thirteen

15 0 0
                                    

Happy reading,

Festival tahun ini lumayan berbeda, entah karena ada murid baru atau karena festival nya tidak semeriah tahun lalu, banyak pikiran dan tanggungan di kelas 11 ini.

Ayah memperbolehkan aku mengikuti festival tapi dengan syarat yang sangat berat bagiku, semester ini aku harus mengalah kan Bayu.

Terdengar sangat sulit bukan?

Haha orang tua tahu yang terbaik untuk anaknya?

Yang terbaik seperti apa?

Menuntut untuk berprestasi tapi tidak pernah berusaha untuk mengerti dan memahami?

"Flo ngelamun aja kayak mang cendol" tita baru datang sesiang ini ke sekolah.

"Aku kok ngga liat Bayu ya dari pagi?"

"Kamu suka ya sama Bayu, ciee temenn kuuuu" ejek tita.

"Apaan si, ini festival nya ngga mulai mulai sih, Bayu lagi minta doa ke Bu Rika mungkin ya supaya festival nya lancar"

"Lagi minta sesajen ke si Rika" aku dan tita tertawa.

Bayu ikut menjadi panitia di festival tahun ini, memang dasarnya Bayu si cari muka.

Mengingat perkataan anjo waktu itu membuatku semakin penasaran dengan anjo, bagaimana latar belakangnya, mengapa dia sering babak belur belakangan ini, dan masih banyak lagi pertanyaan di benak ku.

"Flo" panjang umur, baru saja aku memikirkannya.

"Hai Jo" jawabku dengan senyum tipis.

"Festival nya udah mulai, mau keliling bareng gua ngga?" tanyanya antusias, sebagai jawaban aku hanya mengangguk kan kepala.

"Kalau bukan sahabat gua udah gua smack down Lo flo!!" Teriak tita.

*

Lihatlah ini anjo yang aku kenal, dia pandai bercanda, banyak bicara, senyuman dan matanya membuatku semakin mengaguminya.

Mungkin wajar anak seusianya berkelahi dan babak belur, harus nya aku tidak mengambil pusing, cukup nikmati alurnya saja.

"Flo maafin gua ya, waktu itu Lo belum selesai ngomong tapi telfonnya gua matiin"

"Udah bawa santai aja kali Jo"

"Gua harap-
-lo ga begitu-
-penasaran ya Flo" ucap anjo dengan hati-hati.

"e-e ee kita beli itu yuk Jo," jawabku sedikit gagap, bagaimanapun aku sangat penasaran dengan anjo, aku rasa anjo mulai mengerti tentang pertanyaan yang aku ajukan lewat telfon.

Aku dan anjo pergi untuk membeli beberapa makanan yang ada pada stand di festival dan memakannya disalah satu bangku disitu.

"Oh iya flo, gua sering ngelihat Lo di sekolah sampai sore banget"

"Oh itu, gua ambil kelas tambahan sih-"

"Dorrrr!!!"

Bayu datang dengan mengejutkan aku dan anjo, untung saja makanan yang ada di mulutku sudah tertelan,

Kalau tidak, sudah pasti akan aku muntah kan ke muka Bayu, dasar Bayu jelek.

"Gila Lo bay, gatau orang lagi makan apa!!!" Kesalku.

"Tau nih Lo bay, ngagetin aja"

"Iya iya sorry, perasaan gua Mulu yang salah, oh iya-"

Papa is calling....

"Gua ngangkat telfon dulu ya guys" anjo pergi agak menjauh dari ku dan Bayu.

"Kenapa itu si anjo, jauh banget ngangkat telfonnya" penasaranku.

"Iyalah dia ngga mau deket deket sama tukang kepo kayak Lo"

Aku sudah mengangkat tangan akan memukul Bayu,

"Tuh kan udah tukang kepo, tukang pukul lagi" sahut Bayu.

"Kenapa sih, segitunya Lo ngerahasiain sesuatu ke gua bay, bagi bagi kali"

"Bagi bagi bapak Lo!, Lagian rahasia apaan yang Lo maksud gua ngga ngerti"

"Halah, muka Lo itu udah ngedeskripsiin tau ngga"

"Ngedeskripsiin apaan!" Teriak Bayu karena aku berjalan pergi kembali ke kelas.

"Ngedeskripsiin kejelekan!!!" teriak ku.

"Sini Lo!! Kurang ajar Lo!!" Bayu berlari mengejar ku.

nexttparrtttt----

Author:)

Vote sama komennya juseyo:)

Avita:)

enthusiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang