Part 20: Promise

753 97 1
                                    


⚠️CW⚠️
Mature content, NSFW, 21+
Harap bijak dalam membaca.















Singto menggendong Krist dan merebahkannya di atas tempat tidurnya. Krist menarik t-shirt yang dikenakan Singto sehingga menampakkan dada nya yang bidang dan abs nya yang terbentuk sempurna. Krist meraba tubuh kekasihnya itu. Sentuhannya menjalar dari nipple, turun ke abs dan membuat gerakan memutar disana, menyebabkan Singto merasakan aliran yang membuatnya merinding dan terangsang. Krist meremas bagian bawah yang menonjol dan tertahan oleh celana. Ia membuka celana itu dan membebaskan penis yang mulai tegang. Ia memasukkan penis kekasihnya ke dalam mulutnya, menghisap dan memainkan lidah di dalam mulutnya yang membuat desahan terlepas dari mulut Singto.

Krist terus mengulum penis kekasihnya, mengeluar-masukkan barang itu di dalam mulutnya yang terasa hangat dan lembab. Ia pun menjilati ujung penis kekasihnya sambil tangannya memainkan dua bola yang menggantung. Sementara Singto menikmati blowjob yang dilakukan oleh Krist sambil memainkan nipple kekasihnya itu. Ia memilin dan memutar nipple yang kini telah tegang.

"Hnggh....", desahan Krist yang tertahan karena dalam mulutnya penuh sesak dengan penis milik kekasihnya.

Krist merangkak, mendorong pelan tubuh Singto ke tempat tidur sehingga laki-laki itu berada di bawahnya. Lalu ia duduk di atas perut Singto sambil tangannya mengocok penis kekasihnya itu dan menggesekkan ke lubangnya yang telah basah. Ia mengarahkan penis itu masuk ke dalam lubangnya. Ia menggerakkan tubuhnya perlahan, naik-turun.

Singto menatap Krist yang kini berada di atasnya, menatapnya dengan wajah sensual yang penuh nafsu. Tangannya memegang pinggang kekasihnya yang sibuk bergerak itu, terkadang tangannya meraba nipple yang membuat desahan kekasihnya semakin keras. Singto memasukkan jarinya ke dalam mulut Krist, dan ia mengulum jarinya bagaikan permen lolipop.

"Ahh... ah..", gerakannya semakin cepat, ia semakin cepat bergerak naik-turun di atas tubuh Singto.
"Ahhh.. aku mau keluar Singto."

"Say my name, Krist."

"Singhh ahh Singto ahh ahhhh", sementara tangan Singto semakin cepat mengocok penis kekasihnya itu hingga Krist mengalami pelepasan yang membasahi perut Singto.

Setelah mencapai klimaks, tubuh Krist terasa lemas ia pun merebahkan dirinya di atas dada Singto, sementara Singto menggerakkan pinggulnya. Ia mendorong penisnya semakin dalam ke dalam lubang kekasihnya.

"Hmmmhh... mmhh...", Krist mencium bibir Singto sambil merasakan bahwa dirinya akan mencapai klimaks lagi.

"Singtooo... singto singto disitu.. ah ahhh"
Singto mempercepat gerakannya, "kamu hari ini sensitif sekali."

"Karena sudah lama kita.. hnggh ga having sex. Ahhhh!"

"Hahhh Krist aku mau keluar hah... hah"
Cairan putih kental tumpah ke dalam lubang anal. Pada Neutrum terdapat pembatas antara usus besar dan uterus, sehingga cairan yang terlepas itu akan menuju ke dalam uterus nya.

Keduanya terengah-engah dengan Krist yang masih tertidur di atas tubuh Singto.
"Aku berat gak?"

"Gak kok. Stay like this.", ucap Singto sambil mengusap-usap punggung Krist.

Singto merapikan rambut Krist yang lengket karena terkena keringatnya. "Sudah lama ya kita gak melakukan ini."

"Karena kamu yang selalu menolak. Seperti biasa, you're the best.", ucap Krist sambil mencium dada kekasihnya itu.

Singto menarik selimut dan menyelimuti tubuh mereka berdua, "karena aku tidak ingin kamu hamil."

"Aku juga tidak mau anakku menderita terlahir di dunia yang seperti ini. Paling tidak sampai dunia ini kembali damai. Apa kamu tidak apa-apa?"

"Tentu tidak masalah. Tubuhmu adalah keputusanmu, aku tidak akan memaksa. Moreover, we're still young. No need to rush.", ucap Singto sambil mengecup kepala Krist.

"Tolong tetaplah bersamaku, Singto. I love you."

"I love you too, Krist. Aku tidak akan pergi kemana-mana."

"I promise."

The Solar HollowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang