Part 07

3.2K 232 0
                                    

Di karena sudah lelah karena mendengar ucapan pedas yang keluar dari mulut fiona dan 2 kali tamparan yang terasa ngilu di kedua pipinya,luna segera masuk kamar dan menguncinya mengurung diri tidak menghiraukan fiona yang terus-terusan  memanggilnya dengan kata-kata tidak senonoh.

Ia membaringkan tubuhnya di kasur perutnya sudah lapar tapi tidak mungkin ia minta makan setelah di marahi habis-habisan dan di hukum malam ini tidak makan memang si ia kuat-kuat jika 2 hari saja tidak makan tapikan ini beda cerita masa habis koma 2 bulan gak makan gak minum eh pas pulang gak di kasih makan minum sama sekali.kejam sekali keluarga ini pikirnya

Seolah ingat dengan sesuatu ia bangun dan mengobrak-abrik mencari barang di laci,dan yap ia menemukannya tidak sia-sia ia memiliki otak pintar.

"Ketemu!"girang nya.

Lalu membuka ponsel milik luna yang tidak  menggunakan password,ia membuka aplikasi kontak mencari orang yang ia kenali.namun nihil hanya ada nama kontak dylan saja yang terpampang jelas.

"Buset niat gak sih ni orang punya hp"gumamnya melotot tak percaya

"Ya udahlah gue minta tolong sama si narsis aja"

Ia memencet nomor ponsel milik dylan lalu menempelkan nya ke telinga saat suara di sebrang sana menyahut dengan nada ketus.

"Gue laper"to the point luna tak ingin berbasa-basi karena perutnya sudah berbunyi minta di isi

"Ya makanlah ogeb!kenapa malah laporan ke gue"kesal dylan di sebrang sana.

"Masalahnya bunda gak ngasih gue makan gara-gara si si nenek lampir muda"

"Lah emang lo bikin masalah apa?"

"Gak usah banyak tanya cepetan kesini bawa makanan tar gue jelasin!"kesalnya

"Oke,lo mau apa?"

"Ayam bakar aja"

"Baik kanjeng ratu"

Tutt

Luna mematikan telponnya,sambil menunggu kedatangan dylan ia merebahkan tubuhnya sambil keluar masuk instagram.

Sudah 20 menit dylan tak kunjung datang membuat ia harus mondar-mandir kesana kemari karena cacing di perutnya sudah memberontak

"Si narsis lama amat si ah gak tau aja gue udah laper banget!"gerutunya kesal

Ceklek

Pintu terbuka lebar wajah kusut dylan terpampang jelas di depan pintu,membuat luna mengerutkan keningnya bingung.namun saat melihat tangan dylan menenteng makanan ia segera mengambilnya dan membawa ke kasur lalu melahapnya tanpa peduli pada wajah dylan yang terlihat kusut.

Dylan menghampiri luna dan ikut naik ke tepi kasur."lo kenapa si?"tanya luna bingung melihat wajah dylan yang kusut seperti pakaian belum di setrika.

"Tadi gue di ruang tamu di marahin bunda fiona gara-gara bawa makanan buat lo abis itu gue di tampar mana panas lagi"kesalnya  saat mengingat kejadian tadi

"Oh"

"Loh kok cuman oh doang si,lo emang ngeselin ya"

Luna berhenti menyuapkan makanan yang akan masuk ke mulut nya lalu duduk menghadap pada dylan yang tengah kesal.

"Lo tadi di tampar cuman sekali kan?"dylan mengangguk.

"Nah lebih sakit mana gue atau lo?yang tiap hari di siksa sama keluarga ini"

"Ya jelas gue lah!baru aja gue pulang dari rumah sakit tapi apa?cherryl tiba-tiba dateng ke kamar gue buat nyuruh gue ngerjain tugas tapi gue gak mau karena itu bukan kewajiban gue,setelah itu dia nangis-nangis ngadu ke bunda kalo gue perlakuin dia gak bener,abis itu bunda marah sampe ngejambak gue dan nampar gue 2 kali di tambah kata-kata yang bikin gue sakit hati"luna tersenyum miris di kehidupannya yang sebelumnya ia tidak pernah di perlakukan seperti itu oleh mami tari tapi sekarang kehidupannya berubah sembilan puluh derajat.

Tanpa sadar setetes cairan bening lolos dari pelupuk matanya menatap kosong dylan yang sedang duduk termenung mendengar cerita pilu luna,bukan dirinya yang ingin menangis tapi hati luna yang terlalu rapuh.

Dylan menggeser duduknya lalu memeluk gadis malang ini dan mengusap punggungnya pelan guna menenangkan.

"Sakit lan sakit gue gak kuat!"isaknya teredam sambil memukul dada kirinya.

"Sstt,lo gak boleh gitu"

"Kalo lo gak kuat,sampe saat ini pasti lo gak bakal ada"lanjutnya sambil mengelus surai  kecoklatan milik luna.

"Tapi..."

"Ssstt diem sekarang makan dari tadi kan lo belum makan"potong dylan lalu melepaskan pelukannya.

Karena sudah tidak mood makan ia memilih untuk tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.dengan dylan yang terus mengelus kepala luna,ia sangat menyayangi gadis ini.siapa lagi coba kalo bukan dia.

Setelah di rasa luna sudah tertidur pulas ia segera keluar dari kamar sebelum mematikan lampu.untung rumahnya tetanggaan jadi ia bisa pulang.






Votmen nya say jangan lupa cerita ini juga butuh dukungan loh,ya walaupun tulisannya masih acak-acakan


See you next time!
Papayyyy

ALUNA (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang