Part 28

1.9K 142 10
                                    

Vote.

Hoho ayem cambekkk kawannn, kalian pada sehat kan kawann?

Sore ini dua pemuda dan 2 perempuan sedang menatap bangunan yang menjulang tinggi berlantai tiga dengan taman yang begitu luas di hadapan mereka berempat.

Ezra membuyarkan lamunan ketiga makhluk yang sedang mengamati mansion itu dengan wajah cengo.

"Gar ini bener rumahnya, lo salah alamat kali"tanya ezra masih tak percaya, seluas-luasnya rumah ia mungkin hanya setengahnya saja dengan rumah yang ada dihadapannya.

Sepulang sekolah keempat remaja itu memang sudah merencanakan untuk berniat berkunjung menjenguk sahabatnya luna.

"Lo nge-raguin gue?" Ucap sagara kesal.

Pemuda berambut jambul itu cengengesan sembari menampilkan wajah konyolnya. "Sinis amat bang, kayak orang pms aja lo!" Sungut ezra namun di acuhkan oleh sagara.

"Ribut yok?"

"Nggak makasih"

Sagara mendengus jengah, bola matanya mengerling malas. Untung sahabat jika bukan sudah ia buang ke rawa-rawa biar tau rasa.

"Udah dong kayak bocil aja lo berdua! Mau masuk gak?" Kesal ayana menginjak kaki ezra dan sagara secara bergantian membuat dua pemuda itu memekik kesakitan. Sungguh injak kan ayana sangat menyakitkan.

"Aya gak boleh gitu!" Tegur keana dan ayana hanya memutar bola mata malasnya.

Keana memencet bel yang berada di samping gerbang. Tak lama kemudian seorang satpam keluar membuka sedikit gerbang.

"Kalian siapa ya?"

"Oh kita temennya luna pak"kata keana ramah.

"Bapak masih inget saya kan?"ujar sagar menaik turunkan alisnya menatap pak amin yang sepertinya sedang berpikir.

"Ah iya, ini den gara kan?"

Sagara mengangguk. Pak amin segera membuka gerbangnya agar mobil milik ezra bisa masuk ke halaman mansion luas milik alexsander.

Mereka mulai melangkahkan kakinya ke pintu utama sebelum suara ezra berseru. "Kalian masuk aja duluan ada yang ketinggalan"

"Kita duluan"ketiga remaja itu masuk ke rumah. Kebetulan aron ayah sahabatnya sedang berada di ruang keluarga bersama luna yang sedang tidur di paha aron sebagai bantalan dengan selimut tebal menyelimuti tubuh gadis itu.

"Assalamu'alaikum" Serempak mereka bertiga

"Waalaikumsalam"

"Siapa kalian?" Ucap aron dingin

"Em kita temennya luna om" Ucap keana sopan menyalimi tangan aron di ikuti dua cecunguk.

"Duduk"

"Iya om"

Mereka duduk bersebrangan. Tampaknya luna tidak terganggu sama sekali dengan kedatangan mereka, bahkan gadis itu semakin menyembunyikan wajahnya di perut aron menikmati setiap usapan yang aron berikan.

"Bi bawakan mereka makanan"

"Baik tuan"

Aron mengelus pipi luna yang lebam berniat membangunkan. Sebenarnya ia tidak tega tapi mau bagaimana lagi? Masa ketiga eh ralat keempat remaja itu terus memandang luna yang sedang tertidur pulas.

"Sayang bangun ayok ini ada temen kamu"

"Eunghh, siapa dad?" Ucap luna dengan suara seraknya.

"Kamu ke kamar aja ya pindah biar kalian bisa ngobrol enak"

"Iya dad"

Luna bangun semakin mengeratkan selimutnya sembari mengucek matanya.

"Oh kalian, ayok ke kamar gue aja"

Ketiganya mengangguk. Keana memapah tubuh luna yang akan limbung di bantu dengan ayana menaiki satu persatu anak tangga.

"Permisi om"

"Temennya luna?"tanya aron

"Iya om"jawab ezra

"Luna di lantai 2 cat pintunya warna abu"jelas aron seperti mengerti apa yang akan pemuda itu tanyakan.

"Oh iya om"

"Tunggu kamu bawa apa?" Tanya aron menatap paper bag yang sedang di ezra.

Ezra tersenyum kikuk melihat tatapan tajam yang menghunus bagaikan pedang. "Oh ini bingkisan buat luna om dari bunda saya"

Aron mengangguk singkat. Kemudian ezra pergi ke lantai dua menuju dimana letak kamarnya luna.

"Hallo calon pacar gimana sehat?" Pekik ezra tanpa tahu malu sudah berteriak membuat Sagara mendelik tak suka namun ezra hanya mengangkat bahunya tidak peduli.

"Udah tau sakit masih nanya gitu dasar bego" Cibir luna

"Kan cuman basa-basi hehe"

Luna merotasi kan matanya malas. "Oh iya gue bawa sesuatu buat lo"

"Apa?"

Ezra mengambil sesuatu dari dalam paper bag-nya kemudian mengeluarkannya dengan gaya slow motion membuat semua orang yang ada disana di buat gemas apa yang di bawa pemuda sengklek itu.

"Tadaaa"

Ezra mengeluarkan sesuatu membuat keempat orang itu memandang cengo ke arahnya. Bagaimana tidak,kalian tahu apa yang dia bawa? Bayangkan seorang Ezra Sakha Arlandeo membawakan satu buket cabai rawit merah. Woah daebak! Mari beri tepuk tangan untuk si pintar ezra.

Sagara memalingkan wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sagara memalingkan wajahnya. Ezra yang melakukannya tapi mengapa jadi ia yang malu sih? Ah sial membuang ezra ke rawa memang harus ia lakukan sekarang juga.

"Ezra setres!" Pekik Luna, Ayana, Keana serempak.






See you next part!

ALUNA (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang