08

264 60 12
                                    

Waktu terus begulir, tak terasa langit telah merubah warnnya menjadi jingga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Waktu terus begulir, tak terasa langit telah merubah warnnya menjadi jingga. Menampakkan warna yang memberikan kehangatan bagi sebagian orang. Seperti Cia misalnya.

Gorden berwarna silver itu di tutup rapat ketika tadi memantulkan cahaya, menutup pemandangan yang selalu Cia elu kan setiap harinya. Tapi teruntuk Hari ini, Cia kecualikan.

"Cia"

Cia menoleh mendapati sepupunya berdiri di depan pintu sembari membawa nampan yang berisikan makanan. Ia melempar senyum tipis sebagai jawaban.

"Tumben gordennya di tutup? Padahal warna langitnya lagi bagus tau" Ucap Karin sambil meletakkan nampan di atas nakas.

"Ya gitu" jawab Cia ambigu.

"Gitu apanya?"

Cia menggeleng. "Kak Karin belum pulang?"

"Malam ini kakak nginep. Eh tapi ngga apa-apa Kan?"

Cia hanya mengangguk tak merespon dengan ucapan.

"Ngomong-ngomong, ngga mau nyamperin temen kamu di bawah?"

"Siapa?" Seingat Cia kakak kelas yang tadi ke rumahnya sudah pulang semua.

"Ya mana kak Karin tau, Kan itu temen kamu" Jawab Karin.

"Siapa sih? Perasaan tadi udah balik semua"

"Yang tadi bareng kamu, Ci"

Begitu mendengar jawaban Karin, tubuh Cia otomatis membeku sesaat. "Oh" Jawabnya kemudian.

Karin terkekeh. "Samperin gih, kasian dari tadi duduk di teras sendirian"

Cia merengut "Seharusnya sadar diri. Kalo tuan rumah ngga nyamperin berarti di suruh pulang" Ucapnya ketus.

"Heh! Mulutnya! Ngga sopan! Samperin dulu sana!" Suruh Karin

Masih cemberut, Cia akhirnya terpaksa menurut ucapan Karin. Dia memang ogah bertemu Haechan, tapi lebih ogah jika mendengar omelan Karin yang akan terus berputar layaknya kaset dengan topik tata krama. Seharusnya yang jadi anak papa Doyoung itu Kak Karin, sama-sama hobi ngoceh.

Cia menghentikan langkah ketika mendapati sosok Haechan yang duduk di teras sembari memainkan handphone dari balik kaca jendela. Ia kembali menghela nafas berat. Seakan sudah menjadi kebiasan dirinya saat ini.

"EkhmCia berdeham.

Haechan yang tadi fokus pada handphone langsung mengalihkan atensi. Mendapati sosok Cia berdiri di ambang pintu, dirinya segera berdiri. Senyum senang tidak bisa Haechan sembunyikan.

"Akhirnya lo keluar juga" Ucapnya lega.

"Hmm" Jawab Cia

BACK | Haechan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang