Untukmu yang kini tau isi hatiku,
Betapa cemasnya aku setelah kau tau,
Betapa tersiksanya aku dengan segala fikiran yang merasuki otakku,
Betapa takutnya aku dengan segala kemungkinan yang terjadi.Jujur saja, ini adalah hal ternekat yang aku lakukan.
Menyatakan cinta pada seseorang, yang bahkan sebelumnya tak pernah mengenalku.
Tidak, tidak, bahkan kau tau aku ada pun tidak.
Dan ini adalah hal ternekat yang aku lakukan sekarang,Memperjuangkan cinta yang kurasa, pada seseorang yang masih berharap akan hati orang lain.
Klise memang.
Tapi, itu memang benar-benar terjadi.
Aku yang sedang meluluhkan hatimu,
Namun kau masih stuck dalam harapan cintanya.Aku yang mencintaimu,
Namun kau masih mencintainya.Aku yang memperjuangkanmu,
Namun tak pernah ada dalam bayanganmu.Pahit.
Pedih.
Perih.
Semua itu menjadi santapanku setiap hari.
Lelah? Tentu saja.
Tapi, bagaimana lagi? Aku butuh kepastian.
Aku perlu tau, sampai mana batas semua ini.
Sampai mana, kegilaan ini bertahan.
Aku hanya mengikuti kata hatiku, dan perintah atas akalku.Entahlah, semuanya sinkron untuk menyiksa jiwaku.
Batinku terkoyak habis disetiap satu perjuangan tak ada hasil.
Hatiku tercabik-cabik disaat tak kunjung ada balasan.
Otakku terserang dengan berbagai macam ilusi yang tak berujung ketika kau tak kunjung menoleh.Ya, menoleh.
Sekedar melihat aku ada,
Sekedar, bahwa masih ada orang lain yang tulus,
Sekedar ... menyadarkan, bahwa hidup tak selalu berlari, tengoklah kebelakang, apakah ada yang mengejarmu?Kau terus berlari tanpa henti,
Mengejar ilusi hati untuk pujaan hati,
Yang nyatanya, dia mencintai lain hati,
Tapi, kau terus berlari, seolah dia akan kembali.Asriagustinnursania
@aciagstn_24
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DIARY
PoetryMaaf, ya? Jika anginku membuatmu dingin. Aku bukan mentari, yang bisa membuatmu hangat. _anonim_human_