18. [Break]

2.6K 359 22
                                    

Setelah kejadian 3 hari yang lalu, Akaashi tak kunjung memberi kabar pada (Name). Sedangkan (Name) dan tim Nekoma sudah kembali masuk sekolah seperti biasa.

Sudah seharian penuh (Name) menangis pada Kuroo dan Kenma. Pantas saja kalau gadis itu menangis, Akaashi tak pernah bersikap seperti itu padanya.

Kabarnya, Tim Fukurodani masuk final dan pertandingannya diadakan Hari ini. Kuroo mengajak (Name) untuk ikut melihat pertandingannya. Tadinya dia ingin menolak tapi ia ingin nonton juga.

Karena sedang ada rapat guru, siswa dipulangkan lebih cepat. Maka Kuroo, (Name), Kenma, Yaku, dan Lev dapat pergi ke gedung olahraga melihat pertandingan final.

"Jam berapa diadakannya?"

"Kalau di jadwal sih jam 1 siang" ucap Yaku yang sedang mengusap layar smartphone nya.

Beruntung sekali jam setengah 1 mereka sudah sampai di gedung itu. Setelah membeli minuman, mereka duduk di tribun penonton.

"Oya? Hebat sekali si burung hantu aneh itu" ucap Kuroo.

'kau tidak punya kaca sampai mengatai orang lain aneh?' batin keempat orang yang datang bersamanya.

Netra keemasan Bokuto dibawah sana menangkap kehadiran Kuroo, dan yang lainnya.

"HEY HEY HEY!! BROKUROO! (NAME)-CHAN" teriaknya sambil melambaikan tangannya riang. Yang disapa kaget bukan main, mata Bokuto sangat tajam.

Bohong bila Akaashi tak mendengar teriakan Bokuto. Ia sontak menoleh ke arah keempat anak Nekoma itu berada. Akaashi merindukan (Name) sejujurnya. Tapi ia masih kesal karena waktu itu sang pujaan hatinya sudah diperebutkan oleh laki laki lain, juga malah mengandalkan Sugawara untuk menemaninya. Ditambah pikirannya sedang kalut saat itu.

Pertandingan dimulai. Ichibayashi melawan Fukurodani. Suasana pertandingan cukup menegangkan. Bola memantul saling membalas serangan. Sayangnya berakhir kandas bagi Fukurodani. Pendukungnya kecewa walaupun tribun sebrang bersorak gembira.

Para pemain Fukurodani berbaris didepan pendukungnya untuk mengucapkan terimakasih. Setelah berdiri dari posisi membungkuknya, Akaashi memandang (Name) yang sedang tersenyum kecil sambil bertempuk tangan.

Sayangnya Akaashi tidak memberi ekspresi apapun. Sakit gak tuh? :')

Kuroo dan yang lainnya tetap tinggal sampai upacara penutupan selesai. Kemudian mereka mendatangi pemain Fukurodani untuk mengucapkan selamat sudah menjadi juara kedua.

Bokuto memeluk Bro-nya sambil sedikit menangis. Lev dan Yaku mengajak pemain yang lainnya bersalaman dan ikut memberikan selamat.

Akaashi dan (Name) saling pandang namun tak ada yang mau membuka suara terlebih dahulu.

"(Name)-chan!" Bokuto merangkul gadis yang tubuhnya lebih kecil daripada dirinya.

"Dengar, kau tahu apa yang Akaashi lakukan setelah kalian bertengkar?"

"Bokuto-san.."

"Ia merengek setiap malam. Bahkan sebelum tidur dia selalu kesal sendiri di pojok kamar" Bokuto menutup mulutnya dari hadapan Akaashi. Agak berbisik pada (Name).

Di pelipis Akaashi, tumbuh perempatan imaginer memandang Bokuto agak kesal.

"Cepat selesaikan masalah kalian" lanjutnya menepuk nepuk pundak kedua insan yang ada didepannya lalu pergi begitu saja ditelan bumi :) maafkan aku istri istrinya Bokuto :')

Sayangnya Akaashi masih diam tak bergeming di tempatnya.

"Apa ada yang mau kau bicarakan Keiji?"

"Un.. etto- Apa kau menyimpan nomor Atsumu?"

"Kalau iya?"

"Em, tak apa. Hak mu" matanya menoleh ke arah lain menyembunyikan kecewanya.

"Tidak. Dia hanya akan menggodaku" Akaashi menatap wajah cantik (Name) meminta gadis itu melanjutkan kalimatnya.

"Aku sudah punya dirimu"

"(Name)?" Pipi Akaashi mulai memerah.

"Tapi Keiji, apa perlu aku ulangi perkataanku agar kau tak meragukan diriku? Apa kau tak percaya padaku?" Kini (Name) menatap Akaashi dengan tatapan mengintimidasinya.

"Kalau kau tak percaya, kita akhiri saja"

"H-hah?" Akaashi melongo tak percaya. Apakah harus di keaadaanya yang sedang kelelahan seperti ini?

"Begini, akhiri saja dulu hubungan kita"

"T-tunggu! (Name)? Apa yang kau katakan? Hei j-jangan bercanda"

"Aku tidak bercanda. Take a time untuk diri kita sendiri dengan begitu, mungkin kita bisa memahami diri masing masing terlebih dahulu" Akaashi terpaku. Hatinya hancur, pikirannya berantakan.

"(Name), kita bisa atasi ini bersama sama. Aku mohon maafkan aku"

"Aku sudah memaafkanmu Keiji. Kau tau? Berjarak itu perlu"

"Apa karena Atsumu?"

"Kenapa jadi bahas dia?"

"Kau seperti ini karena Atsumu kan? Atau mungkin Sugawara" Akaashi memalingkan wajahnya dan tersenyum hambar.

"Apa yang kau katakan?"

(Name) tidak mengerti kenapa sikap Akaashi Jadi seperti ini. Lebih posesif, dan sangat menyebalkan.

"Ha? Tidak. Baiklah, jaga dirimu baik baik ya" pria bersurai hitam itu berlalu meninggalkan (Name).

'Sebenarnya ada apa dengannya?' batin (Name)

Bokuto dan Kuroo masih berbincang di tempat semula. Akaashi melewati mereka berdua.

"Hey! Akaashi, bagaimana?"

"Kami putus Bokuto-san" Akaashi menunjukkan senyum palsunya kemudian melanjutkan langkahnya.

Bokuto dan Kuroo menatap tidak percaya pada (Name) yang sedang tersenyum palsu juga dengan bulir air mata yang mulai menetes.













Tbc~
Sorry kurang ngefeel sad nya:(
Hope you enjoy this chap

MINE? || Akaashi Keiji ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang