"Tidak lucu. Jangan bercanda sekarang!"
Haechan menatap nyalang dengan berbagai macam emosi yang tersirat di matanya.
"Pernah lihat dady bercanda urusan pasien, nak?" Balas Johnny lembut.
"Dad— ahh" Haechan mengacak rambutnya dengan kertas putih terlampir di tangan kiri.
"Katakan ini semua bohong!" Haechan mengangkat kertas dan menunjukkan itu ke depan Johnny.
"Daddy ini benar-benar tidak lucu!"
"Tidak ada yang sedang bercanda sekarang"
Haechan menggeleng. "Tidak mungkin! Kemaren Cia masih bisa melihat dengan jelas! Mana bisa tiba-tiba jadi tidak bisa melihat?!"
Ya, sepuluh menit lalu setelah Cia yang menangis di pelukan Haechan, dokter dan beberapa perawat datang. Keadaan begitu mencengkam ketika raut wajah dokter Kun yang Haechan kenal berubah menjadi sangat serius. Dengan tangan Cia yang masih bertaut erat dengannya, dokter memeriksa.
"Tenang yaa.. gelapnya cuma sementara. Jangan takut, Cia tidak sendiri" Ucap Kun setelah memeriksa mata Cia dengan senter tapi tidak mendapatkan respon.
"B-benar c-cuma sebentar kan d-dokter?" Cia bertanya disela isakannya.
"Iya cuma sebentar, nanti semuanya akan terang lagi" balas Kun setelah meminta perawat disana untuk menyiapkan peralatan untuk memeriksa Cia lebih lanjut.
"Habis ini ikut dokter sebentar ya? Tidak lama, cuma sedikit melihat mata Cia? Tidak apa-apa kan?"
Cia mengangguk di sela tangisnya.
Haechan tidak bodoh untuk memahami semua yang terjadi tapi ia tidak mau menerima begitu saja asumsi nya. Apalagi dia bukan ahli, cuma orang biasa yang menebak-nebak asal degan penglihatannya.
Tapi itu dua jam yang lalu setelah daddy nya datang dan memberitahukan hal yang sama persis dengan asumsinya.
"Kelihatan penglihatan bisa terjadi walaupun sudah melakukan operasi plasenta mata, nak" Jelas Johnny lirih.
"Ketidak cocokan juga bisa terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama" Sambungnya.
"Operasi?" Tanya Haechan
Kenapa semuanya semakin rumit? Tidak cukupkah sikap ceria Cia saja yang dipermasalahkan? Kenapa sekarang merembet ke operasi mata?
"Daddy berbicara apa sebenarnya?"
Jhonny terdiam. Sadar apa yang barusan ia ucapkan.
"Dad—"
"DOKTER!" Teriakan seorang perempuan dengan lariannya berhasil menginterupsi Haechan.
"Cia? Cia mana?"
Tanya Karina dengan terengah. Perempuan barusan adalah Karina, sepupu Cia yang Haechan kenal. Rambut panjangnya tampak berantakan dengan seragam yang masih melekat di jam sekolah seperti sekarang. Jelas sekali kalau perempuan ini membolos.
"Cia baik-baik aja kan?" Mata boba perempuan itu berkaca.
Jhonny tersenyum samar kemudian memberikan secarik kertas yang ia pegang sedari tadi. Kertas yang sama persis dengan apa yang Haechan terima. Dengan cepat Karina membacanya. Detik berikutnya perempuan itu terisak dengan cengkraman di kertas yang kini sudah kusut.
"A-aku, maksudku Cia kan sudah melakukan operasi, kenapa semua ini harus terulang lagi?"
"Ketidakcocokan bisa terlihat sekarang walau operasi sudah dilakukan lama. Maap kita telat menyadarinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK | Haechan [HIATUS]
Fanfiction❝Kemanapun gue pergi, kalo bahagia gue di lo gimana?❝