chapter 13

599 54 1
                                    

"Jeno kamu tinggal sama siapa?" Tanya anak raja danau bersama Jeno duduk samping nya lautan hijau pemandangan pegunungan membuat suasana nya tambah adem, Sudah tiga bulan mereka berteman sampai sekarang mereka menghabiskan waktu bersama.

"Aku tinggal sendiri."

"Sungguh?em—aku boleh tidur rumah kamu Jeno?" Tanya jaemin dengan memberikan senyum kepada Jeno, Aduh Jeno tidak bisa nolak kalau jaemin manja-manja kaya gini

"Apa kamu boleh sama raja?"

"Tentu aku bilang mau tidur rumah teman aku, Ayah sudah tahu aku berteman dengan mu."

Jeno menganguk kepala nya mengusap rambut jaemin, Jeno yang membawa rumah jaemin kearah rumah sampai depan rumah Jeno tak besar dengan gubuk, jaemin memandangi rumah Jeno dari luar melihat sekeliling

"Maaf rumah aku tak seperti Istana mu." Kata Jeno menunduk. Jaemin menarik dagu Jeno untuk menatap jaemin dengan memberikan senyum manis kepada sosok lelaki tampan

"Aku tak perduli kecil atau besar rumah mu, aku tak perduli kamu miskin atau kaya, aku tak perduli kamu raja atau gembala domba. Hanya satu kamu tahu. Aku mencintaimu."

Dag

Jeno mematung tubuh mendengar perkataan jaemin. Apa raja kecil ini sedang menyatakan cinta Kenapa nya? Kenapa dia bisa mencintai padahal dia tak ada apa-apa dengan menyukai jaemin banyak sekali yang menyukai jaemin Kenapa dia memilih Jeno?

"Kamu berfikir kenapa aku memilih kemu Jeno?" Jeno menganguk kepala nya jaemin kekeh kecil

"Karena kamu adalah takdir aku."

•••

"Ji-Sung kamu masih marah sama aku?" Tanya chenle yang datang dengan raut wajah nya sedih Meraka sudah berteman lama dari kecil. Tapi kemarin pertama kali Ji-Sung kasar kepada nya

"Lo fikir gampang apa maafin orang udah nyakitin kakak gua."

"Tapi bukan aku JiSung."

Ji-Sung berdiri menceram rahang pipi chenle membuat chenle bungkam dan meringis kesakitan. Dia melihat mata JiSung benar-benar kepada nya padahal bukan salah dia. Kakak nya yang salah

"lo tahu penderita apa kakak gua dapat dari kakak lo? Ini ga seberapa le, gua akan lebih dari ini, Gua tahu pertemanan kita dari kecil tapi satu hal soal kakak gua. Gua akan segan-segan buat orang menderita."

Ji-Sung melepaskan ceraman rahang chenle menghempaskan dengan kasar membuat chenle hanya mata berkaca-kaca rasa sakit benar-benar sakit. Dia menyukai lelaki depan baru kali ini JiSung begitu kasar apa dia akan kehilangan Ji-Sung

"Lo tahu bahwa kakak gua paling berharga dalam hidup gua." Ji-Sung menabrakkan bahu chenle dengan kasar membuat mundur kecil menatap punggung Ji-Sung Sudah menjauh hati benar-benar hancur rasa lebih menyakitkan bagi nya. Air mata chenle turun yang memandang sakit hati kepada sikap JiSung

•••

Jeno dan jaemin sedang menyiapkan untuk pulang. Bahwa dirinya sudah diboleh kan pulang sudah dua Minggu jaemin dalam rumah sakit, selasai itu jaemin bawah dengan kursi roda karena masih sakit kepala nya dan juga tak terlalu banyak jalan sampai rumah Jeno mengendong Jaemin

Jeno membawa jaemin kekamar nya sampai dimana jaemin sedang menyiapkan buat besok sekolah padahal Jeno sudah melarang nya

"Na, please lo jangan sekolah dulu, lo belum pulih." Pemohon Jeno sekian kali tapi tak gubris sama jaemin hanya tersenyum dalam membereskan baju-baju nya

"Tenang Jeno, aku gapapa. Aku ga mau lemah karena penyakit aku." Jawab jaemin membuat Jeno mengenakan nafas kasar mendengar kata jaemin

Sekarang jaemin sedang duduk kursi roda. Dengan belajar bersama Jeno bukan Jeno melihat pelajaran malah melihatin wajah Jaemin sangat manis dan cantik kenapa lelaki depan lebih manis dari wanita lain

"Jeno kamu dengar aku ga si?" Tanya jaemin agak kesal karena sudah jelasin panjang lembar tapi Jeno tak perhatikan mu

"Dengar."

"Apa?"

"Kamu manis." Jawab Jeno membuat jaemin blak-blakan mendengar entahlah Jeno tidak sadar hati jaemin dekatkan jantung lebih kencang rasa aneh jaemin tersenyum malu mendengar nya

Bugh

Jaemin memukul lengan Jeno tak keras hanya ada ringgisan kesakitan Jeno, Tidak tahu tiba-tiba saja mulut berkata itu kekeh melihat wajah Jaemin menjadu merah

"Jeno aku serius ya."

"Jangan serius-serius na, kamu aja aku ajak serius ga mau." Jawab Jeno dengan menarik satu alis senyum kecil kepada jaemin

"Tahu ah Jeno, Kamu ini mengeselin banget." Jaemin membalikan kursi roda nya dia berjalan keluar melihat seorang benar-benar membuat nya takut. Jeno yang tadi kekeh berubah raut wajah melihat jaemin mematung depan pintu

"Ada apa?" Tanya Jeno yang ikut arah seorang lelaki yang pegang minuman hati jaemin Seperti berhenti mengingat dimana kakak tersebut menyiksa nya padahal tak punya salah apa-apa

"Siapa dia?" Lanjut Jeno

"K-kak alin."

Jeno berusaha menahan emosi melihat lelaki sudah membuat jaemin hampir meninggal, Kakak paling idiot, kesal Jeno rasa inggin menghabisi lelaki tersebut sekarang juga

"K-kak alin sudah makan?" Tanya jaemin kepada guanlin masih berdiri mencari makan meja makan

"LO HABIS KEMANA AJA SIALAN, HABIS NGEJALANG MANA? HUH?" Teriak guanlin membuat jaemin hanya menutup mata meremas celana panjang, Aba-aba guanlin memaksa jaemin berdiri yang tadi duduk kursi roda

"Berdiri lo ga usaha lebay segala pakai kursi roda kalo mau mati, ya mati aja jangan kaya orang penyakitan" guanlin melarikan tangan jaemin dengan kasar

Bugh

"Akh! Sakit kak."

Bughh

Jeno sudah kehabisan kesabaran menendang perut guanlin sampai jatuh kebelakang membuat meringis kesakitan, Jeno mendekatkan guanlin dan menarik kera baju nya dengan untuk lebih dekat lagi wajah nya

"PERSETANAN APA LO! seharusnya mati itu lo, bukan Nana, lo tahu dia begini karena Lo sialan. lo yang udah hampir meninggal harus nya mikir sialan lo yang selama ini numpang hidup sama adik Lo. Lo ga mikir betapa keras dunia luar dengan adik begini. Lo kakak atau setan si? Berhenti Lo buat Nana sakit."

Entahlah kata Jeno benar bahwa guanlin bukan kakak baik. Dia menatap adik yang duduk bawah menelan air ludah dengan kasar. Dia sadar? Tidak tahu hati sakit melihat adik kepala perban dan kaki nya tak bisa jalan

heart upset [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang