Happy reading♡
****
Puing-puing abu bertebangan mencari tempatnya untuk jatuh, bau kayu terbakar semakin menyeruak di indera penciuman. Asap asap sisa pembakaran beterbangan ke atas melalui udara meninggalkan bangkai barang yang sudah tidak dapat digunakan lagi.
Sebagian dari tempat kebakaran sudah padam tidak dengan sebagian lain yang apinya belum padam dan sayangnya disana terjebak seorang gadis didalamnya.
Pakaian lusuh nan kotor telah melekat di tubuh gadis dengan surai hitam sepunggungnya. Dadanya begitu sesak karena asap yang masuk ke paru paru sudah begitu banyak. Ingin keluar tapi bara api di sekitarnya seolah tidak mengizinkannya untuk keluar. Ingin berteriak, suaranya sudah tidak bisa dikeluarkan lagi. Tenggorokannya mengering karena termakan banyak asap.
Prang!
Bunyi kayu jatuh yang sudah terbakar jatuh begitu saja hampir mengenai kepalanya. Untung saja ia cepat menghindar kalau tidak mungkin luka bakar sudah pasti menghiasi kepalanya atau lebih parah dari itu.
Air mata sudah tidak dapat dibendungnya lagi, ia sudah berusaha untuk bisa keluar dari lingkaran panas ini, tapi hasilnya tetap sia sia. Jalan keluarnya seolah sengaja ditutup oleh hawa panas ini. Pasrah, hanya itu yang bisa ia lakukan. Meringkuk bagai bayi menunggu keajaiban datang untuk membantunya keluar dari si merah yang kelamaan akan semakin besar.
Nafasnya makin menipis, kesadarannya hampir direnggut paksa darinya.
Mungkin memang ini waktuku untuk pergi dari dunia ini.
Mata yang semula redup kini tertutup sempurna.
****
"Aaaaa." Pekikan begitu keras meluncur dari bibir mungil gadis itu diiriingi dengan nafasnya yang ngos-ngosan.
Keringat kecil kecil mengalir di pelipisnya, dadanya berdegup keras menandakan bahwa ia begitu ketakutan.
Mimpi, mimpi itu lagi. Mimpi yang berisi kejadian dua bulan lalu. Mimpi kebakaran yang begitu nyata kini selalu hadir di mimpinya. Ia masih bisa merasakan bagaimana nafasnya begitu sesak saat menghirup banyak asap membuatnya begitu trauma.
Saat itu, kebakaran itu terjadi begitu saja membuat ia hampir kehilangan nyawanya. Entah apa penyebab kebakaran itu, masih menjadi misteri baginya. Saat ia membuka mata ia sudah berada ditempat ini bersama seseorang yang tidak dikenalnya.
"Ada apa?" Sebuah suara masuk keindra pendengarannya membuat kepalanya sontak menoleh.
Disana berdiri seorang cowok yang hampir dua bulan ini menemaninya. Entah sejak kapan cowok itu berdiri di pintu masuk itu. Tampang datar selalu saja menghiasi wajah tampannya tanpa adanya senyuman sedikit pun.
Albert Erfan Gionich. Cowok dengan paras dingin dan ekspresi yang tidak dapat dibaca. Mata dengan khas tajam yang selalu menatap datar lawannya. Erfan, si cowok yang membingungkan dan susah ditebak.
"Sejak kapan lo disitu?" Bukan menjawab malah gadis itu bertanya balik. Membuat Erfan agak kesal tapi masih menampilkan wajah dinginnya.
"Sejak tadi dan jawab pertanyaan gue." Jawab Erfan tegas penuh intimidasi menatap dingin gadis yang menyandarkan kepalanya di ranjang.
Gadis itu menghela nafas pasrah. "Gue mimpi." Ujarnya menatap balik Erfan.
Erfan menaikkan alisnya. "Mimpi apa?" Tanyanya.
"Cuma mimpi buruk." Jawab Leina ragu.
"Lo mau bohong sama gue Leina?" Desis Erfan menatap tajam gadis itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/241648092-288-k548628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLEIN
Teen FictionMARI FOLLOW SEBELUM MEMBACA YA^^ *** Semenjak kejadian kebakaran dua bulan lalu, hidup gadis bernama lengkap Karleina Clivedoper itu berubah drastis. Tinggal bersama seorang cowok yang telah menyelamatkan hidupnya. Leina kira dia akan bahagia, tapi...