31. new life

1.1K 146 3
                                    

Happu reading:)

🌹🌹🌹🌹🌹

chapter 31. new life
.
.
.
April 24, 2024

🌹🌹🌹🌹🌹

Bubba, pilih ini aja bagus, tempatnya nggak terlalu besar atau kecil.”

You think so?”

Yep.”

Hari ini, Jennie dan Lisa pergi berburu tempat tinggal yang dekat dari universitas tempat mereka akan kuliah. Lisa bahagia sekali sebab ia bisa belajar di tempat yang sama dengan sang kekasih meski jurusan mereka berbeda. Saat Mama dan Papa tahu Jennie dan Lisa berhasil masuk di universitas sama, keduanya menyarankan supaya tinggal bersama saja karena Mama jujur saja takut anaknya kesepian dan tak terurus bila tinggal sendiri. Lisa laporkan ke Mommy tentang penawaran itu dan Mommy setuju, itu bisa menghemat biaya tempat tinggal.

Seminggu lalu, Mama dan Papa bertemu Mommy untuk pertama kalinya. Anak-anak mereka tampak kegirangan sendiri melihat orang tua dari dua pihak begitu rukun. Dari pihak Jennie, mereka setuju andaikata harus membayar sewa apartemen lebih banyak supaya Mommy yang ibu tunggal tidak terlalu terbebani. Lisa memeluk Mama dan Papa sangat erat kala hendak pamit pulang, sebagai bentuk terima kasih atas segalanya. Lisa merasa bersyukur calon mertuanya memiliki hati begitu baik.

“Bener, ini aja bagus, kamarnya ada dua jadi bisa tidur sendiri-sendiri,” komentar Papa berjalan dengan kedua tangan di pinggang belakang.

Ya, meski boleh tinggal seatap, mereka harus tidur di kamar berbeda. Jennie dan Lisa tidak masalah, asal setiap pulang bisa melihat wajah satu sama lain maka itu sudah cukup.

“Menurut Mama gimana?”

“Mama cocok juga, dapurnya bagus, besar.” Mama berkomentar jujur, beliau selalu menilai sebuah rumah dari dapurnya.

“Kalo Mommy?”

“Mommy setuju, jarak ke kampus deket, akses ke jalan raya juga bagus, swalayan ada di depan, ukuran kamar sama ruangan lain cukup, airnya bersih. Dah pas buat anak kampusan,” jelas Mommy yang melihatnya dari segala aspek.

Jennie dan Lisa menoleh ke satu sama lain lalu terkikik bahagia. Mereka pun mengambil unit itu lantas langsung membayar uang DP sebagai tanda jadi.

“Kamu seneng nggak?” tanya Lisa melingkarkan tangannya ke pinggang Jennie dari belakang dengan tiba-tiba.

Jennie sempat menegang sampai pundaknya terangkat karena kaget, tapi saat mendengar suara familier itu ia segera menoleh ke samping, dan meletakkan tangannya ke poni Lisa.

Of course I’m happy.

Me too.”

Mama dan Mommy memerhatikan interaksi hangat itu sambil menunggu Papa mengurusi pembayaran. Mereka tersenyum, ada perasaan lega ketika melihat anak-anak bisa menjadi diri sendiri dan menunjukkan perasaan tanpa harus disembunyikan layaknya aib.

Cinta tak pernah menjadi aib. Cinta adalah anugerah.

“Kita bakal kuliah terus lulus dan kerja. Besok kalo aku dah kerja dan punya uang, aku mau beli apartemen sendiri buat tinggal sama kamu.”

“Hm? Emang ini aja nggak cukup?”

“Inikan pemberian orang tua kita, aku mau bisa buktiin ke kamu kalo aku mampu memberi kamu tempat tinggal yang layak juga.”

Aw, you’re so sweet.” Jennie menangkup wajah mungil Lisa di tangannya dan mengerucutkan bibir bawah ke depan. “Aku yakin kamu pasti bisa, kamukan hebat.”

sweet love ➳ JENLISA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang