Betapa sempurnanya kisah cinta antara Cinderella dan Pangeran, tetapi itu semua hanya lelucon dalam dongeng. Manusia terlalu kejam dengan cinta.
Aku Flo, Floem Ananta. Iya aku juga benci nama itu, dulu sempat ingin ku ubah, tetapi karena sahabat yang tak tau diri selalu memanggilku floem, aku gagal membuat nama samaran.
Kami bersahabat semenjak SMP tahun pertama. Awalnya aku sangat mengaguminya karena tingkat kepercayaan dirinya, haha tapi sekarang aku menyesal mau bersahabat dengannya. Jangankan bercerita tentang masalahku padanya, dia bahkan memiliki lebih banyak masalah daripada aku. Sahabat yang sangat menyusahkan.
Baiklah, ini tentang SMA Unggul Makmur, singkatnya Semur. Aku siswa kelas tengah yang tak begitu bodoh, yah pertengahan.
Keluargaku? Baik baik saja, ada bunda, ayah, dan setan kecil yang selalu menggangguku, itu adikku. Aku termasuk orang yang beruntung karena memiliki keluarga yang utuh dan harmonis, tapi punya sahabat yang ah sudahlah, aku sangat tertekan mempunyai sahabat seperti dia. Tuhan kapan kau akan menjemput sahabatku itu. Aku bercanda.
Jatuh cinta itu seperti pilihan terbesar dalam hidup, aku orangnya tidak bisa terlalu serius itu karena terlalu lama bersahabat dengan orang yang tidak tepat, entah mengapa kita selalu sekelas sejak dulu, aku pernah berencana kabur waktu itu tapi setelah ku pikir-pikir aku kasihan dengannya, jika bukan aku siapa lagi yang mau berteman dengan nya.
Oh iya namanya xylem, aku bercanda. Sahabatku bernama Tita Angelia, dia sangat baik sopan pendiam bahkan, aku bohong. Dari ceritaku kalian tau lah bagaimana sifatnya, tidak perlu ku jelaskan lagi.
"Floo,,tungguin napa!!" teriak tita dari gerbang sekolah.
"Kalo otaknya udah lemot paling enggak badan ga boleh lemot dong!!" Sahutku dengan berteriak.
"Tadi aku breakfast pake sate bekicot, itu kali faktornya," dia sudah disamping ku.
"Bacot?"
"Bekicot Floem Ananta binti Ananta Prakoso, buruan ke kelas, kita taruhan yang sampe kelas terakhir bakal cium ayam" tekan tita.
Dia berlari sangat cepat, aku? Berjalan biasa saja, lagi pula kalo aku kalah, apa bisa ayam aku cium, ayam kan ngga punya pipi. Maaf tita aku nggak sebodoh kamu.
-*
Kelas 11 A1, ada satu guru yang sangat kami benci, senantiasa memberi pekerjaan rumah, tes dadakan, dan punya hobi menghukum siswanya sendiri. Bu Rika, panggil aja burik.
"Floem!!!" Bu Rika memanggilku dengan keras dilorong sekolah.
Aku menoleh malu, "ya ampun Bu rikaa, jangan panggil floem, panggil Flo ajaa, malu maluin tau nggak!"
"Kamu ngatain saya malu maluin. Kurang aja ya!"
"Maksudnya, nama saya yang malu maluin Buu."
"Jam pertama ada tes dari saya, bilang ke teman teman mu!"
"Si..." belum selesai aku bicara Bu Rika pergi begitu saja.
'Kapan terakhir kali kamu bisa tertidur tenang' _Hindia.
-*
Kehidupan manusia tak selalu berjalan sesuai apa yang diinginkannya sendiri. Bahkan alam pun kadang tak bersahabat dengan kehidupan.
Hal yang seharusnya tak terjadi bisa saja terjadi, kisah ini menceritakan tentang sosok laki laki dengan mata yang indah, kisah anak remaja. Suka duka luka bahagia sedih semua dirangkum dengan indah.
"Flo, hari ini ayah ada meeting sama pak Budi, kamu bisa pulang sekolah sendiri kan?"
"Bisa yah, Flo udah gede, santai aja gausa khawatir bos" jawabku dengan mantap.
"Atau mau bunda jemput?" Sahut bunda sambil memberikan bekal makanan.
"Flo bareng sama titit aja bund" timpalku.
"Heh, dijaga ucapannya!" Ayah yang tampak kaget sama apa yang aku ucapkan.
"Maksud Flo itu tita yah," aku heran apa salahnya aku memanggilnya titit, lagi pula bukankah itu nama yang bagus, apa aku salah?
Disekolah aku sering bertaruhan sama anak laki-laki, entah apa saja itu yang penting aku bahagia dan bisa tertawa.
Aku adalah siswa yang pandai dalam matematika, aku juga bingung kenapa aku bisa sepandai itu dalam matematika, padahal aku sangat benci jam belajar matematika.
Entah aku memang pandai atau keberuntungan saja yang menghampiri ku dan selalu bersamaku.
"Jam pak bon, aishh bisa nggak nanti jangan cari muka Flo," kata kata yang selalu tita ucapkan kepadaku sebelum jam pelajaran matematika.
"Habisnya nggak ada yang lebih pandai dari aku sih," jawabku dengan bangga dan keras di kelas.
"Pandai matematika tapi gagal hampir di semua mapel lainnya" sahut ketua kelas dengan nada sombongnya, namanya Bayu,
Bayu Rendraksana. Musuh bebuyutan ku disekolah ini, meskipun aku tau dia sangat pandai dan selalu mendapat peringkat satu dikelas ini tapi dia sangat sombong dan angkuh menurutku.
"Dasar cupu!!!" Teriakku dengan keras mengejeknya, dia memakai kacamata, maka aku sebut dia cupu.
Dia tidak terima, kami hampir saja berkelahi, tapi untungnya tita menahan ku dan setelah itu pak bon masuk ke kelas untuk memulai pelajaran.
Selalu seperti ini, aku benar benar ingin hidup seperti anak remaja lainnya, dengan cantik, anggun, mendapatkan pacar bad boy tapi baik, tapi itu semua hanya ada di dunia wattpad, yah kalian tau hidupku setelah keluar dari rumah, sangat berantakan apalagi dengan tita, sudahlah, kami sama saja gilanya.
Jam olahraga-------
"Hari ini aku nggak boleh kalah sama Bayu, kalau perlu aku curang nggak papa, yang penting aku menang." Ambisi ku, aku selalu kalah bertanding basket dengannya.
"Percaya sama aku, Bayu pake dukun deh kayaknya, mana ada orang yang udah pandai di akademik bisa pandai juga di non akademik." Tita berbisik.
"Aku nggak peduli, aku harus menang"
Pertandingan tunggal antara aku dan Bayu pun dimulai, kami taruhan.
nextt parttt----
.
.Author:)
Halo temen-temen, ini cerita keduaku, kasih semangat ke aku buat rajin update dongg, caranya vote dan komennn niii, salam bahagia dari aku,
Avita:)
KAMU SEDANG MEMBACA
enthusiast
Teen Fiction"Bukankah dulu kamu sangat mengaguminya dan sekarang kamu sudah bisa memilikinya" ---