Part 17

22 5 0
                                    

Happy reading, guys ❤️

🌟🌟🌟

Sudah seminggu ini Arnold terus saja mengganggu Acha yang membuat cewek itu sering sekali termenung sendiri di kelas bahkan ketika di kantin. Namun Raka hanya bisa menatapnya cemas. Karena setiap terror dan ancaman untuk Acha, Rakalah yang tau.

Raka dan Acha kini sedang ada di taman asrama, kedua manusia itu hanya bisa diam tenggelam dalam pikiran masing masing. Hari demi hari Arnold terus saja memberikan ancaman pada Acha dan satu satunya sandaran yang dimilikinya hanyalah Raka.

"Gue harus gimana?" tanya Acha pasrah dan malu. karenanya Raka terus saja memikirkan dirinya dan tentu saja ia menjadi prioritas Raka saaat ini.

"Apa gue turutin aja?" tanya Acha dengan suara bergetar. Kini Raka membalikkan tubuh untuk menatap Acha. Cowok itu menatap Acha dengan penuh keyakinan. Entah mengapa Acha merasa bersalah pada Raka. Keputusan yang diambil oleh Raka membuat dirinya kini semakin tercekat. Ia tahu apa konsekuensi yang akan mereka hadapi setelahnya.

"Enggak, gue gak mau." Tolah Acha tegas.

"Kenapa Cha? Untuk sementara itu satu satu alasan yang bisa Lo gunain dan Gue juga bisa langsung berurusan sama dia l. Ujar Raka tajam yang membuat Acha terdiam.

"Ka.. emang gak ada ide lain. Dengan Lo jadi pacar gue, meskipun pura pura. Gue gak mau persahabatan kita hancur. Terutama Keyla, Gue gak mau ngehancurin hatinya. Lo taukan gimana perasaan Keyla" Ujar Acha, membuat Raka terdiam ketika mendengar nama Keyla. Takpernah ia fikirkan bahwa keputusan yang ia tempuh saat ini membuatnya semakin jauh dari Keyla.

Rakapun menghela nafas panjang dan berat. "Udah Lo percaya gue dan tentang Keyla, suatu saat pasti dia bakal ngerti. kita cerita ke merka, di waktu yang tepat" Ujar Raka dengan berat. Kini dirinya merasa gamang dengan keputusan yang baru saja ia ambil. Dia tahu keputusannya pasti akan membuat semua hal berubah, terutama persahabatan dan cintanya. Tapi itu satu satunya cara, untuk melindungi sahabatnya dari manusia gila di luar sana yang haus akan nafsu.

**

Satu minggu kemudian

"Gue pacaran sama Acha." Ungkap Raka ketika mereka berempat tengah berkumpul di kantin sekolah sepulang sekolah. suasana kantin saat itu sudah sepi, tak ada seorang siswa di sana ecuali mereka berempat. Pengakuan Raka membuat Kevin maupun Keyla tertegun untuk beberapa waktu.

"Hah.. Haha.. Lo bercanda ya Ka? Ha.. ha.. lu..cu" celetuk Kevin berusaha tertawa dengan lelucon Raka. Namun sorot mata Raka yang begitu tajam dan serius, membuat cowok itu terdiam. Pikiran Kevin kini penuh tanya. apa yang terjadi, bukankah selama ini Raka menyimpan rasa pada Keyla. Atau selama ini ia telah salah mengartikan semua gerak gerik sahabatnya.

Keyla yang mendengar pengakuan itu, hanya mampu mengepalkan tangan dibalik meja kantin. Entah mengapa dadanya kini terasa sesak dan sakit. Matanya terasa perih, namun ia tahan untuk menjaga harga dirinya.

"Gue bilang ini, supaya kita bisa tetep tebuka." Ungkap Raka dengan helaan nafas yang berat. Sempat cowok itu melirik ke arah Keyla yang menundukkan kepalanya. Dada pria itu terasa berat, seakan bongkahan batu dijatuhkan ke arah dadanya. Apa daya, jika ia hanya memiliki satu jalan keluar yang mungkin saja penuh duri dijalan itu.

"Ba-bagus.. deh Lo berdua pada jujur." Ungkap Kevin diiringi tawa yang garing. Cowok itu sadar ada ketegangan di antara mereka.

"Yang gue takutin persahabatan kita bakal hancur. Karena itu kita berdua bilang kekalian." Ungkap Raka kembali, Acha hanya bisa diam. Gadis itu ikut sesak mendengar perkataan Raka.

Mendengar perkataan Raka, Keyla segera menadahkan kepalanya untuk menatap cowok itu.

