BACK | Haechan [HIATUS]

05

🌻

Dibalik kata wait and see Haechan, ada ketenangan Cia yang berhasil terusik. Selama dua tahun terakhir Cia sudah hampir sepenuhnya tidak bertemu dengan kata risih dan kesal— dan ketenangan itu berhasil di usik dengan kehadiran seseorang. Lee Haechan.

"Nihh.." Ezzy menyodorkan satu kotak susu coklat.

"Apa?" Ucap Cia ragu sembari menerima kotak susu itu.

"Tadi ada adik kelas yang nitipin itu ke gue buat di kasih ke cewek yang namanya Felicia kelas XI. Katanya dari seseorang yang bilang lo maniak coklat dan itu susu favorit lo," Jelas Ezzy rinci.

see?

Cia tidak perlu ragu untuk mengatakan orang yang memberikan ini adalah Haechan. Hanya dia yang tau bahwa dirinya maniak coklat dan susu yang di mejanya sekarang adalah minuman favoritnya, selain keluarganya.

"Jadi dari kak Haechan?" Tanya Ezzy tiba-tiba dan hanya direspon oleh mimik datar dari Cia.

"Pasti sihh dari kak Haechan," Ezzy menarik kursi di depannya kemudian setengah berbisik ke Cia. "Jadi lo beneran udah baikan sama dia?"

Cia menghela nafas panjang. "Gue ngga pernah baikan sama dia," jawabnya lelah kemudian menyingkirkan kotak susu itu. "Buat lo aja," 

Ezzy menatap susu coklat itu yang kini beralih ke tangannya lagi. Matanya menatap Cia yang kini berdiri.

"Mau ke perpus?" Tanya Ezzy yang sudah hapal kegiatan Cia hampir tiga hari ini

Cia mengangguk, mengambil bekal dan pergi begitu saja. Mood nya benar benar jelek. Alih-alih ke perpus, tempat yang dituju sekarang adalah pohon samping sungai favoritnya.

"Dasar tukang usik, kerjaannya ngga ada yang lain apa?" Cia bergumam sendiri mengungkapkan isi hatinya.

Sedangkan ditempat lain, Haechan dengan santai berjalan menyusuri lorong kelas XI bersama teman satu geng nya. Tujuannya tidak lain adalah kelas di ujung yang menjadi tempat wajib yang harus ia kunjungi di sekolah akhir ini.

"Ngga ada lagi?" Ucapnya begitu sampai kelas dan orang yang dicari sudah tidak ada di tempat duduknya.

"Kurang cepet sih lu," Jeno terkikik di akhir melihat raut wajah Haechan yang sudah cemberut.

"Diem!" Ucapnya.

Kemana lagi sih Cia? Segitukah dia ingin menghindari nya?