Part 12: The First Summer

801 96 2
                                    


Krist bangun dari tidurnya dan menemukan Singto yang tertidur di sebelahnya. Krist memandangi wajah Singto yang sedang tertidur itu, cukup lama hingga matahari yang baru terbit mulai naik dan menerangi seluruh kamarnya.

"Sepertinya aku benar-benar menyukai orang ini", gumam Krist dalam hati sambil senyum-senyum. Entah apa yang pertama kali membuat Krist jatuh cinta pada Singto, padahal dirinya sangat membenci laki-laki. Krist tahu bahwa selama beberapa bulan ini Singto diam-diam memandanginya, yang tidak diketahui olehnya adalah sejak kapan ia juga diam-diam mulai memandangi laki-laki itu.

Krist mengarahkan jari telunjuknya ke wajah Singto dan menyusuri lekukan wajahnya. "tampan sekali...." Krist selama ini tidak pernah tertarik pada siapa pun, karena ia selalu bersekolah di sekolah khusus kaum Neutrum. Hingga saat ini, belum ada kaum Neutrum yang memiliki ketertarikan secara seksual dengan sesama kaum Neutrum. Ketika teman-teman di sekolahnya ada yang mulai menyukai laki-laki atau wanita dari sekolah lain, Krist tidak pernah menyukai siapa pun. Ia hanya sangat membenci semua laki-laki, tapi juga menganggap wanita hanya sebagai teman. Ini lah kali pertama Krist merasakan rasa suka itu, bagaimana rasanya jatuh cinta yang tanpa alasan ini.

Krist mengusap lembut rambut Singto yang berwarna hitam legam dan terasa sangat halus. Ketika tangannya mengusap-usap rambut Singto, tiba-tiba tangan Singto meraih tangannya dan menarik tangan itu untuk melingkar di pinggang Singto. Kemudian Singto juga melingkarkan tangannya di pinggang Krist dan menariknya masuk ke dalam dekapannya. 

"Selamat pagi, pacarku.", ucap Singto sambil tersenyum dan memandangi Krist

"Pagi.."

"Mau ambil sarapan di ruang makan?", tanya Singto tapi Krist menggelengkan kepalanya dan masih memeluk Singto.

"Kita makan mie instan aja gimana? Aku males keluar kamar hari ini."

"Oke.", Singto mengangguk.

"Ok. Aku mandi dulu.", Krist bangun dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi. Sementara Singto masih di atas kasur sambil bermain game di handphone nya.

"kamu gak mandi, Singto?", panggil Krist yang memecah fokusnya ketika sedang bermain game.

"Bentar satu kali lagi, sayang." -eh

Krist cukup salah tingkah karena dipanggil seperti itu, tapi juga kesal karena Singto mengatakan itu sambil fokus main sama handphone nya. Krist pun ke dapur untuk menyiapkan bahan untuk dimasak. 

"Aku kembali ke kamarku dulu ya, mau mandi.", ucap Singto.

"Iyaa.. Nanti makan disini lo, aku masak 2 mie."

"Siap, sayang.", ucap Singto sambil melakukan posisi hormat.

Krist hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkah pacarnya itu.

Tak lama kemudian, bel kamar Krist berbunyi ketika ia sedang sibuk mengangkat mie dari panci ke atas piring.

"Lea, open the door.", pintu pun terbuka otomatis dan Singto langsung masuk menghampiri Krist di dapur.

"Krist, kamu masak mie instan aja kenapa baunya sampai kaya gini?"

"Gak cuma mie instan. Aku bikin omelet juga biar ada proteinnya."

"Ohh.. wow. Aku cobain ya.", Singto yang baru datang langsung duduk dan mencoba makanan yang ada di meja dapur.

"Gimana?"

"Aku baru tahu kamu bisa masak. Ini enak banget."

"Makasih.. Tapi ini cuma omelet, mudah masaknya."

The Solar HollowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang