Part 35: Eyes on you, Eyes on me

807 97 1
                                    


Singto mengantar Krist yang tersesat menuju ke kamarnya. Mereka sampai di depan pintu kamar setinggi 4 meter. Pintu itu terbuat dari lempengan baja dengan ukiran huruf kanji "Wen" yang terbuat dari emas.

"Ini bukan kamarku, kan?", tanya Krist yang masih berdiri di depan pintu dan nampak kebingungan. Sementara alat pemindai bionic di depan pintu sedang memindai iris mata Singto.

"Welcome, Sir.", suara dari artificial intelligent.

"Ini kamarku, Krist."

Pintu baja itu pun bergeser dan menampakkan ruangan yang sangat luas, temboknya terbuat dari kaca dan menunjukkan pemandangan city lights di malam hari. Mansion itu berada di puncak pegunungan dan pemandangan lampu kota dari atas gunung terlihat sangat indah. Krist memandangi keindahan pemandangan di hadapannya itu dan rasa kesalnya pun mereda.

Singto menatap Krist dan mengusap lembut pipi kekasihnya itu. "Lihat aku."

Krist menoleh dan menatap kedua mata Singto.

"Thank you.", ucap Singto.

"Untuk apa?", tanya Krist.

"For coming back to me.", ucap Singto sambil tersenyum. Krist memeluk Singto dan menyandarkan kepala nya di bahu Singto. Pelukan itu dibalas oleh Singto dengan lebih erat. Kedua lengannya melingkar pada tubuh ramping kekasihnya.

"Remember, you are my one and only.", ucap Singto sembari mengecup dahi Krist.

"Maaf. Aku tidak tahu kenapa tadi bisa mikir kaya gitu. Selama 2 tahun ini aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, apa kamu sudah punya yang baru, apa kamu sudah tidak peduli..."

"Krist. Aku selalu menunggu kamu kembali, entah sampai kapan pun."

"Bagaimana jika aku tidak kembali? Bagaimana jika aku malah menemukan orang lain?"

"Jika kamu bahagia, I will let you go."

"Terus kamu gimana?"

"Mungkin hidup menyendiri.", jawab Singto dengan ekspresi wajah yang serius, ia tidak bercanda. Memang ia tahu jika Krist tidak kembali padanya, ia tidak akan bisa mencintai orang lain lagi.

"Aku harus melanjutkan pekerjaan, masih ada beberapa files yang perlu kutanda tangani sebelum ke Moscow. Kamu istirahat saja disini.", ucap Singto sambil berjalan menuju ke ruang kerjanya yang berada di ruangan sebelah kamarnya.

Krist mengangguk dan menuju ke tempat tidur, lalu ia berbaring disana. Aroma tempat tidur itu sangat lekat dengan aroma Singto. Krist menenggelamkan wajahnya di bantal dan menghirup dalam aroma yang sangat ia sukai itu. Tak lama ia pun tertidur.

***



⚠️ CW ⚠️
NSFW 🔞
21+
Harap bijak dalam membaca










Singto akhirnya selesai membaca dan menanda tangani berkas terakhir. Ia melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul 1 pagi. Singto menuju ke kamar mandinya untuk mandi. Kebiasaannya sebelum menuju tempat tidur adalah mandi meski di pagi buta sekali pun.

Singto keluar dari kamar mandi, hanya mengenakan boxer dan handuk di kepalanya untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Ia menghampiri tempat tidurnya dan melihat Krist yang telah tertidur pulas. Singto tersenyum sembari membelai lembut rambut Krist, seperti yang biasa ia lakukan. "Sangat menggemaskan."

The Solar HollowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang