Jeno menarik tangan jaemin dengan langkah besar nya tapi seketika tarikan tangan Berhenti saat jaemin melepaskan tangan nya dari genggaman tangan Jeno membuat Jeno mengeritkan kening nya binggung kepada depan nya dia sangat penasaran dengan lelaki manis ini
"Kenapa lo Berhenti?" Tanya Jeno
"Hm, terimakasih sudah bantu Nana, tapi satu hal Nana tidak butuh itu Nana bisa Sendiri." Ujar jaemin dengan melangkah kebelakang untuk pergi, sungguh Jeno tak mengerti jalan pikir lelaki tersebut padahal dia hanya membantu jaemin kenapa dia menjawab seperti itu?
"lo kok bisa bantu jaemin?" Tanya seorang belakang yaitu kakak Jeno, dia menatap Mark seharus Mark tahu perbuatan kekasih tersebut membuat apa pada jaemin dia marah pada kekasih kakak tapi kalau kasar sama kekasih Mark pasti Kakak marah
"Gua mau bilangin lo harus jaga sikap pacar lo yang kurang pendidikan banget rendah banget kesopanan nya." Cibir Jeno meninggalkan Mark, Mark menghela nafas sudah tahu pasti gara-gara kekasih nya dia juga sudah sering bilangin kekasih tapi entahlah otak dimana?
•••
"Hai Mark kamu baru sampai?" Tanya haechan bangun duduk untuk memeluk Mark tapi cegah oleh mark, Dia menatap haechan dengan tajam, Uh! Haechan sudah tahu pasti Mark sudah mendengar dia membully jaemin
"Apa lo lakuin sama jaemin?" Mark langsung the point membuat jaemin memandang datar kekasih tersebut
"Hanya bully dia."
Sekali lagi mark menghela nafas berat dengan sikap kanak-kanak kekasih tersebut." Lo itu? Punya pikiran ga si. Lo tahu dia udah ga punya siapa-siapa kenapa Lo bully dia? Salah dia ke Lo apa? Emang ngga capek apa terus-terusan bully dia." Kesal Mark membuat kekasih hanya diam menatap Mark terus marah-marah kepada nya
"lo mau gua Berhenti bully dia?"
"Iya gua mau Lo Berhenti bully nya."
"Gua bisa berhenti asal lo jangan pernah peduli sama dia apa lagi lo sering banget datang rumah nya, lo anggap gua pacar lo atau bukan si? Malah lo lebih dekat sama jaemin."
"Gua perduli sama dia karena dia ga punya siapa-siapa haechan!" Penekana kata Mark membuat mengepalkan tangan nya rasa benci hati sakit saat Mark selalu membela yang lain malah dia
"lo yang perduli dia atau Lo punya rasa sama dia? Gua kaya gini semua karena lo, lo buat gua cemburu, lo juga yang ngebuat gue benci sama dia." Kata haechan bangkit berdiri meninggalkan Mark Sendirian dalam caffe. Mark melihat punggung haechan pergi sebenar sangat sayang sama kekasih tapi tidak bisa berhenti perduli sama jaemin sudah anggap adil sendiri
••••
Jaemin masuk rumah sudah berantakan sudah tebak pasti ulah kakak nya, Jaemin hanya merapihkan barang-barang yang ada dalam rumah, rumah jaemin Seperti kontrakan tapi muat untuk mereka bertiga tapi saat dia melihat meja ruang tamu sebuah kertas dengan ada lebel dari sekolahan adik Membuka nya
"Aku pulang." Ji-Sung masuk melihat jaemin sedang membaca surat dari sekolah, Dia hanya diam menatap Kakak mulai menaru kertas tersebut
"Ga usah kak, aku ga terlalu mau jalan-jalan." Jawab Ji-Sung duduk bawah membuka pakaian nya dengan meletakan tas samping tubuh nya
"Ini ada acara apa kamu jalan-jalan ini?" Tanya jaemin ikut duduk samping Ji-sung
"Acara perpisahan anak kelas 9" Jawab Ji-Sung menyadarkan tubuh nya, Jaemin menganguk kepalanya mengerti yang maksud jisung dia tahu bahwa Adik sangat mau ikut jalan-jalan tapi dalam kodisi begini tidak punya banyak uang
"Nanti kamu siapkan saja, Kakak akan usaha kan biar kamu ikut ini." Kata jaemin dengan mengusap kepala adik setelah itu pergi keluar, Ji-Sung banga sekali masih punya kakak seperti jaemin yang selalu memenuhi kebutuhan nya
•••
"kamu baru datang? Habis kemana saja?" Tanya jungwoo melihat jaemin baru saja datang ke toko cafe nya harus jaemin udah ada sejam lalu mengantikan ship nya hari ini
"Maaf kak, aku ada urusan rumah." Jaemin mengambil baju untuk Menganti nya.
"Kamu buat waktu ku terbuang-buang begitu saja seharus aku sudah makan persama Lucas hari ini." Jungwoo yang berjalan keluar dengan marah-marahin jaemin hanya bisa diam, Apa katakan jungwoo benar dia membuang-buang waktu nya
"nggak usah pikirin, dia memang begitu." Suara lelaki samping yaitu Kun manager caffe tersebut jaemin hanya mengangguk kepala arti nya mengerti maksud Kun, Setelah Menganti baju mulai melayani pesanan yang berdatangan cukup ramai hari ini
"Jaem, antar ini meja nomor lima ya." Kun memberikan menampan makanan, Jaemin menganguk kepala nya pergi membawa menampan kemeja tujuan
"Silakan makan tuan!" Tutur kata jaemin begitu lembut melayani pelanggan caffe nya, Sampai berhenti bergerak tangan nya pegang oleh seseorang
"Na jaemin?" Suara Jeno membuat menatap wajah Jeno, Jaemin menarik tangan dari gengaman Jeno hanya menunduk sedikit membalikan tubuh meninggalkan Jeno begitu saja
"Apa kamu mengenal nya?" Tanya Kun duduk depan Jeno, Jeno menatap kepergian jaemin, jaemin tak banyak bicara kepada membuat tambah penasaran
"Apa dia kerja sini kak?" Tanya Jeno kembali menatap kakak kelas dahulu
"Iya dia na jaemin kerja sini hampir dua tahun, Aku kasian pada nya karena tinggalkan oleh orang tua nya."
"Apa kamu punya nomor nya?"
"Ada emang ada apa?"
"Aku minta."