Happy reading, guys ❤
🌟🌟🌟
Menjelang ujian nasional adalah waktu yang bergitu menengangkan untuk semua siswa tingkat akhir sekolah menengah atas. Bagaimana tidak, mereka harus berjuang untuk mendapat nilai bagus atau setidaknya standart untuk bisa menyandang kata lulus di ijasahnya.Sama seperti pelajar lainnya hari hari Keyla kini hanya diisi dengan belajar dan belajar, bahkan hampir beberapa bulan terakhir dia anak kudet, sebab dia tidak mengetahui informasi apapun kini. Tiap harinya kini hanya berisi berlajar dan belajar di kamar.
"Key, sayang." Panggil Ester lembut. Dengan jadwal harian Keyla yang berubah drastic membuat perlakuan Ester dan Edy turut berubah. Mereka kini memperlakuka Keyla dengan penuh sayang. Bukan kenapa napa, baik Ester dan Edy hanya ingin anaknya fokus dalam belajar tanpa memiliki beban apapun.
"Iya Ma?"
"Key, mama minta tolong kamu anterin ini ke rumah Raka ya.." minta Ester dengan wajah melas. Sebenarnya Ester bisa saja mengantarkannya sendiri, namun dia menginginkan anak gadisnya sedikit menghirup udara luar. Apalagi sekarang ada Revan yang tengah pesiar dan hanya ada waktu sehari ini dan Ester pasti tahu Keyla seratus persen tidak tahu akan kedatangan Revan. "Ma.. Keyla lagi belajar nih." Tolak Keyla yang masih tidak tahan jika harus meninggalkan meja belajarnya. "Kamu bisa lanjutin nanti malem kan? Toh juga gak akan lama." Ujar Ester yang ada benarnya.
Tidak mau berdepat panjang Keylapun mengikuti perintah Ester. Dengan langkah malas Keyla berjalan menuju rumah yang sudah beberapa bulan tidak ia pijak. Setelah berdiam cukup lama Keylapun segera mengetuk pintu. "Assalamualaiakum..." terasa canggung membuat Keyla hanya menatap lantai putih. segera pintu hijau itu terbuka dan sebuah kaki jenjang tampak berdiri dihadapannya. Wajah gadis itu segera menatap sosok itu, sosok yang berpawakan kurus dengan rambut cepak tepat berdiri dihadapannya Bang Revan. Guman Keyla terkejut dengan pemandangan Revan yang begitu berbeda.
"Abang" Ulang Keyla sambil memeluk Revan senang. Dengan senyuman lebar Revan membalas pelukan Keyla senang. "Ya Allah bang, kok gak bilang bilang sih." Ujar Keyla sambil membentulkan posisi duduknya.
"Bukannya Abang yang gak mau bilang, kamunya aja yang gak pernah kelihatan. Biasanya kalo sore kerumah. Eh sakarang enggak. Kenapa Key?" Tanya Revan penasaran. Sebenarnya pria itu sudah mengetahuinya, karena Raka telah cerita. Hanya saja pria itu ingin mendengarnya dari bibir Keyla.
"Emm.. Kan mau ujian jadi Keyla fokus belajar. Biar bisa sukses kayak Abang." Ungkap Keyla berusaha menutupi masalahnya. Mendengar Keyla yang terlihat menutupi membuat Revan hanya bisa tersenyum simpul.
"Yaudah Bang, Keyla pamit pulang dulu ya, Assalamualaikum." Pamit Keyla buru buru. Belum sempat Revan menahan gadis itu. Keyla segera berlalu dengan langkah kaki yang cepat.
Setelah menghabiskan waktu selama dua hari di rumah, Revanpun harus kembali menempuh pendidikannya di saat menunggu kereta. Revan menyempatkan diri berbicara pada adiknya itu "Jadi kamu sama Keyla masih berantem?" tanya Revan ketika sedang duduk di bangku stasiun. "Abang kira kamu suka sama Keyla, eh yang ditembak ternyata Acha." Celetuk Revan kembali.
Raka hanya bisa diam tanpa mau membalas sindiran Revan. "Ka, jangan bohongin perasaanmu sendiri. Abang tau Kamu mau membantu teman, tapi caranya banyak. Gak harus dengan cara yang kayak gini" ungkap Revan sambil duduk di samping Raka. Untuk sesaat Raka termenung dan meresapi perkataan Revan, ia sadar pilihannya salah dengan melindungi Acha seperti ini. Ia tahu jika ini hanya akan membuat semua orang tersakiti. Semakin memikirkannya membuat Raka semakin bersalah kepada semuanya.
