07

241 63 3
                                    

Ajakan yang terdapat unsur paksaan itu ternyata memakan waktu perjalanan cukup lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ajakan yang terdapat unsur paksaan itu ternyata memakan waktu perjalanan cukup lama. Dalam perjalanan pun Cia memilih diam setelah banyak meronta untuk turun dan dijawab dengan laju motor Haechan yang semakin cepat. Ahh, dia masih sayang nyawa.

"Dah turun.,"

Haechan turun terlebih dulu, ketika sudah memarkirkan motornya di depan sebuah kafe. Cia sangat hapal bangunan sekarang. Bagian dari masa lalu yang sangat ingin ia lupakan.

"Mau gue gendong ni turunnya?"

Kesadaran Cia kembali sepenuhnya dan menatap Haechan yang kini berdiri tepat di depannya dengan tangan terulur untuk menuntun Cia turun.

"Ngga usah" Cia memilih menepis tangan di depannya dan turun begitu saja.

"Sekarang mau apa?" ucapnya

Haechan tersenyum kemudian menyentil dahi miliknya pelan.

"Sabar," kemudian melepas helm milik Cia. Tak sampai disitu, dengan inisiatif sendiri Haechan merapikan rambut milik Cia yang sedikit berantakan.

"Masuk dulu, gue perlu tenaga buat ngomongin ini,"

Haechan berjalan lebih dulu meninggalkan Cia yang masih diam di tempatnya. Bukan karena apa, Cia butuh menguatkan gembok perasaannya.

"Apapun yang dia omongin nanti, lo harus kuat" batinnya.

Dengan setengah hati, Cia akhirnya masuk dan duduk di depan Haechan.

"Mau pesan apa?"

"Ngga usah,"

"Oke" Haechan mengangguk. "Moist Chocolate cake nya satu sama hmm.. minumnya.. peach mojito,"

Alis Cia bertaut ketika mendengar menu barusan. Bukannya pria di depan ini tidak menyukai menu yang di sebutkan?

"Iya, gue emang ngga suka. Itu buat lo"

Apakah Haechan bisa mendengar yang barusan? Perasaan ia hanya membatin.

Haechan terkekeh kecil. "Lo ngga pernah berubah, masih sama kayak dulu"

"Emangnya kita pernah kenal dulu?"

"Ah.. maksudnya Cia yang gue kenal," Jawab Haechan. "Ekspresinya sama kalo gue pesen menu yang ngga gue suka. Abis itu dia bakalan nanya 'bukannya gue ngga suka menu itu?'

"Persis banget sampai gue tau dari ekspresinya aja,"

"Oh," respon Cia datar. Tidak tau saja jauh dilubuk hatinya ia mati-matian menguatkan diri.

Keheningan menyelimuti mereka sebentar, sampai pesanan haechan datang. Anehnya, hanya dua menu yang disebutkan saja yang tersaji.

"Makan," Haechan menggeser sepiring coklat ke depan Cia.

BACK | Haechan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang