07. hibur

3.4K 516 21
                                    

Happu reading:)

🌹🌹🌹🌹🌹

chapter 07. i want to be the one to cheer you up
.
.
.
April 25, 2021

🌹🌹🌹🌹🌹

Jagiya,” panggil Jennie dengan manja, ia peluk gadis jangkung yang tengah duduk di balkon kamarnya itu dari belakang dan menaruh dagu di pundaknya.

“Hm?” sahut Lisa tanpa semangat, ia bahkan tidak menoleh sedikit pun.

“Jangan sedih,” pintanya lirih. Sejak pertengkaran mommy dan daddy kemarin Lisa memilih menginap di rumah Jennie karena ia tidak betah di rumah sendiri yang membuatnya sumpek. Kedua orangtua Jennie untung saja membiarkannya menginap jika tidak mungkin Lisa sudah jadi gelandangan mendadak. “Akukan di sini, aku bakal nemenin kamu. Jadi jangan sedih lagi ya?”

Lisa tidak merespons saking sibuknya balik melamun, ia sedang berpikir harus melakukan apa agar orangtuanya tidak ribut dan ribut lagi sampai membuatnya tak betah di rumah sendiri. Ingin sekali rasanya kabur jauh bersama Jennie untuk menyegarkan pikiran, tapi mustahil karena mereka harus sekolah apalagi ujian nasional sudah semakin dekat.

“Lisa!” panggil Jennie dengan lebih keras, ia sampai menepuk pipi kekasihnya sedikit keras agar kembali tersadar dari lamunannya. Melamun itu enak, ia tahu, tapi tidak saat ia ajak ngobrol juga. “Dengerin dong kalo aku ngomong ah, malah ngelamun sendiri. Mau aku temenin atau nggak? Kalo nggak biar aku pergi aja,” ancamnya serius. Ia mengajak Lisa menginap di rumahnya itu agar tidak merasa sendirian dan tertekan bukan untuk melamun seperti ini.

“Jangan marahin aku.” Lisa menoleh dengan bola matanya yang sudah berkaca-kaca siap menangis.

Jennie segera memeluk pujaan hatinya sebelum menangis, ia merutuki sifat tidak sabarannya yang hampir membuat Lisa semakin sedih. Seharusnya ia bisa sedikit berkepala dingin bila mengurusi Lisa yang kondisinya tidak stabil seperti ini, setelah lumayan kembali tenang ia lepaskan dekapan tersebut dan duduk dengan posisi kaki membentuk huruf W di atas ubin.

Melihat wajah redup Lisa membuat Jennie bingung harus melakukan apa, ia tidak pandai menyemangati orang yang sedang sedih, ia paling tidak bisa melakukannya.

Jennie mendongak saat mendapat ide yang bisa membuat Lisa mungkin sedikit bahagia, tapi ia harus membuat dirinya sendiri malu. Apa yang harus ia lakukan? Memalukan diri sendiri atau membuat Lisa kembali tersenyum? Ia tidak mau membuat dirinya sendiri malu, tapi mau membuat Lisa tersenyum lagi.

Bagaimana ini?

Masa harus malu-maluin diri sendiri sih? Guekan orangnya jaim, batin Jennie kebingungan setengah hidup. Tapikan ini nggak malu-maluin banget, kata Lisa malah ngegemesin, batinnya lagi.

“Aku mau nangis lagi,” lapor Lisa yang matanya sudah mulai berair lagi.

Baby, look! Mandoo's face can be pulled this long.” Jennie menarik kedua pipi gembilnya yang elastis hingga melar ke samping. Ia merasa malu saat ini karena biasanya tidak suka bila pipinya ditarik-tarik sebab pasti terlihat chubby, tapi demi Lisa akan Jennie lakukan. Ia tidak  tanggung-tanggung, karena sudah terlanjur malu akan kelakuannya sendiri maka ia lanjutkan saja sekalian, Jennie tarik kornea matanya sampai ke ujung dalam lalu menggelenggelengkan kepala seperti orang tak waras.

Bodo amatlah.

“Kamu kenapa sih?” tanya Lisa sambil tersenyum tipis. Jarang sekali melihat Jennie melakukan hal seekstrem ini, biasanya gadis itu paling anti memalukan dirinya sendiri. Jaim.

Jennie kemudian menggoyangkan pundaknya sambil memanyunkan bibir. “Pura-pura ketawa aja kenapa sih? Aku udah malu-maluin diri aku sendiri kayak gitu kamu malah cuma senyum tipisssssssssssss banget,” rajuknya menatap gadis jangkung itu sebal.

“Kok maksa?” tanya Lisa menahan senyum lebarnya.

Jennie melengos pura-pura marah.

Lisa pun melakukan hal yang seperti yang dilakukan Jennie tadi, menarik kedua pipi dan memasang wajah anehnya. “Ya Jennie-ya.” Ia geleng-gelengkan kepalanya lalu tertawa renyah.

Beberapa saat kemudian Jennie ikut tertawa, ia peluk tubuh Lisa hingga terjatuh ke lantai karena kaget. Mereka berdua tertawa bersama.

“Cantiknya pacar aku kalo ketawa gini.”

“Makasih ya udah hibur aku.”

Jennie hanya tertawa kecil lalu tanpa Lisa duga sedikit pun gadis itu main nyosor saja mengecup bibirnya membuat Lisa seketika membeku karena syok.

“Iya sama-sama.”

🌹🌹🌹🌹🌹

Jadi ini tuh terinspirasi dari manhua, tapi lupa aku judulnya. Dan semoga kalian suka😗

xoxo,
nia.

sweet love ➳ JENLISA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang