Hari yang sangat melelahkan untukku, seharian berkutat dengan matematika, bertanding basket , lalu mendapat hukuman membersihkan toilet.
Setelah makan malam bersama aku berniat untuk pergi tidur, namun aku teringat satu hal, iya Bayu.
"Flo" bunda mengetuk pintu kamarku.
"Iya bund?" tanyaku seraya membukakan pintu.
"Besok bunda ada arisan dikomplek sebelah" bunda tak meneruskan bicaranya, namun seperti biasa aku mengerti apa yang akan bunda katakan seterusnya.
"Jangan bilang bunda nitipin sains ke aku" jawabku dengan nada lesu.
"Ya mau gimana lagi, kamu kan kakaknya, masa sehari jagain adiknya nggak mau"
Aku berpikir sejenak, aku membayangkan betapa repotnya besok bersama setan kecil ini, huh membayangkannya saja membuatku sakit kepala. Bagaimanapun dia adalah adikku.
"Iyadeh" jawabku.
"Yaudah tidur gih, besok sekolah" bunda bergegas pergi dari hadapanku.
Ternyata dari tadi sains berada di belakang bunda, sebelum dia ikut bunda pergi, dia menaik turunkan alisnya dengan raut wajah menggodaku.
Lihatkan, dia selalu bertingkah nakal, apa semua anak laki-laki itu nakal dan menyebalkan?, Ah aku teringat Bayu lagi, aku harus menghubunginya.
"Halo" aku menelfonnya.
"Apa lagi!" Dia menjawab dengan suara yang keras.
"Biasa aja dong, gua cuma mau ngingetin besok pagi masih ada hukuman nyapu lapangan, awas aja Lo nggak dateng!!" Tegasku.
Teringat pertandingan basket tadi, aku dan Bayu berakhir membersihkan toilet.
Bahkan sebelum pertandingan itu selesai kami sudah mendapat hukuman dari Bu Rika. Ini semua gara-gara tita, manusia satu itu memang menyebalkan.
"Gua orang yang bertanggung jawab ya asal lo tau itu" jawab Bayu.
"Nyenyenyenye" setelah mengejeknya aku mematikan sambungan telfon itu.
Setelah itu aku mendapatkan notifikasi pesan dari tita, "besok aku bantuin sapu lapangan deh" itu isi pesannya.
Aku tidak membalasnya karena aku masih kesal sama tita.
Dia mengadukan taruhan ku dengan Bayu ke Bu Rika saat beliau tanpa sengaja lewat di lapangan basket, dengan entengnya dia mengadukannya.
Setelah itu Bu Rika memarahiku dengan Bayu, sudah berkali-kali aku menjelaskan bahwa Bayu yang membuat taruhan itu, tapi tetap saja Bu Rika menghukum ku.
-
Kejadian hukuman di toilet,"Semangat ya ngebersihin toiletnya" ucap tita dengan tampang tidak bersalahnya itu.
Aku menatapnya sinis tanpa memperdulikannya dan terus membersihkan toilet.
"Semua gara-gara lo!" Kesalku pada Bayu.
"Yang ada tuh temen Lo pake acara ngadu ke bu rika segala lagi, malah gua yang disalahin" kesal Bayu.
Aku tak menyahutinya lagi, aku sudah sangat kesal padanya. Aku sangat membencinya.
-*
"Pagi ayah, bunda" sapa ku dengan suara lemah.
"Katanya mau berangkat pagi, ikut sarapan atau enggak, bunda udah siapin bekal kamu"
Aku mengambil sandwich yang bunda siapkan di piringku dan membawa bekal, bersiap untuk berangkat sepagi ini, untuk apa lagi jika bukan tentang hukuman itu.
"Flo makan sandwich nya dijalan aja bund, Flo jalan aja ya ke sekolah, ayah anter sains aja" jawabku dengan kurang semangat, aku berpamitan pada ayah dan bunda lalu bergegas untuk ke sekolah.
