Happy Reading♡♡
Tinggalkan pesan dengan memvote dan mengoment ;))
****
Riri menyusuri koridor dengan wajah datar bercampur dengan raut khawatirnya. Berbagai macam godaan siswa laki-laki yang ditujukan untuknya Riri acuhkan.Neng Riri datar amat kayak hati abang, tapi candu..
Celetuk salah satu siswa laki-laki yang menggodanya.
Jika bukan karena ada hal penting, mungkin sepatunya sudah bertengger manis di wajah jelek mereka. Tapi untuk saat Riri tidak memedulikan mereka. Pikirannya sedang berkecamuk, perasaannya sangat tidak enak.
Leina.
Riri terus memikirkan gadis bermata sipit itu. Tadi saat di kantin tiba-tiba saja Leina mengiriminya pesan. Pesan yang membuat dirinya tiba-tiba khawatir. Biar bagaimana pun, Leina gadis yang lemah. Jadi Riri harus melindunginya. Riri sungguh khawatir.
Karlein Clip💩
Riri tolong gue.
Di kelas.Itulah kira-kira isi pesan dari Leina, Entah apa yang sedang terjadi pada gadis itu sampai meminta tolong padanya. Setahunya, Leina bukanlah orang yang suka minta tolong jika itu tidak terlalu penting, tapi jika gadis itu sudah minta tolong seperti ini, pasti itu sangat penting atau dia sedang dalam bahaya.
Dengan tergesa-gesa Riri memakan baksonya, bahkan dirinya sempat tersedak kuah bakso yang cukup pedas membuat telinganya kepanasan. Setelah menghabiskan cukup banyak drama perihal makan bakso, Riri langsung menuju kelas sesudah membayar makanannya.
Riri semakin mempercepat langkahnya saat pintu kelas sudah terlihat, tapi yang anehnya pintu dalam keadaan tertutup. Perasaan Riri semakin tidak enak. Dengan sedikit berlari Riri menuju kelasnya dan membuka pintu kelas.
Nafas Riri tiba-tiba tercekat.
"Leina.." gumam Riri.
"Riri tolongin gue. Hiks." Isak Leina menatap Riri sendu.
Dengan perasaan campur aduk Riri berlari menghampiri Leina yang masih terduduk di kursinya. Isakan tangis keluar dari mulut gadis itu.
"Lo kenapa? Kok lo nangis?" Tanya Riri cemas menyentuh bahu Leina yang gemetar.
"Riri.. gue takut." Adu Leina lirih.
Mendengar itu, Riri langsung memeluk tubuh ringkih Leina. "Lo takut kenapa Leina?" Tanya Rirj.
Leina hanya diam, isakan kecil masih keluar dari mulut gadis itu. Dengan pelan tangan Riri mengusap bahu Leina untuk menenangkannya.
"Leina, jawab gue. Jangan buat gue khawatir. Kasih tau gue apa yang terjadi sama lo." Ujar Riri pelan.
Riri sungguh khawatir sekarang, apalagi melihat Leina yang tiba-tiba menangis seperti ini. Padahal sebelum dia pergi ke kantin gadis itu baik-baik aja dan masih kesal dengannya.
"Leina jangan diem. Sekarang lo cerita sama gue." Riri tak tahan dengan keterdiaman Leina, banyak pertanyaan yang muncul di otaknya.
"Erfan." Jawab Leina spontan.
"Erfan?" Beo Riri. Siap Erfan? Riri melepaskan pelukkannya dan menatap manik mata Leina yang merah karena menangis.
"Dia siapa? Dia apain lo?" Tanya Riri bingung.
Leina tak menjawab, malahan gadis itu menundukkan wajahnya. Dia takut. Leina merutuki mulutnya yang menyebut nama cowok itu spontan. Jika cowok itu tahu, habislah dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ERLEIN
Teen FictionMARI FOLLOW SEBELUM MEMBACA YA^^ *** Semenjak kejadian kebakaran dua bulan lalu, hidup gadis bernama lengkap Karleina Clivedoper itu berubah drastis. Tinggal bersama seorang cowok yang telah menyelamatkan hidupnya. Leina kira dia akan bahagia, tapi...