twelve

6 0 0
                                    

Halo teman-teman,

Sebelumnya aku minta maaf ya, Sabtu kemarin aku lupa update karena baru sampai rumah pukul 9 malem, dan ketiduran pastinya:)

UAS kemarin udah selesai, seterusnya aku bakal usahakan update sesuai jadwal yaa:)

Sekali lagi mohon maaf,

Hari ini aja spesial update buat ganti Sabtu kemarin,

enjoyyy yaa:)

.
.
.

Harapan apa lagi yang bisa aku ucapkan, rasanya apapun masalah yang telah datang semua ada tujuan dalam kehidupan, kalau bicara soal rahasia semua orang pasti punya.

Perkataan anjo yang membuatku semakin sulit berpikir, seperti nya dia benar-benar berbeda, tapi kenapa harus anjo,

"Udah siap flo?" Tanya ayah membuyarkan lamunanku.

"Udah yah, yuk berangkat, bunda sama sains udah di mobil kan?"

*

Kali ini kami berencana piknik disekitar taman dekat rumah, sengaja memakai mobil karena banyak barang yang harus dibawa.

"Yah, Minggu depan sekolah flo ada festival, flo boleh ikut kan?" Tanyaku ragu pada ayah.

"Terus bimbingan tambahan sama les kamu gimana?" Jawab ayah.

"Bayu juga ikut kok yah"

"Bayu kan memang sudah rangking 1 dikelas, jadi dia mungkin ga keberatan, sedangkan-"

"Bunda mau mampir ke supermarket depan itu dulu yah" potong bunda, "ayo flo bantuin bunda bawa barangnya" lanjutnya.

"Iya bund" Aku pikir bunda sudah tau kemana arah pembicaraan ini,

Begitulah anak pertama bagi orang tua, katanya harus bisa jadi contoh yang baik buat adiknya, dituntut lebih dewasa, dan harus lebih sukses dari orang tua nya.

"Bunda mau beli beberapa buah, kamu pilih Snack sama minum disebelah sana ya" ucap bunda.

Aku hanya mengangguk dan segera pergi ke rak paling ujung, aku melihat punggung yang tidak asing bagiku di daerah antiseptik,

"Jo?" Panggilku dengan menepuk pundaknya.

"Eh flo" sahutnya sambil menatapku.

Lebam yang ada di muka nya lebih parah dari yang aku lihat waktu di sekolah, dengan siapa lagi anak ini berkelahi, dia sangat pintar menyembunyikan rasa sakitnya dengan senyuman tipis di bibirnya.

"Muka Lo kenapa lagi Jo, aduh pasti sakit banget ya?" Tanyaku dengan sedikit ikut meringis.

"Udah biasa, oh iya Lo kesini cari apa, perlu gua bantuin?"

"Seharusnya gua yang nanya gitu ke Lo tau ga!, Perlu gua bantuin ngurusin luka Lo? Lihat tuh, seharusnya Lo ke rumah sakit"

"Oh Lo kesini sama orang tua Lo?"

"Apa sih Jo, ga nyambung banget?" Dia selalu saja mengalihkan pembicaraan tentang luka nya, bahkan Bayu waktu itu sama, kenapa semua orang tidak bisa jujur sih.

"Gua udah selesai nih, gua duluan ya" anjo langsung pergi tanpa mendengar jawabanku.

"Gua bantuin dulu bay-" teriakku, "eh kok bay sih, aduh itu manusia satu bisanya ngeribetin pikiran gua aja" aku bergegas memilih belanjaan dan segera membayar dikasir bersama bunda.

*

Kegiatan piknik keluarga ku berjalan seperti biasa, hari kedua ayah libur kami berencana membersihkan rumah bersama,

Ayah membeli beberapa perabotan kayu yang menurut ku sangat tidak dibutuhkan di rumah ini. Ayah meminta Bayu datang untuk membantu nya.

"Udah pas disini om, apa perlu digeser ke kiri lagi?" Ucap Bayu dengan segala kecaperannya itu pada ayah,

Aku hanya duduk dan melihat dua laki-laki ini mengobrol tidak jelas.

"Sip disitu aja, siniin flo palu nya" sahut ayah.

Saat aku memberikan palu dan beberapa paku tiba-tiba ayah mendapatkan telfon yang katanya sangat penting dan pergi keluar untuk mengangkat telfon nya.

"Pegangin nih flo, biar gua yang maku,"

"ck mandiri bisa ga sih Lo!"

"Mandiri bapak Lo!" Bayu segera menutup mulutnya setelah mengatakan itu.

"Gua aduin ayah tau rasa Lo, rese banget, udah nih geser kemana?" Entah apa gunanya ayah membeli lukisan sebesar ini.

"Ke kiri dikit"

"Sini"

"Kiri begoooo!!, Ngapain malah maju kedepan"

"ck kan kiri di gua berarti maju ke depan dong,"

"Lukisannya maksud gua"

"Ribet banget sih Lo, sini biar gua yang maku, Lo pegangin lukisannya"

Aku berganti peran dengan bayu, untuk bisa memaku bagian atas nya aku menaiki tangga.

"Yang bener maku nya" cibir Bayu.

"Berisik banget sih Lo, gua paku pala Lo biar jadi manusia nih" kesal ku.

"Emang gua kuntilanak apa!!"

*

Setelah selesai dengan ketidakbergunaan barang-barang rumah, kami menikmati beberapa cemilan sambil mengobrol di taman belakang rumah,

"Makasih ya Bayu sudah membantu" ucap bunda.

Aku hanya menggeleng kan kepala, lihatlah Bayu semakin pandai cari muka di depan orang tua ku,

Tentang festival yang akan ada di sekolah, aku punya ide supaya dibolehkan untuk mengikuti kegiatannya.

Bukankah Bayu mendapatkan image baik didepan ayah dan bunda, dia bisa saja membantu ku meminta izin.

"Bay" bisik ku, bayu hanya menoleh dan menaikkan satu alisnya.

"Bantuin gua izinin ke ayah biar gua bisa ikut festival sekolah buruan" lanjutku.

"Apa Flo?, Bantuin apa?" Ucap Bayu dengan suara keras, ayah dan bunda menoleh ke arah ku dan Bayu,

"Gua robek ya mulut Lo!!" Bisikku pada bayu, sedangkan dia malah tertawa.

"Oh iya om, jadi Minggu depan bakal ada festival di sekolah, semua masyarakat sekolah wajib ikut, katanya-"

"wuaajibb bangett" potong ku.

Semua menoleh ke arahku, "iya kan bay" lanjutku menyenggol Bayu dengan sedikit tersenyum,

"Terus sama kelas tambahan?" Tanya ayah.

"Kayaknya bakal di stop sementara sampai kegiatannya selesai deh om"

"Oh begitu" sahut ayah.

"Flo boleh ikutan kan yah?"

Aku mengantarkan bayu sampai gerbang depan, bunda yang menyuruhku, lagian mana Sudi aku mengantarnya,

"Mana imbalan gua?"

"Ngga ikhlas banget sih jadi orang-"

"Ya emang gua ngga ikhlas" sahut Bayu dengan cepat, lihatlah perilaku satu manusia ini sangat menyebalkan.

"Gua ga bakal minta sekarang, mungkin kapan kapan, inget Lo punya hutang budi sama gua" lanjutnya lalu segera pergi dari rumahku.

"Gua kan cuma minta bantu buat izin, gila Lo ya!!"

"Bodoamatttt!!" Teriakknya.

nexttparrtttt----

Author:)

vote sama komen juseyoo:)
Happy New Year:)

Avita:)

enthusiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang