Siapa yang tahu dalam hati jaemin begitu menyayangi kakak sepupu nya, Tak pernah ada rasa benci kakak sepupu nya hanya ada suatu yang Meraka tahu di mana jaemin harus menanggung nya padahal tak sepenuh nya salah nya, Jaemin harus bisa menerima sikap jahat dari sepupu nya walaupun sakit tak perduli hanya ada kasih sayang kepada nya
Haechan? Nanti kalian tahu gimana benci haechan kepada jaemin, tapi satu hal kalian tak tahu apa yang haechan rasakan sekarang hanya tahu dia dan tuhan.
"Jaemin nanti panggil haechan depan." Kata Lucas hanya sekilas kembali duduk tempat nya, Jaemin bangkit berdiri mungkin haechan sudah berubah tapi melihat depan kelas tak ada siapapun dia mencari nya beberapa menit masuk lagi tapi disana Lucas tidak ada akhir kembali duduk lagi
Akhir nya guru datang membuat kelas sunyi lagi, Jaemin biasa duduk sendiri hanya diam tak banyak bicara atau bergerak, jaemin tahu posisi diri kelas tak pernah anggap sama mereka hanya pada renjun dan Jeno
"Renjun uang kelas kumpulkan, Nanti bapa inggin beli peralatan kelas." Suruh pak Kim kepada renjun belakang jaemin menganguk kepala nya membuka tas nya
"Pak uang kas hilang!" Teriak renjun membuat isi kelas menjadi rusuh apalagi uang kas hilang. Pak Kim mendekati renjun dan membantu mencari uang kas sama saja tak ada
"Baiklah taru tas dimeja kalian bapa inggin periksa."
Semua menurut pak Kim memeriksa lebih dahulu barisan depan tapi tak menemukan sampai barisan jaemin sekarang tak bongkar. Tapi tidak ada yang temukan dalam tas jaemin
"PAK SAYA TEMUIN INI BUKU DALAM BUKU JAEMIN!" teriak hendery yang membuka buku yang dimeja jaemin membuat suasana kelas nambah rusuh apalagi dengan dengan bisik-bisik
Emang bapa sama anak ga jauh beda
Hahah dasar pencuri
Kaya ga mampu tuh
Dasar pencuri dan korupsi ga jauh beda
Bikin masa
Hati-hati uang kalian ambil juga
"Ga pak, saya ga ambil uang kas." Tolak jaemin benar dia tidak mengambil meningan dia berkerja malah harus mengambil bukan milik walaupun miskin kedua orang tua nya mengajar nya dengan baik
"Halah, mana ada maling ngaku penjara penuh." Lucas teriak membuat tambah kelas rusuh apalagi sudah ketahuan uang kas ada buku jaemin
"DIAM SEMUA NYA! Jaemin kamu ikut bapa." Guru Kim jalan dahulu dari pada jaemin. Sungguh apa lagi dia dapatkan sekarang membuat muak dengan kehidupan ini dia inggin hidup tenang seperti orang-orang tanpa gangguan sama sekali entahlah mereka tak akan pernah mau melakukan itu
"Renjun, kenapa uang kas buku Nana?" Tanya Jeno dia tak percaya yang mengambil uang kas adalah jaemin pasti ada orang yang menjabat jaemin
"Gua ga tahu Jen, gua ga percaya kalo dia lakuin itu. Gua percaya jaemin anak baik-baik."
"Sama gua juga." Jeno bangkit berdiri meninggalkan kelas
"Mau kemana Lo Jeno?"
••••
Jaemin keluar kantor guru dengan wajah masam nya. Baru sekali melangkah sudah ada menarik tangan untuk mengikuti nya jaemin hanya mengikuti dengan tarikan tangan nya sampai dimana dia membawa nya atap sekolah.
"Jeno ngapain kamu bawah aku kesini? Aku inggin kelas." Jaemin melangkah pergi sebelum pergi tangan tahan oleh Jeno membuat tak bergerak dia juga lagi tak banyak tenaga untuk berontak dari Jeno
"Kata guru apa?"
"Aku skor 1minggu." Jawab jaemin dengan wajah sedih tak pernah jaemin skor apalagi dengan masalah mencuri uang. Jeno pegang wajah Jaemin dengan supaya menatap nya.
"Dengar na, gua ga percaya kalo yang ngambil uang itu. Tapi satu hal gua akan berusaha membuktikan kalo Lo bukan pelaku nya, Lo dicebak, Lo hanya jebak."
"Tapi sudah terlambat Jeno, emang ini lah kehidupan Nana harus menerima semua kamu ga usaha buktiin apa-apa." Kata Jaemin dengan pergi begitu saja. Bukan Jeno yang menurut kata jaemin dia mengambil handphone di kantong celananya menelepon seorang untuk membantu nya dalam masalah jaemin
•••
Jaemin memandang sosok ayah depan dengan tersenyum pahit air mata turun yuta depan nya mengusap air mata anak dengan lembut. Dia rindukan kebersamaan keluarga dan berkumpul suara ayah selalu teriak nama saat dia berbuat salah kakak selalu marah kalo dia mengambil makanan nya. Dan adik selalu marah saat dia menjailin nya
"A-aayah Nana kangen." Jaemin mengambil tangan ayah dengan mengengam nya. Di mata yuta ada sebuah kerinduan pada keluarga nya ini salah nya terlalu haus akan kebahagiaan anak apa saja dilakukan pada nya
"Nana yang kuat ya, maaf ayah, Sudah buat Nana menderita begini."
Jaemin mengeleng kepala nya."ayah tidak salah, Ini sebuah kehidupan ayah semua orang mempunyai masalah." Jaemin mencium punggung tangan ayah nya, Yuta tersenyum melihat anak lelaki yang selalu dia banggakan menjadi lelaki dewasa
"Ayah selalu menyayangi mu na."
"Nana juga sayang sama ayah."
"Waktu tahanan masuk sel." Kata polisi sebelum yuta pergi mencium puncak rambut anak nya dengan mengusap nya sebenarnya hati yuta sakit melihat anak tak mempunyai sosok mendampingi kehidupan nya.
•••
Jaemin duduk halte dengan memandangi banyak mobil dan motor hidup begitu sepi tak seorang pun yang tahu berapa sedih hati ini. Dia butuh pelukan bunda nya dengan usapan rambut. Jaemin merasa ngantuk akhir tiduran sebuah halte
"Ash! Anak ini malah tidur sini." Kata seorang mengendong Jaemin masuk dalam mobil tapi jaemin terlalu terlelap akhir-akhir ini sering kecapean kerja pulang sekolah tak memikirkan tubuh nya