*Hanya mengingatkan : gambar sosok [Name] yang ada di episode kemarin hanyalah ilustrasi, aslinya kalian bisa membayangkan wajah [Name] dengan bebas. Mau rambutnya seperti ini, itu, warna matanya merah, hitam, biru, dll, bebas kok. Yang kemarin hanyalah [Name] versi gambaranku.
***
"Heaaaaa!!"
Petra, Nirmala, Kayla, Gecko, Mega dan [Name] mulai menyerang sekumpulan prajurit zombie Kerajaan Irina yang datang.
BLAR! BLAR! [Name] menyerang mereka dengan sekuat tenaga menggunakan tinju—digabung dengan petir dari maya awannya.
Wuush! Seorang prajurit melesat, hendak menusuk punggung [Name] dengan tombak perak tajamnya. Beruntung [Name] sadar dan berbalik, segera menyerang sebelum prajurit itu menyerang. Tiga prajurit lain yang melihat [Name] sibuk menyerang prajurit itu tidak membuang kesempatan, mereka langsung menyerbu [Name] berbarengan.
"Tch!" Decih [Name]. Gadis itu mengumpat dalam hati. Merepotkan saja.
Dia pun mencoba mengeluarkan kabut beracun seperti yang ada di paramayanya. Berhasil! Prajurit-prajurit itu kesulitan melihat, mata mereka perih.
"Hei, kenapa tiang listrik itu tidak menyerang sama sekali?" Petra kesal karena suar Jayden tidak melontarkan serangan untuk membantu mereka.
"Ketiduran ya?!" Gecko ikut menimpali. Baru berlalu satu detik setelah dia mengatakan itu, suar tiba-tiba mengeluarkan cahaya petir terang dan setelah itu beberapa prajurit tersambar olehnya. Petra dan Gecko termangu. "Ampun, raja dan ratu..."
[Name] menghela napas melihat kelakuan mereka, "makanya jangan asal bicara. Tapi syukurlah, tadi itu serangan petir yang cukup membantu. Beberapa prajurit langsung modar sekali serang."
"Wuaa!!!" Tak lama kemudian, tanah yang mereka pijak mulai bergetar dan terangkat. Mereka pun segera melompat, menghindar dari situ dan terjatuh di tanah yang masih normal. Dari bawah tanah yang terangkat, muncul raksasa berwarna cokelat. Sekujur tubuhnya aneh—ditempeli oleh kepala mayat.
"Hei, kalian lihat? Itu apa... yang ada di sekujur tubuhnya?" Petra mendongak.
"Iiih," [Name] memasang wajah jijik sejijik-jijiknya, dia bahkan hampir muntah. Sebaliknya, Gecko terlihat ngeri dan takut. "Astaga, itu adalah... mayat undead?"
Monster itu dinamakan Legion I oleh Dokter Gila.
Ujung tangan kiri Legion I adalah senjata berbentuk bulat, mirip seperti cakram milik Nirmala. Senjata itu berputar di tangannya, seperti mesin penebang pohon. Tangan kirinya terangkat, dan Legion I mulai menyerang mereka.
"Lari! Kondisi kita yang terluka dan kelelahan begini tidak akan bisa mengalahkannya!" Namun, Legion I bisa mengejar dengan cepat. Dalam beberapa detik saja, dia bisa menyusul mereka semua. Tangan kanan Legion I menghantam tanah, hampir menepuk Gecko, [Name] dan Petra yang sedang berlari. Untung mereka segera menghindar. Tidak sampai situ, tangan kanan Legion I mengepal dan menghantam Mega. Wanita itu tidak sempat menghindar dan akhirnya terhantam ke arah pohon.
Tangan kiri Legion I mulai bergerak membelah tanah, dan bergerak ke arah Gecko. "Hiiih?!"
Petra yang melihat itu segera menarik Gecko. Senjata lingkaran di tangan kiri Legion I kini mengejar "titik vital" Gecko. Iya, t1t1t maksudnya.
Gecko semakin histeris. "Eeekh! Tarik aku! Tarik, cepat! Lambat amat sih!"
"Diam, kau membuatku semakin panik tahu!"
"An*j*ing! Raksasa gondongan ini berniat menghancurkan masa depanku!" Pekik Gecko. Sementara itu, di balik pohon, [Name] yang menyaksikan itu mati-matian menahan tawa.
CTAR! CTAR! Sebelum "bola" Gecko hancur, suar mengeluarkan petir yang menyambar punggung Legion I.
"Aduuh! Sakit!" Kepala mayat yang menempel di tubuh Legion I rupanya bisa berbicara. Terdengar suara tawa dan teriakan dari tubuh Legion I.