Aku tidak pernah bilang ke ayah ataupun bunda masalah hukuman apapun yang kudapatkan disekolah, seperti yang aku katakan, jika aku sudah keluar dari rumah maka hidupku akan sangat berantakan.
-*
"Udahan dong Flo ngambeknya, udah aku jelasin kan, kalo waktu itu Bu Rika nanya ke aku dan aku keceplosan bilangnya" tita terus saja merengek.
"Hem" dehem ku.
"Aku kasih kamu satu permintaan bebas deh sebagai tanda permintaan maaf"
Aku jadi teringat omongan bunda kemarin, bahwa aku harus menjaga sains nanti, jadi ku manfaatkan saja.
"Nanti pulang sekolah ke rumahku"
"Oke siap bos" tita tampak bersemangat tapi dia tak tau apa yang akan dia terima nanti di rumahku, aku tersenyum diam-diam.
Brrakkk
Bayu menaruh buku di mejaku dengan keras, aku hendak memukulnya namun tita memegangi tanganku, sedangkan Bayu malah menjulurkan lidah mengejekku.
Aku bersumpah sangat ingin membunuhnya saat ini juga.
Bu Rika memasuki kelas, sebelum memulai pelajaran Bu Rika berkhotbah lagi,
"Senin akan ada siswa pindahan dikelas ini, semoga kalian bisa mengajaknya berteman dengan baik, dan juga ibu tidak mau ada keributan lagi dikelas 11 A1 ini"
"Iya bu" jawab serempak teman sekelasku.
"Floem Ananta?" Tegas Bu Rika.
"IYA BUUUU" aku menjawab dengan suara tegas dan juga keras.
"Bagus, baiklah ibuk mulai pelajaran hari ini."
-*
Siang ini, seperti janji tita dia akan menuruti ku, aku membawanya ke rumah, sebelum itu aku belanja beberapa bahan makanan di supermarket, lalu menjemput sains disekolah nya.
"Flo aku nggak kuat lagi" rengek tita yang tengah bermain dengan sains, tita dijadikan papan tembak oleh sains,
Memang anak itu kelewat nakal, aku hanya bisa tertawa melihat raut wajah ketakutan tita saat sains terus menembakkan peluru kearah nya.
Kami bertiga, aku tita dan sains tengah menikmati makanan buatan ku sambil nonton tv, dengan begini sains bisa tenang dengan menonton kartun kesukaannya sambil makan.
Tita sudah berganti pakaian sejak pulang ke rumahku, dia memakai bajuku, kami sudah bersahabat sejak SMP jadi kami biasa meminjamkan satu sama lain.
"Flo aku nggak sabar buat berangkat sekolah hari Senin"
"Karena ada siswa pindahan itu?"
"Iya, ada yang bilang dia ganteng hahaha"
"Siapa yang bilang?" tanyaku.
"Aku sendiri sih" senyum menyebalkan tita.
Dering telfon memecah obrolanku dengan tita, nama Bayu tertera di layar ponselku.
Rasanya sangat malas untuk mengangkatnya, namun Bayu terus-terusan menelfon. Aku mengangkatnya tanpa berbicara apapun,
"Jelek? Halo?" Ya Tuhan dia sangat menyebalkan, dia memanggilku jelek, memang seharusnya aku membunuhnya saja dari kemarin.
"Tadi bunda lo nitip beberapa belanjaan ke gua, cepet ambil gua ada di depan gerbang rumah lo" ucapnya lagi lalu sambungan telfon itu terputus.
Aku bergegas keluar rumah dengan tak lupa membawa pisau di tanganku, tita yang melihat diriku menahan amarah hanya bisa menelan ludahnya kasar.
"Awas aja lo Bayu" geram ku.
nexttt parttt----
.
.Author:)
Makasih yang udah sempetin vote, kasih semangat ke aku dengan vote dan komen tentang ceritanya yaaa, makasihh
Avita:)
KAMU SEDANG MEMBACA
enthusiast
Teen Fiction"Bukankah dulu kamu sangat mengaguminya dan sekarang kamu sudah bisa memilikinya" ---