Vote.
"Bagaimana apakah kamu sudah menemukan buktinya?"
"Sudah bos saya sudah menemukan barang bukti yang bos minta beberapa hari yang lalu, semuanya sudah lengkap dan tinggal membongkarnya saja"
"Bagus kerja mu sangat baik saya akan menaikan gajimu, dan segera berikan barang buktinya pada saya"
"Baik bos, terimakasih"
Panggilan langsung di putuskan secara sepihak.
Orang itu menyunggingkan senyum manis yang terpampang jelas dibibir ranumnya, namun senyuman itu akan terlihat mengerikan dipandang oleh musuhnya.
Mata tajam bagaikan elangnya memandang bingkai foto seseorang yang ia benci, dan langsung melemparnya ke tembok dengan keras sehingga pecahan kacanya berserakan di lantai. Menyalurkan emosinya dengan cara itu.
"Lihat lo bakal hancur sehancur-hancurnya, seperti kaca itu!"desisnya tajam dan beranjak dari ruangannya.
*****
Luna menghembuskan napasnya kasar. Rasa bosannya semakin menjadi, kejadian kemarin membuat ia harus izin tidak sekolah selama 2 hari. Dan gadis bersurai coklat itu kini sedang duduk termenung di anak tangga tanpa gairah seraya menopang dagunya. Entah mengapa perasaannya tidak enak tapi ia harus menepis pikiran negatif dari otak nya.
Bahkan ketika cherryl melewatinya gadis itu hanya acuh saja tidak perduli. Sampai lamunannya buyar kala fiona berteriak histeris, melihat cherryl tergeletak di lantai dan sudah bersimbah darah di sekujur tubuhnya. Ketika kesadarannya masih ada cherryl malah menuduh luna sebagai dalang jatuhnya cherryl dari tangga.
"Cherryl bangun sayang bangun"
Fiona terus menggoyangkan tubuh cherryl yang terkulai lemas tak sadarkan diri di pangkuannya. Tatapan tajamnya menatap ke arah luna, gadis itu tengah menetralisir emosinya agar tidak meluap begitu saja.
"ANAK SIALAN! GAK TAU DIRI SUDAH MEMBUNUH PUTRA SAYA DAN SEKARANG KAMU MALAH MENCELAKAI PUTRI SAYA JUGA, SAYA MENYESAL SANGAT MENYESAL SUDAH MEMBESARKAN KAMU SEHARUSNYA DULU SAYA MEMBIARKAN KAMU MATI SAJA!"maki fiona keras mungkin para maid bahkan tetangga juga mendengar ucapan fiona.
Sementara itu luna sedang mencerna setiap ucapan fiona. Hatinya terasa perih perkataan itu memang benar-benar fiona lontarkan untuk dirinya. Tolong bangunkan luna sekarang juga, ia sudah tidak kuat mendengar makian-makian dari ibunya.
"M-maksud b-bunda a-apa?"ucap luna terbata-bata, ia berharap bahwa ini hanyalah mimpi.
"CUKUP JANGAN PANGGIL SAYA BUNDA MENGGUNAKAN MULUTMU SAYA TIDAK SUDI MENDENGAR NYA! DAN INGAT KAMU BUKAN PUTRI SAYA!"
Fiona terus berteriak seperti orang gila bahkan tidak segan-segan melemparkan barang-barang apa saja yang ada di dekatnya pada luna ketika gadis itu berjalan mendekati ke arahnya.
"Maksud bunda apa? Luna putri kandung bunda kan?" Lirih luna menahan isak tangisnya.
"KAMU MEMANG BUKAN PUTRI KANDUNG SAYA LUNA!!"
Deg
Jadi benar dirinya bukan putri kandung darwin dan fiona? Terus siapa orang tua kandungnya dan dimana mereka sekarang. Jadi ini perasaan tadi yang terus mengganggu dirinya dari tadi.
Pertahanannya runtuh, perlahan air mata luna meluruh begitu saja. Ia tidak memperdulikan keningnya yang berdarah akibat terkena lemparan fiona. Tubuhnya ambruk menatap kosong fiona, bodyguard beserta maid yang sedang menggotong tubuh cherryl. Hingga tak terlihat di pintu utama, dadanya sangat sesak bagaikan terhimpit batu besar kala ucapan fiona terus berputar di pikiran nya.
Di rumah sebesar ini sangat lah hening, hanya terdengar suara isak tangis dari bibir tipis luna, sehingga mbok ijah pembantu rumah ini orang yang perduli terhadap luna langsung merengkuh tubuh rapuhnya. Bahkan dimatanya hanya ada kekosongan, membuat mbok ijah semakin merengkuh tubuh luna erat.
"Bi beneran ya, kalo luna bukan anak kandung ayah sama bunda?"serak luna masih menatap kosong ke depan.
"Udah non jangan dipikirin, mending sekarang non istirahat gak baik buat kesehatan karena non nangis terus"
Mbok ijah ikut menahan tangis, dirinya tidak kuat melihat luna gadis tegar yang ia urus dari kecil sekarang memperlihatkan sisi lemahnya.
"Jadi bener ya bi?aku bukan anak kandung bunda"
Luna tersenyum miris meratapi nasibnya. Kemudian tangisnya yang memilukan kembali pecah. Membuat mata luna semakin lembab, bahkan bibirnya sudah bergetar hebat.
"Luna bukan anak kandung bunda hiks"
Entah mengapa rasanya sangat sakit. Mungkin karena luna pemilik asli tubuh ini yang mengendalikannya.
"Sttt, non jangan ngomong gitu mungkin nyonya salah bicara soalnya lagi panik liat non cherryl jatoh dari tangga"
Mbok ijah terus menenangkan walau dalam hatinya menyangkal, memang benar adanya jika luna hanya putri asuh yang dititipkan seseorang. Sehingga mereka sengaja menyembunyikan identitas asli luna dari keluarga mahendra. Bahkan sebelum kejadian itu mereka menyayangi luna seperti putri kandungnya sendiri. Namun ketika Alzio Reyza Mahendra putra pertama mereka meninggal semuanya jadi berubah dan membenci luna akibat kesalahpahaman yang menimpa dirinya. Dan saat itulah mereka menyebut luna sebagai pembunuh.
"Luna bukan anak kandung bund..... "
Kesadarannya menghilang sebelum luna selesai melanjutkan ucapannya, membuat mbok ijah panik dan langsung memanggil bodyguard yang sedang berjaga diluar atas perintah darwin.
Sebelum mata luna terpejam rapat, samar-samar ia melihat seorang lelaki bertubuh tegap dengan pakaian hitam memakai masker yang pernah mengawasi dirinya beberapa minggu lalu sedang beradu argumen dengan salah satu bodyguard, hingga semuanya menggelap dan entah ia tidak tahu apa yang terjadi setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUNA (Hiatus)
FantasyGak suka skip aja oke [Dimohon follow terlebih dahulu jika ingin membaca terima kasih] Aluna Felicia Zamora gadis cantik,periang, humoris namun agak jutek jika mood nya tidak baik-baik saja.gadis itu berakhlak minus petakilan dan bar-bar.setiap hari...