11

58 7 0
                                    

Cinta mungkin datang tanpa kita duga tapi bukan berarti dia datang tanpa masalah. Karena sejatinya di dunia ini tidak ada yang sedih atau senang tanpa sebab kecuali orang gila. Seperti aku dan Arga yang akhirnya bersama tapi tidak bersama. Tanpa sadar pilihan kami sebelumnya mengantarkan kami pada pilihan berikutnya, dan kalian pasti tahu semua pilihan ada resikonya.

Siang itu 5 hari setelah pertemuan kami sebelumnya. Arga mampir ke rumah memakai kemeja putih rapi dan kacamata hitam yang menggantung di saku bajunya.

"Assalamualaikum, Tante, makin cantik aja deh," sapa Arga seperti biasa ke ibuk.

"Wa'alaikumsalam, ini sih berasa kamu ngapelin, Tante lo," balas ibuku sambil tertawa renyah bersama Arga.

Dari dulu aku belum pernah sekalipun membawa teman laki laki ke rumah. Ya karena takut dengan respon ibuk. Ayah udah lama meninggal, dan aku nggak ingin mengecewakan ibuk. Aku berpikir untuk membawa teman laki laki yang sopan, ramah, dan bisa akrab dengan keluargaku. Dan laki laki itu adalah Arga. Si perhatian dan penuh kejutan.

Aku berdiri bersandar pintu, tersenyum menyambut Arga yang berjalan ke arahku.

"Hai, pacar, hari ini ganteng ya," kataku padanya.

Dia menghampiri dan mengelus rambutku, mungkin sudah kebiasaan. "Kamu juga cantik, apalagi kalo udah mandi."

"Loh, kok kamu tau? Ibuk aja nggak tau."

"Ibuk tau, Ran. Tapi ibuk lebih tau kalo kamu malas mandi. Ini cemilan buat nak Arga."

"Astaghfirullah, aku udah wangi kayak gini lo."

Arga membantu ibuk membawa nampan berisi cemilan. "Tau nggak? Bau iler dan parfum yang bercampur itu punya aroma yang khas."

"Baiklah, Rana permisi menuju kamar mandi, silahkan menikmati camilan bersama calon mertua wkwkwk," kataku sambil berlari sebelum ibuk menjewer telingaku.

***

"Ini nih, salah satu alasan aku suka sama kamu."

"Hah, apaan?"

"Mandi plus dandan nggak pake lama. Nggak kayak cewek lain."

"Oh mantan kamu banyak? Nggak heran ya."

"Maksud aku cewek yang ada di sinetron haha jangan ngambek dong, kamu kan pacar pertama aku. Oh iya, aku bawa sesuatu buat kamu."

"Ya ampun kamu jayus banget sumpah. Bawa apa?"

Arga mengeluarkan buket bunga kecil berwarna putih. Aku belum pernah melihat bunga itu, apalagi tahu namanya.

"Freesia. Awalnya aku mau kasih kamu edelweiss biar kamu selalu ingat sama aku. Tapi karena penjualnya bilang arti freesia bagus, jadi aku pilih ini," jelasnya panjang lebar dengan raut wajah tenang.

"Emang apa artinya? Tunggu deh, aku nggak tau kalo kamu romantis dan filosofis. Sejak kapan?"

"Bunga ini melambangkan kepercayaan. Aku pengen hubungan kita selalu baik dan sehat. Ya kuncinya saling percaya. Terus aku emang romantis." Jawabnya sembari tersenyum lebar.

Aku membalas senyumannya dengan pelukan. "Aku mungkin nggak pandai merangkai kata kayak kamu, Arga. Bahkan kamu bisa jadi kesulitan memahami aku. Tapi aku bersyukur punya kamu, kita harus baik dan saling jaga satu sama lain. Ok?"

Arga mengangguk dan mempererat pelukannya.

UJARAN SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang