three

11 2 0
                                    

Keseharian yang sama, aku menjalani semua dengan hal-hal yang menyenangkan.

Jika membicarakan tentang cinta, entah dari mana aku bisa mengungkapkannya.

Cinta yang ku dapat dari keluargaku sangat cukup untuk ku, tanpa mencari yang lainnya aku sudah sangat bahagia dengan kehidupan ini.

Katanya, diumur remaja ini akan ada kejutan dari semesta, sudah lama aku menunggu nya, menjalani takdir yang sama, apapun kejutannya nanti semoga saja tak membuat kehidupan ku berantakan.

-*

Hari Senin adalah hal yang paling menyebalkan ditambah satu orang yang mengeluh sejak pengibaran bendera, kami melakukan upacara Senin.

Seperti biasa aku dan tita mendapatkan barisan paling belakang, apa tidak bisa yang pendek mendapat barisan paling depan? Sangat menyebalkan.

Tita terus saja berkomentar membuat kupingku terasa panas,

"Lama banget sih, kenapa pelan banget narik tali benderanya, tinggal satu tarikan kan bisa Sampek diatas. Lemot banget," kesal tita.

Aku melotot terkejut melihat tita hendak menggantikan posisi penarik bendera, sebelum dia sampai aku segera menariknya ke belakang.

Punya sahabat kayak dia tuh malu malu in banget.

"Lo mau ngapain sih, gila lo, mau dihukum gantung di tiang bendera lo," serkah ku.

Bagaimanapun seluruh siswa dan guru berkumpul disini, bisa dibayangkan akan semalu apa nantinya.

"Ya kan itu lama banget, tinggal ditarik apa susah nya sih" belanya.

"Ditarik ditarik, adanya nanti kamu tu digantung di tiang bendera sama Bu rika"

-*

Kami kembali ke kelas setelah kegiatan panas itu, ada waktu 10 menit untuk istirahat setelah upacara.

Banyak kegiatan yang dilakukan teman sekelasku, menyalin jawaban teman dengan buru-buru, piket kelas, dan hanya duduk dibawah kipas angin untuk meredakan panas.

Mengingat kejadian kemarin, tiba-tiba tita menelfonku. Dia terdengar sangat kebingungan dan ketakutan, dia menyuruhku untuk segera datang ke jalan depan taman komplek.

Setelah sampai aku melihat tita sedang memunguti cendol di jalanan, ah sungguh gila manusia satu ini, aku tak bisa menahan tawaku saat itu.

"Udah ganti rugi ke bapak cendolnya?"godaku sambil tertawa ke tita.

"Aduh jangan dibahas lagi deh, nyebelin kamu" kesal tita.

"Hahaha, lagian naik sepeda aja sampe nabrak tukang cendol, kalo nggak bisa naik sepeda tuh jangan nyobak-nyobak."

"Halah kamu kayak bisa aja naik sepeda" tita mulai menggoda ku.

"Tau tuh, udah gede nggak bisa naik sepeda lagi, ga malu sama anak kecil apa!" Bayu menyahuti dari bangkunya. Perkataan nya membuatku naik pitam.

"Apa lo! Jangan sampe gua nampar lo ya, sini lo" tita menahan ku, sedangkan Bayu terus mengejekku, akhirnya satu kelas menyoraki kita untuk terus berkelahi.

"Hei sudah sudah, ini kelas anak SMA apa anak TK sih, kalian itu ya nggak ada capek-capeknya berantem. Duduk semuanya, Bayu panggil guru yang bersangkutan di jam pertama." Khotbah Bu Rika.

Kelas kondusif di jam pertama, namun aku masih kesal sama bayu, dia terus mengejekku. Ah rasanya aku ingin menamparnya dan melemparnya ke laut.

Katanya orang yang pintar punya sikap yang baik, tapi Bayu? Dia tampak seperti iblis yang menyamar sebagai malaikat.

Hanya satu hal saja Bayu bisa aku kalahkan, yaitu saat mengerjakan soal matematika.

Bayu selalu kalah jika bersaing matematika dengan ku, tapi dalam semua hal lainnya aku selalu kalah darinya. Bayu menyebalkan.

Aku pulang dengan mood yang tidak baik, ini karena kalah taruhan dengan Bayu di jam pulang sekolah tadi.

Tita tau aku sedang dalam mood yang tak baik, sedari tadi dia menawariku berbagai macam menu makanan. Kami berdua berjalan kaki pulang sekolah.

"Mie cabe, ayam geprek, sambalado, ikan asin,,,"dia terus bicara. Aku kesal mendengar nya terus berbicara.

"Anak anj-" belum sempat aku bicara, banyak mobil lewat dengan barang bawaan yang penuh, dan ada satu mobil yang mengikuti beberapa mobil pengangkut itu.

"Kayaknya ada yang pindahan deh tit, banyak banget bawaannya," ucapku pada tita.

"Jadi mau makan apa nih?" Sahut tita.

Aku memukul kepala tita, anak kurang ajar memang,

"Sakit tau Flo" aduhan tita.

"Rasain, aku makan dirumah aja, dah tita" aku berlari belok ke arah rumahku.

"Terus buat apa aku ngomong dari tadi? Jahat banget Lo Flo" kesal tita.

-*

Meja makan Flo

"Memang iya, ada yang baru pindah di komplek sebelah" omongan bunda mengingatkan ku dengan mobil pengangkut tadi sore.

"Bunda kenal?" Sahut ayahku.

"Belum, kata tetangga lusa baru diundang buat makan dan arisan di sana."

Aku dan sains hanya mendengarkan dan makan dengan baik.

"Besok ayah antar ya, sekalian sains juga" ayah bicara padaku.

"Aku berangkat bareng tita yah, anter si setan aja" jawabku santai.

"Setan?" Ayah tampak kaget dengan ucapan ku.

"Ah sains sains maksudnya yah, hehehe" jawabku cepat.

"Maksud kakak aku setannya gitu" sahut sains, aku tau dia pasti ingin ayah memarahiku.

"Tadi Flo ngebayangin setan, mangkanya tadi asal nyebut setan aja hehehe" bela ku.

"Sebagai kakak, kamu nggak boleh manggil yang aneh aneh ke adiknya, ayah nggak mau kalian berantem."

Aku melirik sains, dia menjulurkan lidah mengejekku, lihat bocah nakal ini sungguh ingin ku buang saja.

Tok....tok...tok...

"Biar Flo aja" aku segera buka pintu.

"Apa?!" Tanyaku dengan suara membentak ketika aku tau yang mengetuk adalah bayu.

"Emosi mulu nih orang, nih cuma ngasih undangan arisan, kasih ke bunda bilang aja dari tetangga baru komplek sebelah."

Aku mengambil undangannya dan langsung menutup pintu dengan keras.

"Kalo bukan cewek dah gua buang ke laut lo" Bayu bergegas pergi.

nexttt parttt----

.
.

Author:)

Jadwal update udah ada di profil aku ya gaisss, buruan cek. Kasih semangat ke aku dengan vote dan komen oke, makasihh.

Avita:)

enthusiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang