Part 04

3.7K 250 4
                                    

Di arena balap licia sudah nangkring di atas motor sport berwarna hijau kesayangannya,helm full face nya sudah ia pakai sedari tadi hanya karena tidak ingin semua orang tau jika dirinya adalah seorang perempuan.

Seorang perempuan berpakaian minim berdiri ditengah jalan sambil menenteng topi hanya untuk sekedar memberi aba-aba terhadap 2 pembalap itu,pria yang tengah bertengker di motornya berdehem pada licia dan yang licia lihat pria itu tengah tersenyum smirk karena helmnya belum di pakai pria yang namanya sedang di sebut oleh salah satu temannya.yang ia dengar namanya adalah dion

"Hmm"

"Lo yakin lo bakalan menang?"tanyanya sambil menaik turunkan alisnya,namun tak di jawab oleh gadis itu

"Heh lo budek apa bisu?ditanya itu jawab!"dion sudah tersulut emosi karena ucapannya tetap di acuhkan oleh licia

"Oh iya dua duanya kali ya gak?"tanya dion pada temannya sambil tersenyum sinis membuat teman-temannya menertawakan licia.tuh mulut emang minta di sumpel kaos kaki si gilang baru tau rasa!

"Sembarangan lo,temen gue gak budek!"sarkas gilang menatap tajam pria itu

"Oh lo temennya?bilangin ke temen lo kalo dia gak bakal menang lawan gue!"sinis dion berlagak sombong

"Songong amat kalah sama temen gue baru tau rasa lo!"kali ini dirga yang berujar namun tetap di acuhkan oleh dion

Licia yang sedari tadi tidak menjawab terkekeh kecil sambil menatap sinis melalui ekor mata yang tidak tertutupi oleh kaca helm

"Songong banget jadi orang"gumam licia di dalam helm full face nya.

Perempuan di depan sana sedang memberi intruksi karena sebentar lagi balapan akan di mulai ia mulai menghitung mundur dan bersiap-siap

Balapan sudah di mulai suara sorakan pendukung menyoraki kedua manusia yang tengah berlomba-lomba untuk mencapai garis finish terlebih dahulu.

Licia yang memimpin di depan membuat dion kesal setengah mati,namun dengan otak liciknya dion menendang motor licia membuat motor gadis itu oleng.

Brukk

Motor licia terguling,helm yang licia pakai juga terlepas entah hilang kemana.darah segar mengalir deras di kepala licia yang terbentur di pembatas jalan.

Uhuk uhuk

"Tolongin gue!"lirih licia

"Shit!"umpat dion setelah tau siapa yang ada di balik helm full face itu.

"Licia!"teriak arkan.

Lalu arkan dan teman-temannya segera menghampiri licia yang sudah terkulai lemas dan hampir memejamkan matanya,sakit iya itu yang sedang licia rasakan.sekujur tubuhnya sudah di penuhi lebam dan darah yang terus mengalir.

"Lic!"

Arkan langsung memangku kepala licia yang sudah di penuhi darah ke pangkuannya,tanpa sadar cairan bening menerobos keluar dari pelupuk mata.terjatuh tepat di pipi licia.

"Gue g-gapapa k-kok lo jangan khawatir"licia memaksakan senyumnya,menenangkan sambil mengusap pelan pipi laki-laki yang tengah menangisi dirinya.

"Lic lo gimana si,gapapa gimana lo kayak gini gara-gara si bangsat!"murka Dirga saat melihat wajah tenang sahabatnya yang sedang tersenyum

"Kita ke rumah sakit sekarang!"putus gilang

"G-gak u-u-usah"gagap licia tenggorokannya terasa tercekat.

"Kita harus ke rumah sakit,luka lo parah"kevin juga ikut berbicara dirinya tak tenang saat melihat sekujur tubuh licia di penuhi darah yang bau amis.

Karena dirinya tidak sanggup berbicara licia hanya menggelengkan kepalanya,mungkin sudah saatnya dirinya pergi.

"I love you!"gumam arkan tepat di telinga licia.

Setelah mendengar gumaman laki-laki yang tengah memangku dirinya gadis itu perlahan-lahan menutup matanya,dan ia hembuskan napas terakhirnya pada malam ini.licia telah pergi meninggalkan mereka yang sedang meraung-raung tak rela jika sahabatnya pergi untuk selama-lamanya.

"Lic!bangun lic!"teriak dirga saat melihat sahabatnya menghembuskan napas terakhirnya.

Gilang dan kevin hanya menggelengkan kepalanya.mereka juga kehilangan sosok licia.tatapan tajam kevin mengarah pada sosok yang sedang duduk di motornya sambil menatap jenazah licia dengan tatapan tanpa rasa bersalahnya.

"Lang!lo telpon tante tari kalo licia udah gak ada"

"Dan lo ga ikut gue buat bawa si bajingan itu ke kantor polisi,soal jenazah licia biar arkan aja yang jagain"lanjut kevin emosi

"Anjing lo bangsat!"murka dirga dan langsung memukul dion membabi buta.

Dion yang kena serangan dirga tanpa aba-aba langsung terjatuh dari motornya,dan mengusap sedikit darah di ujung bibirnya.tanpa berperasaan dirga dan kevin menyeret dion ke dalam mobil yang gilang bawa.

"Lo apa-apaan si anjing!"sewot dion

"Lo bego apa gimana?udah ngilangin nyawa orang gak punya rasa bersalah sama sekali!"nyolot dirga terbawa emosi

"Udah orang kayak gitu langsung aja bawa ke kantor polisi!"

"Bangsat gue gak salah!"

"Diem anjing!"emosi dirga dan kevin bersamaan membuat nyali dion menciut.

Dengan kecepatan di atas rata-rata mobil melaju cepat berbaur dengan kendaraan lainnya.

ALUNA (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang