Jangan lupa vote....vote...vote....
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟"Kalian semua dinyatakan lulus seratus persen!" ujar Eko selaku kepala sekolah yang tengah mengumumkan kelulusan siswa siswinya.
sorakan kebahagiaan terdengar di seluruh antero sekolah. Tak sedikit dari siswa menangis haru akan keberhasilan yang telah di capainya itu, setelah mengenyam bangku sekolah selama tiga tahun lamanya.
Setelah pengumuman kelulusan itu, seperti siswa pada umumnya mereka melakukan tradisi yang katanya sudah turun temurun, apalagi kalau bukan coret coret seragam osis.
Langkah kaki seorang begitu nyaring terdengar di tangga menuju lantai dua yang begitu sepi karena hampir seluruh siswa berkumpul di lantai satu.
"Key!" panggil Revan ketika berdiri di daun pintu kelas Keyla. Cewek itu sedang asyik mendengarkan lagu sambil membaca novel. Ya,cewek itu lebih memilih di dalam kelas sendiri sambil mendengarkan musik dan membaca novel. Bukan, maksudnya malas untuk partisipasi dalam acara itu. hanya saja, siapa juga yang membutuhkan tanda tangannya.
Mendengar namanya di panggil cewek itu segera menolehkan kepalanya untuk melihat siapa gerangan. "Bang Revan." ucap Keyla dengan senyuman lebar. Dia segera berdiri dan menghambur dalam pelukan cowok itu.
"selamat yaa...!!" ujar Kaeyla bersemanga, yang mendapat anggukan dari cowok itu.
"Nih tanda tangan." minta Revan sambil memberikan sepidol hitam pada Keyla. Seragam osis cowok itu masih bersih, sebersih kertas putih. Belum ada satu tinta pena yang menempel pada seragam nya. Artinya Keyla lah yang pertama membubuhkan tanda tangan di seragam cowok itu.
"Makasih ya." ungkap Revan bahagia. "Oh ya Abang punya berita bagus. Ujar Revan membuat cewek itu penasaran. "Apa emang?"
Abang bakal daftar akpol."ungkap Revan dengan senyuman yang masih terpasang indah dalam wajah tampan itu nya itu.
"Wow, Keyla ikut seneng dengernya." Ungkap Keyla sambil mengacungkan dua jempol.
"Doain ya biar bisa keterima." minta Revan dengan tulus.
"Pastilah Apasih yang enggak buat abang" goda Keyla dengan senyuman terpancar dari bibir tipisnya itu.
Saat keduanya tengah asyik melemparkan senyum, Suara gebrakan pintu terdengar keras hingga membuat dua cucu Adam itu tersentak seketika. "Bang!" Teriak Kevin yang tiba tiba datang dengan wajah lusuh.
"Bikin jantungan aja." Ujar Revan kesal. Tanpa banyak bicara Kevin dengan wajah terengah-engah menghampiri Revan kemudian membubuhi tanda tangannya besar tepat di samping punya Keyla. "Selesai." Ujar Kevin lega setelah selesai memberikan garis panjang untuk melengkapi bentuk tanda tangannya.
"Gini kan tenang Guenya." Tambah Kevin sambil melihat seragam Revan dengan cengiran bangga.
"Jadi bang, Lo harus berbangga dan terharu sama gue. kenapa? soalnya Lo orang pertama yang gue tanda tangani tanpa Lo harus capek capek datengin gue." ucap Kevin bangga sambil memberikan pelukan pada Revan. Revanpun hanya bisa tersenyum melihat tinggah Kevin yang sudah dianggap seperti adiknya itu.
"Mana Raka?" tanya Revan setelah melepaskan pelukannya pada Kevin. Dengan helaan nafas panjang Kevin menunjuk keluar kelas. Mereka bertiga pun berjalan menuju arah tunjukan tangan Kevin.
Dari lantai dua Mereka bertiga melihat pemandangan yang membuat mata menyipit keras. Terlihat puluhan siswi berbaju penuh coretan tengah bergerumbul pada seorang pria yang tak lain adalah Raka. Mereka semua tengah berebut mendapat tanda tangan Raka. Selaku siswa famous. Tak terkecuali Naya and the gang yang ikut ngantri.
Teriakan siswi yang meminta tanda tangan begitu nyaring terdengar hingga tempat ketiga cucu adam itu berada.
"Raka sini."
"Raka gue dong"
"woy antri dong!"
"Minggir! Minggir !"
Setelah melihat sikon tersebut Keyla, Kevin dan Revan segera turun menuju lapangan ysng dipenuhi siswi itu. "Kevin, Keyla gue ke temen temen yang lain dulu ya..." pamit Revan berpisah dari kedua adiknya itu.
"iya bang"
"oklek"
"Kevinnn!!" teriak beberapa siswi senior, ketika melihat Kevin turun dari tangga. Dengan langkah kaki ancang ancang Kevin memandang pasrah pada puluhan siswi yang tenagh mengincarnya sejak tadi "Lo duluan aja!" teriak Kevin di sela sela lariannya.
Keyla yang melihat kejadian itu hanya bisa geleng-geleng kepala. 'Mangkanya punya muka yang biasa aja! " Teriak Keyla yang entah implus itu sampai pada otak Kevin atau tidak.
Setelah sampai di kantin segera cewek itu memesan bakso cak Asep serta es teh, lalu segera duduk di meja kantin yang kosong.
"Hoh!" ucap Acha mengagetkan Keyla, yang benar saja berhasil. Bakso terakhir yang hendak di santap cewek itu jatuh akibat goncangan yang di hasilkan oleh tubuhnya sendiri.
"Asem Lo, bakso gue jatuh. nih..." ujar Keyla kesal melihat bakso yang tinggal satu itu jatuh dengan percumahnya. Padahal meskipun mitos suapan terakhir adalah bagian ternikmat dari suatu makanan.
"Ye Lo tuh!" ungkap Acha kemudian turut bergabung duduk di meja itu.
Setelah duduk Acha membuang mata ke sekeliling kantin yang tidak begitu ramai ataupun sepi. "Masih ke hadang Kakak kelas, mereka?" tanya Acha yang benar adanya.
"Iya tuh."
Acha dengan wajah berseri menampakkan senyuman membuat Keyla yang melihatnya memasang raut wajah tanya "Kenapa Lo, kesambet?" Tebak Keyla membuat Acha memasang raut wajah kesal. "Ck, Lo tuh." Acha menyenggol lengan Keyla kesal.
"Hai beb" panggil Kevin dari ke jauhkan membuat semua mata tertuju padanya dan Raka. "Gimana para pangeran udah selesai jumpa fansnya?" Sindir Keyla ketika mereka berdua sudah berada tepat di meja tempat dirinya dan cha duduk.
"Udah nih buktinya, udah kayak gembel kedampar, belom?" Tanya Kevin dengan baju yang compang camping akibat di grebek Kakak kelas yang super ganas.
"sabar ya." Prihatin Keyla dengan wajah yang menahan tawa.
***
Hai... I'm back..
Jangan lupa Vote ya.. karena itu bentuk support kalian kepada author..
So don't forget to vote 🤗Oh ya.. jangan lupa beri pendapat kalian serta saran saran untuk cerita ini..
Agar semakin berkembang😉
See you on the next part ♥️19/08/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US
Подростковая литератураKisah cinta berujung pada friend zone yang membuat seorang Keyla hanya bisa memendam dalam dalam perasaannya yang entah sampai kapan ia bisa bertahan cinta atau persahabatan?