***
Suara alunan gamelan yang khas diiringi suara sinden yang mendayu dayu menyambut kedatangan para wali murid yang sedang bebahagia. Pada hari ini, siswa kelas dua belas akan melaksanakan wisuda.
Hampir enam bulan lamanya para siswa berjuang untuk menghadapi perang besar. Penuh perjuangan dan jerih payah yang besar untuk pada akhirnya mereka memenangkan pertarungan itu. Tawa dan air mata bahagia kini tumpah ruah di dalam aula tempat acara berlangsung.
Dalam acara pelepasan itu, Kyela terlihat anggun dengan kebaya merah maroon yang dipadukan dengan kain batik hitam yang menampakkan lekukan tubuhnya. Serta riasan wajah tipis yang menambah kesan elegan pada dirinya.
Selain itu, terdapat Acha yang tentu selalu tampil cantik dengan balutan kebaya bewarna emas. Wajahnya yang memang sudah menjadi primadona selama SMA, pastilah membuat dia selalu bercahaya di deretan gadis gadis lainnya. Tak lupa Kevin dan Raka yang mengenakan tuxedo yang membuat ketampanan mereka semakin melejit ke atas.
Meskipun keempatnya tidak bisa bersama lagi, setidaknya di sana ada Kevin yang membuat keempat orang itu akhirnya berfoto bersama. Meskipun di saat itu mereka sangat canggung karena sudah lama tidak bersama. Tapi itu lebih baik dibanding dengan tidak memiliki satupun kenangan perpisahan.
"Makasih ya." Ujar Keyla sembari memeluk erat Kevin, dia sangat bersyukur memiliki sosok Kevin yang selalu di sampingnya, yang selalu mengerti keinginannya. Serta selalu mendukung segala keputusan yang ia ambil. Keyla tentu akan sangat merindukannya. Setelah itu Keyla menghampiri Acha untuk berpamitan setidaknya itu yang bisa dia lakukan sebelum dia pergi ke Jogja melanjutkan studinya. "Acha." Ungkap Keyla sembari memeluk Acha untuk terakhir kalinya.
"Maaf kalo aku ada salah sama kamu selama ini. Tambah Acha di sela sela pelukan mereka. Sama sama" Keylapun melepaskan pelukan itu. Saat akan beranjak pergi mata elang itu menatapnya dalam diam. Seakan dunia ikut berhenti sejenak. Kedua insan itu saling bertatapan dalam jarak yang cukup jauh.
"Ayuk Key.." Sebuah suara membuat pandangan mereka terputus. "Iya ma.." Raka hanya bias menatap kepergian gadis itu dengan tatapan sendu.
Sesampainya di rumah, Keyla segera mempersiapkan semua kebutuhannya. Hari ini juga dirinya akan pergi meninggalkan Malang. Dirinya kini akan pergi ke Jogja kerumah neneknya. "Kamu yakin gak mau pamitan sama Raka?" Tanya Ester memastikan ketika mereka akan berangkat ke Jogja. Tapi gadis itu tidak menjawab dan meminta untuk segera berangkat.
Mobil mereka akhirnya berangkat dan saat di jalan mereka berpapasan dengan mobil Raka. Untuk sejenak kedua mobil itu sama sama berhenti untuk menyapa. Mobil Edi pun berjalan mendahului. "Berangkat dulu Bang. Assalamualaikum." Pamit Edi pada Wira yang sama sama membuka kaca, hanya untuk sekedar bertukar salam.
Diam- diam Keyla meneteskan air matanya. Dia sangat ingin menatap wajah Raka untuk terakhir kalinya, tapi apa daya egonya lebih besar. Disisi lain Raka hanya bisa terdiam, sembari menatap kaca mobil yang hanya menampakan siluet tubuh Keyla.
Be Continue...
***
"Keegoisan tentunya merusak segalanya
menjadi orang yang egois hanya akan menyakiti diri sendiri dan orang yang kita sayang"
Jangan lupa vote chapter ini untuk mendukung cerita ini berkembang 😍
Jangan lupa kirim komentar dan saran kalian untuk mendukung cerita ini semakin berkembang 😍
Ajak teman, sahabat, gebetan, pacar, saudara kalian untuk mengikuti kisah Keyla, Raka, Kevin dan Acha.🤭🤭🤭
Salam manis Author 😍
![](https://img.wattpad.com/cover/218033961-288-k113126.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US
Teen FictionKisah cinta berujung pada friend zone yang membuat seorang Keyla hanya bisa memendam dalam dalam perasaannya yang entah sampai kapan ia bisa bertahan cinta atau persahabatan?