PART 11

57 9 7
                                    

Don't forget, vote this part...😘
🌟🌟🌟🌟🌟

Di waktu hari masih gelap, hanya sebagian awan yang mulai berubah kuning kemerahan. Pagi itu seperti biasa Keyla melakukan rutinitas mingguannya yakni lari pagi. Biasanya dia akan berlari bersama Revan dan Raka. Tapi kali ini dia sendiri entah kemana perginya para penjaga nya itu.

Larinya pun terhenti di taman komplek batalyon. Di gunakanya untuk beristirahat sejenak dari kemeluh keringat yang membanjiri tubuh.

Matanya pun menatap sekeliling taman yang kini sudah berubah suram, sudah persis seperti taman angker. Mungkin anak anak akan menangis jika harus bermain di taman ini.

Ditatap taman tempat dirinya dulu dengan Raka dan Revan bermain jungkat jungkit, ayunan dan pasir Pasiran.

Kakinya pun terangkat untuk melihat sekeliling mainan masa kecilnya itu.

Tangan bersih itu tergerak untuk meraba setiap bagian dari mainan yang telah memudar warna nya seiring berjalannya waktu.

Ingatan Keyla kini mulai berkelana jauh ke beberapa tahun yang lalu.

"Bang.. pelan pelan ngayunnya, Keyla takut."

Ujar Keyla kecil memegang erat pegangan ayunannya ketika dorongan ayunan dari Revan di rasa cukup kuat.

"Penakut banget kamu Key." Ejek Raka kecil sambil menjulurkan lidahnya mengejek Keyla.

"Jangan takut Keyla, Abang pegangin kok ini." Revan berkata dengan halus. Yang membuat Keyla merasa tenang.

"Raka nakal!" Ujar Keyla kesal dengan perlakuan Raka yang selalu mengejeknya.

"Nih liat " Dengan kuat Raka memainkan ayunannya tubuhnya pun melambung tinggi hingga tubuhnya pun terpental dari ayunan tersebut. Tubuh Raka pun tersungkur ditanah dengan wajahnya yang mencium tanah.

Suara tangisanpun terdengar kencang dibalik tanah itu. Membuat Revan dengan segera membantu tubuh Raka berdiri dilihatnya wajah Raka penuh dengan tanah hitam

Tangisannya yang kencang membuat mulutnya terbuka lebar.

Dalam ingatannya jelas sekali bahwa mulut Raka penuh dengan tanah yang membuat Keyla kecil tertawa terbahak bahak

Tawa Keylapun bersautan dengan tangisan Raka yang semakin kencang.

"Sudah cup cup.. jangan nangis kamu kan laki laki." Ucap Revan menenangkan .

Sudut bibirnya pun terangkat tinggi setelah mengingat memori kecilnya yang begitu indah.

Tepukan di bahunya yang tiba tiba, membuat Keyla menjerit dengan kencang "Aaa..."

Mulutnya pun segera ditutup oleh tangan seseorang. Dengan segera Keyla memutar tubuhnya melihat siapa gerangan.

" Dasar Lo !" Pekik Keyla pada seseorang yang dia kenal, siapa lagi jika bukan Raka.

Tanpa peduli Rakapun melangkah menjauhi Keyla dan segera duduk di ayunan yang dulu sering dia mainkan.

Alis Keyla pun menyatu dengan sempurna. "Ngapin Lo disini? " Tanya Keyla yang kemudian duduk di ayunan kosong di samping Raka. Matanya masih tertuju pada wajah Raka yang begitu sempurna.

Dengan pelan Raka pun memalingkan wajahnya untuk membalas tatapan Keyla. Wajahnya yang tenang membuat gadis itu sedikit gugup.

"Kenapa Lo?" Ulang Keyla dengan pertanyaan yang sama

"Gak papa. Gue sehat sehat aja." Ujar Raka dengan senyum yang menjulang tinggi.

"Gak jelas Lo." Putus Keyla kemudian menatap lurus pada ujung jalan, Yang sedikit bergemuruh langkah kaki, dari kejauhan rombongan tentara tengah menjalankan aktivitas hariannya.

Nyanyian nyanyian ibu Pertiwi di lontaran para penjaga tanah ini dengan semangat yang kuat.

Suara suara siulan kecil bahkan terdengar sedikit di sana, mungkin karena keberadaan Keyla dan Raka yang nya berdua saja. Ditambah lagi keduanya adalah angkatan paling tua di antara anak anak tentara yang lain. Sehingga pasti lah semua bujangan mengenal mereka terutama Keyla dan Acha yang mejadi kembang desa di batalyon.

"Tumben loh sendirian mana Bang Revan?" Tanya Keyla kembali.

Raka yang jengah pun berdiri dan berjalan ke arah belakang ayunan Keyla. Dengan perlahan dia mendorong ayunan Keyla hingga wanita itu menikmati ayunan.

"Tanyain bang Revan muluk. Suka Lo ya?" Cecar Raka sedikit kesal dengan pertanyaan Keyla.

Cewek itu hanya diam entah harus bereaksi seperti apa Ya.. Yakan Lo kakak adik. Ujar Keyla terbata bata. Sedangkan cowok di hadapannya itu hanya bisa menatap dalam dirinya. Membuat suhu di pagi hari itu cukup panas untuk Keyla. Dan entah kenapa ditatap dalam Raka membuat jantung gadis delapan belas tahun itu berdetup kencang.

Emang kalo kakak adik harus bareng terus gitu. Ungkap Raka yang sudah tidak bisa di balas Keyla lagi.

Wajah Keyla pun menunjukkan adanya ketidak pahaman denga sikap Raka yang saat ini. "Berhenti dulu" minta Keyla yang dituruti Raka. Dengan segera Keyla memutar tubuhnya nya agar berhadapan dengan Raka.

Perlahan tapi pasti Raka mulai mengayunkan kembali ayunan Keyla dengan dirinya dan Keyla saling berhadapan.

"Lo lagi sakit Ka?, Sini coba gue cek?" Tawar Keyla sambil menjulurkan tangannya untuk memegang dahi Raka. Namun dengan lembut Raka mengambil tangan Keyla yang terulur untuk di genggamnya.

Wajah Keyla mungkin Sekarang akan merona dengan perlakuan Raka yang entah sedang kesambet setan mana sih?

"Apaan sih Loh ka" ujar Keyla sambil melepaskan genggaman tangan Raka lalu dia memilih berdiri. Sehingga wajah keduanya sangatlah dekat.

"Kayaknya Lo emang kurang sehat deh Ka, mendingan kita pulang sekarang. Apa Lo lagi kesambet setan asrama ?" Cecar Keyla yang sedikit canggung dengan keadaannya saat ini

"Suusssttt... Bisa tenang dikit gak sih? " Ujar Raka sambil menatap Keyla dalam tangan wanita itu kemudian di genggamnya erat.

Entah mengapa Keyla merasa suasana pagi itu terasa sangat panas dan sesak, padahal hanya ada dirinya dan Raka saat ini. "Key Gue sebenernya..." ujar Raka menatap dalam pada wanita itu.

BETWEEN USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang