"Assalamu'alaikum"
Kedua wanita itu menoleh ke pintu utama begitu juga dengan si kembar. Ayana dan keana terkejut melihat seseorang yang mereka kenali tengah berdiri di ambang pintu dengan wajah sama-sama terkejutnya.
Mata widya berbinar wanita itu berlari kecil menghampiri makhluk tampan yang sedang menetralkan raut wajahnya."Sagaraa!" Pekik widya girang.
Wanita itu memeluk tubuh kaku sagara membuat ibu dari pemuda itu terkekeh.
"Yaampun kamu udah gede aja gimana kabarnya sayang makin ganteng aja deh" Ucap widya membolak-balikkan tubuh sagara
Sagara tersenyum canggung sungguh ia tidak nyaman diperlakukan seperti ini. "Haha iya tante makasih tante juga makin cantik aja"
Widya tersenyum malu seraya menepuk bahu Sagara lumayan kencang. Dan sang empu sudah pasrah saja.
"Kamu bisa aja!"
"Ma udah jangan centil deh! Ntar aya aduin sama papa tau rasa!" Sinis ayana yang sudah sadar dari keterkejutan nya.
"Uang jajan kamu mama potong!"
"Loh kok, gak bisa gitu dong!" Ucap ayana tak terima.
Mesya terkekeh dari dulu mereka memang tidak pernah berubah ayana yang banyak bicara dan keana si kalem.
"Suka-suka mama lah"
Bibir ayana maju beberapa senti mamanya memang sangat menyebalkan
"Aya kea gue mau ngomong sama kalian, boleh kan tan?"
"Loh kalian udah kenal?"
"Kita satu sekolah ma/tan" Ketiganya berbicara kompak membuat dua wanita itu berteriak antusias.
"Hah yang bener? yaampun mama gak nyangka loh"
"Iya ma!" Kesal ayana jengah.
"Boleh gak tan? " Widya mengangguk. Ketiganya berlalu dari sana. Berjalan ke halaman belakang yang di penuhi bunga milik widya. Sungguh udara di sini sangat segar.
"Duduk di situ aja yuk" Kata keana menunjuk salah satu gazebo. Ayana dan Sagara mengangguk mengikuti keana yang berada di depan mereka.
"Kalian gak jenguk luna?" Ucap sagara to the poin saat mereka bertiga sudah duduk lesehan di gazebo. Bola mata keana seketika membulat kemudian gadis itu mengguncang bahu sagara membuat tangisnya sudah pecah. Ayana yang melihat itu segera memeluk tubuh keana.
"Luna sakit?" Beo ayana tangannya tak berhenti mengelus punggung keana yang bergetar.
Sagara mengangguk. "Iya"
"Lo tau dari mana?"
"Gue abis dari rumahnya"
"Ceritanya gimana?"
"Jadi gini" Mulai mengalir lah cerita Sagara saat menemukan luna sudah tergeletak di lantai dingin gudang dengan baju yang sudah basah kuyup
Ayana menggeram sungguh ia tidak tahu seharusnya pagi tadi mereka harusnya tetap mencari gadis itu bukan malah kembali ke kelas. "Luna di bully?" Gumam keana pelan suaranya terdengar serak.
"Anterin kita kerumahnya"
"Ini udah sore besok aja bareng gue sama ezra"
"Tapi-"
Ayana menyentak tangan keana kesal adiknya memang sangat keras kepala"udah deh kek nurut aja apa susahnya sih?!"
Gadis itu beranjak dari duduknya pergi memasuki rumah meninggalkan keana yang menunduk. Sagara mengusap bahu keana pelan mencoba menenangkan gadis yang tengah sibuk mengusap air matanya.
"Udah turutin aja kata si aya"
"Yaudah ayok masuk ini udah mau magrib, gue sama mama juga mau pulang"
"Iya"
Keduanya berjalan beriringan. Sungguh mereka tampak serasi, membuat ibu-ibu yang tengah berdiri di depan pintu berbinar kesenangan.
"Kalian keliatan cocok banget deh" Ujar mesya heboh
"Bener mereka cocok banget" Timpal widya.
"Mama apaan si, ayo pulang gara tungguin mama di mobil permisi tan"
Sagara segera pergi tidak ingin berdebat dengan mamanya apalagi mereka sedang bertamu di rumah ayana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUNA (Hiatus)
FantasíaGak suka skip aja oke [Dimohon follow terlebih dahulu jika ingin membaca terima kasih] Aluna Felicia Zamora gadis cantik,periang, humoris namun agak jutek jika mood nya tidak baik-baik saja.gadis itu berakhlak minus petakilan dan bar-bar.setiap hari...