"Hiih! Kepala-kepala menjijikan itu bisa bicara! Bakar!!" Teriak Petra.
"Elsa... telah menyelamatkan hidupku..." Gecko gemetar.
Eh, apa nih becek-becek di tanah? Batin Petra.
Sementara itu, Legion I telah berlari ke arah suar petir Lemon dan Jayden. Makhluk itu sadar bahwa itulah yang mengganggunya barusan dan memutuskan untuk menyerangnya.
"Hei, hei! Kok malah ke sana?!" Pekik [Name]. Bikin masalah tambah runyam saja.
"Kita harus melindungi Lemon dan Jayden!" Teriak Nirmala. "Kayla, kau jaga Mega! Biar kami berempat yang melawan raksasa itu!" Nirmala kemudian menyerahkan Mega yang terluka ke Kayla.
Segala cara sudah mereka coba. Api Petra, black hole Gecko, serangan awan petir [Name], bahkan Surya juga ikut membantu, namun sia-sia. Makhluk itu kuat.
Untunglah... Jayden dan Lemon terbangun sebelum makhluk itu menggapai mereka. Akhirnya mereka segera membuat keputusan final : mereka akan menggabungkan maya mereka di tombak es yang dibuat oleh Jayden. Tombak itu nantinya akan dilemparkan ke arah Legion I dan nantinya akan meledak. Tentu saja, itu tak semudah yang dipikirkan.
Yang akan melemparkan tombak itu adalah Jayden. Sementara yang lain lari menjauh, Jayden lagi ke arah berlawanan sambil membawa tombak yang bercahaya itu. Namun, sekali lagi, itu tak semudah yang dipikirkan. Jayden pun terluka parah, sulit untuk membawanya.
"Jay, maya yang terkumpul di tanganmu itu milik orang lain! Kekuatannya akan terus menyakiti tubuhmu selama kau membawanya. Lukamu cukup parah, kau tidak akan mampu menahannya! Lepaskan saja, kita cari cara lain!" Pekik Lemon. [Name] ikut menoleh. Itu benar rupanya. Tubuh Jayden gemetaran.
Grep! Seseorang telah merebut tombak itu sedetik setelah Lemon berbicara. "Tenang, mbak Lemon. Kalau aku... Aku masih kuat kok."
Kening [Name] mengkerut, rahangnya mengatup. Gecko?!
Berhasil. Tombaknya tertusuk di kepala Legion I. Tapi, masalahnya tubuh Gecko malah digenggam erat-erat oleh Legion I. Baru saja [Name] mau berlari kembali ke sana, Jayden sudah membuat dinding es tinggi yang menghalangi. [Name] termangu di situ, tak bergerak walau semili. Menyaksikan pemandangan yang entah kenapa tiba-tiba membuat [Name] merasakan perasaan yang campur aduk dan sulit dijelaskan. Panik melanda pikiran gadis itu, sementara dia mencoba melawannya sekeras mungkin.
Di saat itu, dia tak sengaja membaca suara hati Gecko.
.
.
."Sial, padahal aku tak ingin mati."
"Padahal aku sudah berencana untuk menyatakan perasaanku sekembalinya dari kerajaan sampah ini."
"Aku ingin kencan dengannya, ingin mengenalnya lebih dekat."
"Aku ingin kami berdua saling terbuka."
"Oh. Aku juga belum sempat minta maaf. Padahal aku pernah berniat untuk membunuhnya."
"Aku setidaknya harus mengucapkan selamat tinggal atau semacamnya. Tapi bagaimana? Lagian, sudah terlambat."
"[Name], aku ingin bertemu lagi dan mengobrol santai denganmu. Tapi, mungkin lain kali saja. "Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya", begitu kata kebanyakan orang, iya kan?"
.
.
.Cairan bening merembes dari mata gadis itu. "Dasar brengsek, Black Gecko... Kau...!"
╰┈➤ To Be Continued
Tanggal 11 April 2022 nanti aku US sampai tanggal 20 April 2022 guys, jadi mungkin stop dulu sejenak ehehehe
Btw, nanti sekitar bulan Juni aku udah mulai masuk ke asrama (' . .̫ . ')
KAMU SEDANG MEMBACA
Born From Death | Gecko x Fem!reader [Revisi]
Fanfic[Name] adalah gadis berusia 23 tahun, dia selalu dibully oleh alumni anak-anak di SMA-nya dikarenakan dia belum kuliah, sementara semua 'teman-teman'nya sudah. Dia belum diterima di universitas manapun. Orang tuanya juga selalu keras padanya, membua...