Seperti biasa, dia mengangkat tangannya sejajar dengan bahu, lalu mengeluarkan mayanya. Mencoba sesuatu yang baru.
Tanpa sengaja, dia membuat awannya berubah menjadi abu-abu.
Tak lama kemudian, Surya menghampiri (y/n) untuk melihat kemajuannya. "Bagaimana, (y/n)?" Dia bertanya.
"Oh, pelatih..." (Y/n) terlalu fokus pada mayanya sendiri sampai-sampai tidak menyadari Surya menghampirinya.
Surya tersenyum. "Tidak apa-apa, panggil aku Surya. Lagipula, kita sepertinya seumuran."
"Oh, oke..."
"Sudah ada kemajuan?" Dia bertanya lagi.
"Awanku berubah war-" baru saja dia hendak melanjutkan kata-katanya, awannya mengeluarkan petir, membuat Surya dan (y/n) sendiri kaget. Suaranya sampai terdengar ke telinga peserta lain.
"APAAN TUH?" Paramitha berteriak.
"Tidak ada apa-apa, kalian kembalilah berlatih!" Surya berbalik badan dan melambai-lambaikan tangannya.
Ketika Surya kembali menghadap (y/n), wajah (y/n) hitam gosong seperti terkena arang.
"..."
"..."
"Mukaku kena petirnya."
.
.
.
.
.
.
.Seusai latihan, jam 8 malam mereka melakukan check out, lalu kembali ke asrama dan seperti biasanya, makan, evaluasi, lalu tidur.
(Y/n) berpikir sebelum tidur. Yah, itu memang sudah menjadi kebiasaannya. Melamun semalaman memikirkan sesuatu matang-matang.
Besok, berarti latihan bela diri...?
Kira-kira bakal belajar apa ya? Penasaran...
꒲🍩֥֙﹟ keesokan harinya
Seperti yang dipikirkan gadis itu, sekarang kelompoknya belajar bela diri. Setiap orang dipasangkan dan disuruh melawan satu sama lain.
Hugo - Timur
Paramitha - Nirmala
Kayla - (y/n)(Y/n) merasa tidak enak harus melawan seseorang yang lebih muda darinya. Tapi, disisi lain dia berpikir bahwa Kayla benar-benar menyebalkan. Bocah itu sombong.
Meskipun Kayla kalah berkali-kali, dia tetap keras kepala dan mengatakan kalau dia lebih hebat dari (y/n) dan pasti akan menang.
(Y/n) memang tidak pernah belajar bela diri sebelumnya. Dia meniru gerakan-gerakan bertarung dari berbagai komik atau film yang pernah ditonton olehnya.
Jenius, bukan?
Hanya dengan melihat, dia bisa memperagakannya.
Atau mungkin bukan jenius. Hanya imajinasinya saja yang kuat sampai-sampai dia bisa membayangkan dirinya sendiri memperagakan gerakan itu.
Sama aja sih.
Singkat cerita, (y/n) menang 8 kali dan Kayla menang 3 kali.
Besok adalah hari keenam. Hari dimana mereka diperbolehkan untuk istirahat seharian.
Para calon undead berbaris berjejeran. "Selamat!" Ucap Dwi.
"Kalian berhasil menyelesaikan program latihan ini!" Puji Dwi sambil bertepuk tangan.
"Besok hari ujian! Semuanya masih semangat kan?!" Tanyanya dengan antusias. Tapi, semuanya memiliki raut muka gelisah.
"Kenapa kalian nampak kurang senang?" Dwi bertanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born From Death | Gecko x Fem!reader [Revisi]
Fanfic[Name] adalah gadis berusia 23 tahun, dia selalu dibully oleh alumni anak-anak di SMA-nya dikarenakan dia belum kuliah, sementara semua 'teman-teman'nya sudah. Dia belum diterima di universitas manapun. Orang tuanya juga selalu keras padanya, membua...