"Ketakutan Lo, sekarang kayaknya terbukti Ka..." Sarkas Keyla dingin, siratan matanya begitu tajam menghujam Raka. Benci, marah, sakit kini mengelilingi perasaan Keyla. Ingin rasanya ia menampar Raka dengan sekuat tenaganya. Tetapi, terkadang ada waktunya hati dan pikiran tidak bisa berjalan berdampingan.

"Kalau Gue gak bilang, apa akan berbeda nantinya?" balas Raka dingin. Baik Kevin dan Acha hanya bisa diam, mendengar kedua sahabatnya itu saling melempar pandang penuh kemarahan.

"Berarti Lo gak peduli sama persahabatan ini? Jadi selama ini Lo cuma anggap kita apaan?" tambah Keyla dengan suara tercekat, Gadis itu segera beranjak dari duduknya. Ingin rasanya segera kabur dari hadapan cowok itu. Rasa perih itu semakin menjalar ke matanya, dan gadis itu sudah tidak sanggup menahan itu. Namun sebuah suara membuatnya terhenti.

"Kalo misal Gue jadian sama Lo, apa Lo bakal tetep mikirin persahabatan kita hah?" celetuk Raka dengan nada sedikit tinggi. Perasaan tak menentu itu membuatnya seketika marah. Marah pada dirinya sendiri dan keadaan. Marah melihat Keyla yang begitu terpukul dan tersakiti. Ingin rasanya ia mengejar gadis itu. Tapi ia urungkan niatnya.

Mendengar pertanyaan itu, membuat air mata Keyla sudah tak terbendung, gadis itu segera peri meninggal mereka bertiga.

"Lo pada serius?" tanya Kevin masih tak percaya. Tatapan kosong Acha membuat Kevin semakin tak mengerti dengan keadaan. Air mata Acha kini sudah terjun dengan bebas, gadis itu begitu malu untuk sekedar menjawab pertanyaan Kevin. Merasa frustasi dengan keadaan saat ini, Kevin memilih pergi mengejar Keyla.

"Keyla!" panggil Kevin sembari mengejar gadis itu, dengan sekali tarikan Kevin dapat menghentikan langkah kaki gadis itu yang berusaha semakin menjauh. "Lo gak papa?" Tanya Kevin sembari membalikkan badan Keyla. Mata gadis itu telah penuh air mata. Dengan lembut Kevin memeluk Keyla yang sudah menangis.

Dari ke jauhan Raka dan Acha melihat pemandangan itu. Dada Rakapun terasa sesak melihat gadis yang ia sukai menangis sesenggukan di dada sahabatanya sendiri. Dia tau dengan jelas konsekuensi yang harus Ia terima.

"Lo anter Gue pulang ya..." minta Keyla sesenggukan yang diiyakan oleh Kevin. Motor balap Kevinpun melaju meninggalkan parkiran sekolah. Menyisakan Raka dan Acha yang melihat dari kejauhan.

Suara deru motor menepi menuju indomart membuat lamunan Keyla yang sejak tadi berkelana terhenti sejenak. "Turun Key." Minta Kevin ketika gadis itu masih setia duduk di jok motornya.

Dengan helaan nafas panjang Keyla turun dengan bantuan pundak Kevin sebagai tumpuan kedua tangannya. "Lo duduk aja, gue beliin minuman." Ujar Kevin sembari masuk menuju indomart. Sedangkan Keyla segera duduk di kursi yang tersedia.

"Nih." Sebuah pocari sweet kini ada di depan matanya. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Keyla segera menegak minuman itu hingga habis. "Pelan pelan kalik." Sindir Kevin ketika melihat Keyla menegak hampir seluruh isi pocari sweet tersebut.

Tangan pria itupun terulur untuk menepuk lengan Keyla pelan. "Udah jangan dipikirin." Ungkap Kevin dengan senyuman, yang dibalas senyuman simpul oleh gadis itu. Tak banyak, yang mereka bicarakan. Keduanya masih terdiam dalam pikiran masing masing. Berusaha mencerna semua kejadian yang barusan terjadi.

Kevin merasa ada yang salah dengan ini semua. Ia begitu mengenal Raka, tapi keputusan yang diambil Raka. Bukanlah sebuah prediksi yang ia bayangkan selama ini. Mencintai Acha, adalah sebuah variable yang tidak pernah Kevin bayangkan. Bagaiaman bisa pria itu membayangkan hal ini terjadi, jika selama ini yang ia lihat, Raka hanya menatap seorang Keyla. Meskipun dalam diam, Kevin tahu betul dengan sahabatnya.

***
Jangan lupa vote guys, untuk mendukung cerita ini semakin berkembang.
Jangan lupa beri komentar kalian, untuk mendukung misah cinta dan persahabatan 4 serangkai ini..

BETWEEN USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang