.
"Ah, itu para pelatih kalian sudah datang," kata Dwi.
Dua orang pria tinggi datang. Yang satu lebih tinggi, dan rambutnya lebih sedikit alias hampir botak (lol). Dan yang satunya lagi, rambutnya merah dan jabrik seperti landak.
"Hai semua! Namaku Surya dan ini Susanto. Kami adalah undead yang akan membimbing kalian selama lima hari. Mohon kerjasamanya ya." Kata orang yang rambutnya jabrik, alias Surya.
"S-susanto- PFFFTTT-" (y/n) hampir tertawa karena mendengar namanya.
Susanto? More like Susanti HAHAHAHAH, tawanya didalam hati.
"Baiklah, aku tinggal dulu. Pukul 8 malam aku akan menjemput kalian. Manfaatkan waktu kalian baik-baik, karena waktu yang hilang tidak akan kembali." Ucap Dwi sembari tersenyum.
Xianying. -(y/n)
"Susanto, bimbing mereka dengan benar," ujar Surya pada Susanto.
Susanto menjawab, "Iya, gampang itu..."
"Firasatku buruk," gumam (y/n).
"Hei kalian." Susanto tiba-tiba memberikan matras dan kantong pada Danny, Hugo dan Satya.
"Bongkar itu dan susun ditengah lapang. Cepat, ngga pake lama!" Kata Susanto. Danny pun mengamuk.
"Br3ngs3k! Kau pikir kau siapa? Presiden?!" Teriaknya.
"Bukan. Aku pelatih kalian. Jadi, bagi kalian, aku lebih penting daripada presiden," jawab Susanto.
Kan, sudah kuduga. Ngga bener nih pelatih satu ini, pikir (y/n).
KAMU SEDANG MEMBACA
Born From Death | Gecko x Fem!reader [Revisi]
Hayran Kurgu[Name] adalah gadis berusia 23 tahun, dia selalu dibully oleh alumni anak-anak di SMA-nya dikarenakan dia belum kuliah, sementara semua 'teman-teman'nya sudah. Dia belum diterima di universitas manapun. Orang tuanya juga selalu keras padanya, membua...