01

849 94 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menjadi was was saat ini adalah sikap yang diterapkan licia ketika menginjakkan kakinya di sekolah. Semua ini bermula saat ia tau bahwa pria yang paling ia hindari- Lee Haechan, satu sekolah dengan dirinya.

Segala kemungkinan sudah ia pertimbangkan untuk menghindari sosok itu. Mulai tidak ke kantin saat istirahat, berdiam diri di perpustakaan, dan yang paling penting tidak menjadi pusat perhatian.

Sulit memang, tapi ini tidak akan lama. Tunggu sampai pria itu lulus dan ia akan bebas melakukan apapun di sekolah.

"Ke kantin?"

Licia menggeleng. "Sudah bawa bekal," jawabnya singkat.

"Ck!" Perempuan berambut sebahu di depannya berdecak. "Bawa saja bekalnya ke kantin, makan disana bareng-bareng,"

"Lain kali lah," jawabnya acuh.

"Nyonya Lee yang terhormat, jangan terlalu membatasi diri," temannya berdiri "you must move. Make yourself happy and make him upset. Itu cara terbaik untuk balas dendam,"

Ezzy mengedip di akhir dan meninggalkannya di kelas sendiri. Satu-satunya orang yang tau semua alasan dia bersikap cuek adalah Ezzy Park. Dan semua itu bersumber dari kepekaannya yang luar biasa. Licia bukan tipikal orang yang mudah menceritakan dirinya kepada siapapun. Sifatnya yang tertutup tapi ekspresif membuat orang memandangnya misterius.

Kalau kata Ezzy "pendiem tapi ekspresif. Alias orang yang ngga bisa bohong kalau ngga suka,"

Dan itu benar. Ekspresinya mewakili perasaannya. Membuat beberapa teman segan dengannya bahkan mendapat gelar ice princess (?) Masa bodoh dengan gelar itu, licia tetap bertahan pada karakter nya sekarang.

"Felicia?"

Begitu namanya disebut, ia menoleh ke sumber.

"Ya?" Jawabnya dingin.

"Syukurlah, gue kira Lo bukan Felicia," pria yang berdiri di ambang pintu itu tersenyum.

Tapi tunggu, licia belum pernah melihat pria ini sebelumnya?

"Oh iya, bangku Jisung mana ya?" Menyadari ekspresi Licia kebingungan pria itu langsung menjawab.

Jawaban yang singkat dari licia adalah dengan menunjukan bangku di pojok sebaris dengannya. Buru buru pria itu berjalan menuju bangku yang ditunjukkan licia dan mengambil sesuatu di laci.

"Kalau jisung nyariin, bilang di ambil Chenle, okay?"

Dan licia cuma mengangguk dengan ekspresi datarnya.

"Oh iya satu lagi," Chenle kembali masuk ke kelas "Sering senyum deh, pasti orang ngga bakal segan lagi," kemudian buru buru keluar.

The sweet words again?

BACK | Haechan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang