#03#

18 3 0
                                    

Happy Reading♡♡

****
Pagi sekali Leina sudah berangkat ke sekolah. Ini bukanlah dirinya yang suka berangkat pagi, tapi untuk hari ini dia terpaksa hanya untuk menghindari Erfan.

Kejadian kemaren, masih membekas di otak Leina. Dirinya sangat malas jika harus bertemu dengan cowok itu. Oleh sebab itulah ia memilih untuk berangkat pagi-pagi sekali.

Leina duduk di bangku koridor seorang diri. Suasana sekolah masih sangat sepi, hanya ada beberapa murid yang baru datang. Dengan malas Leina melangkah menuju mading untuk melihat dikelas mana dirinya ditempatkan. Hari ini adalah awal semester Leina duduk di kelas sebelas.

Mata Leina bergerak mencari namanya diantara ratusan nama yang tertera di kertas pembagian kelas sebelas. Tak lama matanya mendapatkan namanya di kelas XI IPA 2 yang berjumlah tiga puluh orang.

XI IPA 2

Oktaviani Ervi.
Muhammad Ifran.
Yahya Adnan.
Karleina Clivedoper.
Nauri Susanti.
Rameysha Adjriri.
Dst.

"Untung gue sekelas sama Riri." Syukur Leina melihat nama Riri yang juga berada di kelas yang sama dengannya.

Riri itu sudah bagaikan teman akrab bagi Leina, walaupun mereka baru mengenal sejak kelas sepuluh, Leina sangat suka dengan sikap Riri yang selalu terus terang. Jika gadis itu suka dia akan mengatakannya, jika tidak dia juga akan mengatakannya tanpa menutup-nutupnya.

Tapi, ada satu hal yang membuat Leina penasaran dengan Riri. Gadis itu cukup misterius. Tanpa dosa Riri suka berbicara dengan kalimat yang membuat otaknya pusing sepuluh keliling. Bayangkan saja hanya untuk memahami setiap bait yang keluar dari mulut gadis itu dirinya dibuat pusing memikirkannya.

"Leina!" Panggilan itu membuat Leina kembali ke alam sadarnya yang sejak tadi memikirkan Riri.

Leina menolehkan kepalanya melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata itu orang yang sedari tadi dipikirkannya.

"Tumbenan lo berangkat pagi?" Ledek Riri sudah berdiri di dekatnya.

"Salah mulu gue perasaan. Datang telat salah, datang pagi gue juga salah. Terus gue gak datang aja gitu?" Sebal Leina menatap malas Riri. Hari masih pagi dan gadis itu sudah meledeknya.

Riri terkekeh. "Ck, Baperan lo. Cepat tua baru tahu." Balas Riri kemudian merangkul bahu Leina. "Yok kelas." Ajak Riri.

"Lo udah tahu kita sekelas?" Heran Leina. Pasalnya gadis itu saat tiba di sampingnya tidak ada melirik sedikit pun pada papan mading.

Riri hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kok bisa? Lo kan baru datang?" Tanya Leina lagi mulai penasaran.

"Secepatnya lo datang kesekolah, masih kalah cepat dengan datangnya gue ke sekolah." Jawab Riri tenang.

Kan, apa kata Leina. Gadis ini random. Hanya dengan mendengar kalimat yang mungkin biasa saja, Leina sudah dibuat pusing memikirkan maksudnya.

Leina menatap Riri dari samping.
"Maksud lo? Jangan-jangan lo penghuni disini?" Tanya Leina mulai ngawur.

"Iya." Jawab Riri menatap balik Leina yang mulai was-was menatapnya.

Riri tersenyum misterius membuat bulu kuduk Leina berdiri.
"Mau gue kenalin sama mereka?" Tunjuk Riri pada kolam ikan yang terletak di taman.

"Mereka mau kenalan sama lo." Sambungnya.

Leina menatap horor pada taman yang di tunjuk Riri. Perasaannya mulai tidak enak. Leina takut. Hari masih pagi Riri sudah membuat ulah. Tanpa basa-basi Leina melepaskan rangkulan Riri dan berjalan cepat menuju kelas mereka yang hanya berjarak beberapa langkah lagi.

ERLEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang